Find Us On Social Media :

Operation Warp Speed, Misi Presiden Donald Trump Perangi Gejala Covid-19 Warga AS Lewat Antibodi Monoklonal

Operation Warp Speed telah mengamankan ratusan ribu dosis obat antibodi monoklonal yang dikembangkan oleh Regeneron.

GridHEALH.id - Segala upaya meredakan pandemi Covid-19 dilakukan oleh pemerintah di seluruh dunia.

Contohnya, belum lama ini Pemerintah Amerika Serikat berencana menyediakan satu juta dosis antibodi Covid-19 buatan Regeneron.

Informasi tersebut disampaikan oleh seorang pejabat dari Kementerian Kesehatan Amerika Serikat.

Presiden Donald Trump, yang terkonfirmasi positif Covid-19 dua minggu lalu dan dengan cepat mengaku telah sembuh, diketahui mengonsumsi obat tersebut sebagai salah satu upaya menyembuhkan gejala Covid-19.

Operation Warp Speed, program Pemerintah Amerika Serikat yang dibentuk untuk menanggulangi Covid-19, telah mengamankan ratusan ribu dosis obat antibodi monoklonal yang dikembangkan oleh Regeneron Pharmaceutical Inc and Eli Lilly & Co, U.S.

Laporan terseburt diungkap oleh Pejabat Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Paul Mango.

Baca Juga: Jarang Dibicarakan, Uji Coba Tahap Awal Vaksin Virus Corona Ini Hasilkan Kekebalan Tubuh yang Baik

Baca Juga: Penasaran Kenapa Wanita Suka Bad Mood Jelang Haid? Ternyata Karena Ini

Mango juga menyebut akan ada satu juta dosis yang diamankan oleh pemerintah sampai akhir tahun ini.

Usai membeberkan dirinya mengonsumsi antibodi tersebut, Donald Trump menyebut obat tersebut mendapatkan izin pakai secepatnya.

Saat diwawancarai Rush Limbaug, Donald Trump mengaku kondisi kesehatannya tak akan kunjung membaik jika tidak mengonsumsi obat Regeneron.

 

Selama uji klinis, obat tersebut diklaim efektif dalam meredakan gejala Covid-19. Kini perizinan obat Regeneron tengah diajukan ke Food and Drug Administration (FDA).

Akan tetapi, dua obat Covid-19 yang dikembangkan oleh Regeneron Pharmaceutical Inc and Eli Lilly & Co, U.S tidak sama.

Dikutip dari Reuters (13/10/2020), Regeneron merupakan campuran dua antibodi yang bertujuan melindungi tubuh dari virus, sedangkan obat buatan Eli Lilly & Co berbahan dasar satu jenis antibodi.

Soal khasiat, belum ada pihak yang mengklaim lebih unggul. Meski demikian, dokter di Amerika Serikat belum dapat memberi obat itu ke pasien selama belum ada izin dari FDA.

Baca Juga: Studi : Masker N95 Bekas Ternyata Masih Efektif Memblokir Virus

Baca Juga: Penyandang Diabetes Berpotensi Tularkan Penyakitnya pada Pasangan

Obat hanya boleh diberikan untuk pasien peserta uji klinis, atau mereka yang berada dalam kondisi kritis, seperti yang menjadi dasar pemberian obat bagi Presiden Donald Trump.

Mango mengatakan, bahwa pemerintah akan mengalokasikan obat-obatan Covid-19 ke negara-negara bagian, sesuai dengan kebutuhan.

Aturan pemberian itu juga berlaku untuk remdesivir, obat Covid-19 buatan Gilead Sciences Inc.

Regeneron menyepakati penjualan obat Covid-19, yang disebut REGN-COV2, senilai 450 juta dolar AS (sekitar Rp6,6 triliun) pada Juli 2020. Obat itu rencananya akan dialokasikan untuk kurang lebih pada 300.000 pasien.

Di sisi lain, Regeneron dan Lilly mengatakan pihaknya belum menandatangani perjanjian lain di bawah kerangka Program Operation Warp Speed.

Baca Juga: Mengenal Ganglion,  Tumor Jinak yang Sering Tumbuh di Area Sendi

Baca Juga: Waspadai Tuli Mendadak di Usia Lanjut, Paling Banyak Menyerang Pria

Saat ini, Regeneron mengatakan bahwa kurang lebih 50.000 dosis telah tersedia. Sementara Lily mengatakan pada awal minggu ini pihaknya berencana memproduksi kurang lebih satu juta dosis obat hingga akhir 2020.(*)

#berantasstunting #hadapicorona