Find Us On Social Media :

Lansia Memang Patut Dijauhkan Dari Covid-19, Sekalinya Terinfeksi, Bukan Saja Risiko Kematian Tinggi Juga Bisa Sebabkan Kepikunan

Pada lansia terkadang disertai kondisi pikun. Ini kemungkinan terjadi karena infeksi virus mempengaruhi proses pikir.

GridHEALTH.id - Orang lanjut usia atau lansia, sering juga disebut manusia lanjut usia (manula) adalah orang dengan fungsi dan daya tahan tubuh yang sudah mengalami penurunan.

Akibatnya, lansia lebih rentan terpapar virus corona dibanding seseorang di usia muda.

Di Amerika Serikat, 80% kematian akibat Covid-19 didominasi oleh orang berusia 65 atau lebih.

Sementara di Indonesia, kematian akibat virus corona didominasi orang pada rentang usia 45-65 tahun.

Infeksi virus corona penyebab Covid-19 bisa berbeda pada kelompok lansia. Selain tingkat kematian yang lebih tinggi dari kelompok usia lain, infeksi virus ini pada lansia juga sering tidak menunjukkan gejala-gejala yang umum.Dr dr C. H. Soejono, SpPD, KGer, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan gejala virus corona yang lebih sering muncul pada lansia adalah hilangnya nafsu makan, hingga perubahan perilaku dan kesadaran, hingga kepikunan.

Baca Juga: Hari Lansia Internasional; Rekomendasi Bagi Lansia Menjelang Akhir Masa Tanggap Darurat Covid-19

Baca Juga: Operation Warp Speed, Misi Presiden Donald Trump Perangi Gejala Covid-19 Warga AS Lewat Antibodi Monoklonal

Tidak ada gejala yang spesifik sehingga ini bisa jadi tantangan tersendiri bagi tenaga medis.

"Kalau kita kenal selama ini gejala terinfeksi virus corona itu ada sakit tenggorokan, demam, batuk, kemudian kalau berat bisa sesak. Nah pada kelompok usia lanjut ini sayangnya gejala itu sering kali tidak muncul," kata dr Soejono dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB pada Rabu (14/09/2020), dikutip dari detik.com.

Perubahan perilaku ini kadang terjadi pada lansia yang disertai kondisi pikun. Ini kemungkinan terjadi karena infeksi virus mempengaruhi proses pikir."Yang tadinya pasien tenang bisa menjadi agresif misalnya. Yang tadinya bisa dengan mudah diikutkan dalam rutinitas keseharian tiba-tiba sering menolak. Mondar-mandir ke sana ke mari tidak mau mengikuti rutinitas yang sudah ia kerjakan selama ini," kata dokter Soejono.

Baca Juga: Waspadai Nyeri Kronik, Terlihat ‘Sepele’ Tapi Bisa Timbulkan Gangguan Jiwa

Baca Juga: Mengunyah Labu Siam Rebus Setiap Hari, Menjaga Tiroid Tetap Sehat

Baca Juga: 4 Cara Mudah Kendalikan Nafsu Makan Berlebih Agar Tak Kegemukan"Jadi adanya perubahan-perubahan seperti itu harus menjadikan kita yang di sekitarnya menjadi lebih sensitif. Jangan-jangan ada sesuatu kondisi penyakit berat akut di belakang perubahan perilaku itu. Apapun perubahan perilaku itu," pesannya. (*)

#berantasstunting #hadapicorona