Find Us On Social Media :

Setelah Sembuh dari Covid-19, Sangat Mungkin Kembali Terinfeksi Virus Corona Lebih Parah, Tapi Jangan Takut

Ilustrasi - Pasien yang mengalami reinfeksi alias infeksi berulang Covid-19.

GridHEALTH.id – Jangan salah, seseorang yang sudah sembuh dari Covid-19, dikemudian hari bisa saja terinfeksi virus corona untuk yang kedua kalinya.

Bahkan, melihat dari beberapa kasus yang sudah terjadi, infeksi kedua virus corona yang dialami seseorang bisa lebih barah alias lebih berat dari yang pertama.

Baca Juga: Dibalik Bau Menyengat, Petai Mampu Hindari 5 Masalah Kehamilan yang Bisa Menyerang Kapan Saja

Hal ini diperkuat dari pernyataan yang diterbitkan Lancet Infectious Diseases. Yang mana isinya adalah seseorang tidak hanya berpeluang terinfeksi Covid-19 dua kali, tetapi juga bisa lebih parah ketika terinfeksi untuk kedua kalinya.

 

"Kami masih belajar tentang biologi virus dan biologi kami sendiri dalam hal menangani virus,” kata rekan penulis studi yang juga Direktur Laboratorium Kesehatan Masyarakat Negara Bagian Nevada, Mark Pandori, seperti dilansir TIME.

Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Manfaat Minum Es Kopi Hitam Polos Tanpa Gula

Studi itu merinci kasus seorang pria berusia 25 tahun yang tinggal di Nevada. Dia awalnya dinyatakan positif Covid-19 pada bulan April.

Gejala batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, mual, dan diare yang dialaminya hilang pada akhir April 2020, dan kemudian dinyatakan negatif Covid-19, setelah dilakukan test.

Baca Juga: Jangan Salah Pilih! Tidak Semua Obat Herbal Aman Dikonsumsi, Ini Tipsnya

Akan tetapi akhir Mei 2020, dia mulai mengalami gejala sepeti kali pertama dirinya terinfeksi virus corona.

Singkat cerita, benar dirinya kembali terinfeksi virus corona, dan kembali menjadi pasien Covid-19.

Lalu, awal Juni dirinya dirawat di rumah sakit.

Nah, yang mengagetkan, saat terinfeksi virus corona yang kedua kalinya ini, kondisi sakitnya lebih parah dari infeksi virus corona pertama yang dialaminya pada April 2020.

Baca Juga: 5 Cara Sederhana Ini Ampuh Usir Asam Lambung Naik saat Hamil Muda, Catat Ya!

Dokter sampai harus memberinya oksigen untuk bantuan pernapasan.

Lebih mencengangkan, pengurutan genetik menemukan perbedaan yang signifikan antara sampel virus yang diambil pada bulan April dan Juni.

Menurut laporan, artinya hampir pasti dia terinfeksi dua kali oleh virus yang tidur dalam sistem tubuhnya setelah serangan penyakit pertama.

Baca Juga: 5 Alasan Jitu Kenapa Penyandang Diabetes Disarankan Minum Teh

Mengenai kejadian ini, beberapa penelitian sebelumnya telah mendokumentasikan contoh nyata lainnya dari reinfeksi Covid-19.

Infeksi ulang bisa terjadi dalam kurun waktu yang cukup cepat, misal dalam kurun waktu 48 hari antara tes positif pertama dan kedua.

Beberapa penelitian pun menunjukkan bahwa antibodi virus corona bertahan setidaknya tiga bulan.

Baca Juga: 5 Alasan Jitu Kenapa Penyandang Diabetes Disarankan Minum Teh

Tapi ada juga yang mengatakan dengan tegas bahwa belum ada cukup bukti untuk mengatakan seberapa baik antibodi Covid-19, dan berapa lama mampu melindungi orang dari infeksi di masa depan.

Pasien Nevada tidak dites untuk antibodi Covid-19 pada bulan April.

Karenanya tidak bisa dipastikan apakah dia memiliki reaksi kekebalan yang normal saat pertama kali terkena virus.

Namun, dia dinyatakan positif kembali pada bulan Juni.

Baca Juga: Nafsu Makan Meningkat Saat Haid, Ketidakseimbangan Hormon Jadi Penyebab

Pengalaman pasien Nevada itu juga menunjukkan bahwa kasus reinfeksi bisa saja lebih serius dari yang pertama.

Tapi ada juga kejadian, mereka yang terifeksi Covid-19 dua kali, memiliki kasus yang lebih ringan atau bahkan tanpa gejala ketika terinfeksi kedua kalinya.

Nah, berarti infeksi sebelumnya mungkin memberi beberapa perlindungan kekebalan.

Baca Juga: Diklaim 97 Persen Deteksi Virus Corona, Sri Sultan Hamengkubuwono Coba Alat Embusan Napas Buatan UGM

Studi baru mempertanyakan apakah efek itu selalu terjadi atau tidak?

Asisten profesor epidemiologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, Dr. Michael Mina, menjelaskan melalui Twitter bahwa apa yang dialami pasien Nevada bisa jadi kebetulan.

Satu kasus reinfeksi serius dari lebih dari 7,8 juta kasus Covid-19 di Amerika Serikat menurutnya sangat jarang terjadi.

“Reinfeksi sangat penting untuk membangun sistem kekebalan kita. Tapi seperti apa pun, ketika cukup banyak orang yang terpapar ulang, akan ada kasus langka di sana-sini, di mana seseorang itu bisa saja lebih sakit ketika terinfeksi untuk kedua kalinya," tulis Mina.

Baca Juga: Tisu Basah Disinfektan Tuntas Hilangkan Virus Corona, Ah Masa?

Dalam kolom kometar ada ada juga unggahan dari seorang profesor imunobiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Yale, Akiko Iwasaki.

Dirinya mencatat bahwa kemungkinan ada banyak infeksi sekunder ringan atau asimtomatik yang tidak terdeteksi.

"Karena kurangnya pengujian dan pengawasan yang luas, kami tidak tahu seberapa sering infeksi ulang terjadi di antara individu yang sembuh."

Baca Juga: Infeksi Ulang Virus Corona Lebih Parah, Wanita Ini Jadi Pasien Reinfeksi Pertama yang Meninggal Dunia

“Kasus infeksi ulang asimtomatik hanya dapat ditemukan melalui uji komunitas rutin, misalnya, dan kita mungkin meremehkan jumlah infeksi ulang asimtomatik itu," tulisnya.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seseorang Mungkin Terinfeksi Covid-19 Dua Kali, dan Bisa Lebih Serius"