Find Us On Social Media :

Ridwan Kamil Bakal Berhentikan Wisatawan di Jawa Barat; 'Jangan Kaget'

Gubernur Jabar Ridwan Kamil Saat Memaparkan Pelanggar Prokes Di Jabar, Senin (28/9/2020)

GridHEALTH.id - Libur panjang di bulan akhir bulan Oktober 2020 ini memicu kekhawatiran akan munculnya klaster baru penyebaran virus corona (Covid-19).

Pasalnya berkaca pada libur panjang sebelumnya, memang selalu terjadi peningkatan dan penambahan klaster baru Covid-19.

Baca Juga: Beli Vaksin Covid-19 Belum Lolos Uji Klinis, Jokowi Berdalih: 'Semua Agar Warga Bisa Cepat Pulih dan Ekonomi Bisa Bangkit'

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun menyatakan siaga satu terkait liburan panjang ini dan telah menyiapkan beberapa pihak untuk mengantisipasinya.

Hal itu disampaikan langsung Ridwan Kamil saat Konfrensi Pers Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Provinsi Jawa Barat, Senin (26/10/2020).

Baca Juga: Ahli Biologi Mokuler Geram Tahu Kasus Kematian Covid-19 Pertama di Indonesia Baru Diumumkan Pemerintah Bulan Ini

“Siaga satu dimulai besok. Jadi nanti polisi-polisi di Jawa Barat sudah mulai bergerak ke lapangan untuk menagamankan pergerakan di titik-titik pergerakan khususnya di Jalan tol akan dipusatkan di Cikopo,” jelasnya.

Menurut Ridwan Kamil, nanti akan ada penambahan petugas di daerah wisata.

Baca Juga: Batal Diberikan pada November, Jokowi Pastikan Vaksinasi Covid-19 Akan Dimulai Desember 2020, Yakin?

Ia pun mengingatkan warga yang liburan ke Jawa Barat agar tidak kaget jika tiba-tiba diberhentikan untuk dilakukan testing Covid-19 seperti rapid test dan swab.

“Yang menjadi berbeda adalah, mohon maaf nanti para pemudik atau wisatawan akan dites swab dan rapid test secara acak. Jadi nanti jangan kaget, lagi mudik akan diberhentikan dengan baik oleh Tim Satgas untuk dirandom sampling swab PCR dan rapid test,” jelas Ridwan Kamil.

Baca Juga: Wanita Positif Covid-19 Boleh Tetap Minum Pil KB? Ini Kata Dokter

Dirinya berharap semoga dengan konsep swab dan rapid test ini tidak ada yang tersampling positif.

“Kalau ada ini menjadi pola yang harus kita sempurnakan,” kata Ridwan Kamil.

Diketahui rapid test  merupakan salah satu metode skrining awal yang banyak digunakan saat ini untuk mendeteksi virus corona dalam tubuh.

Baca Juga: Aspirin Berhasil Turunkan Risiko Kematian Pasien Covid-19, Tapi Bisa Sebabkan Pendarahan

Dikutip dari The Guardian, rapid test bekerja dengan mendeteksi antibodi immunoglobulin melalui darah.

Meski hasil rapid test dapat keluar hanya dalam waktu 15-20 menit dan bisa dilakukan dimana saja sehingga memudahkan tracing, tes Covid-19 ini memiliki kelemahan false negative (positif atau negatif palsu).

Baca Juga: Aspirin Berhasil Turunkan Risiko Kematian Pasien Covid-19, Tapi Bisa Sebabkan Pendarahan

Sementara itu tes swab sendiri menurut Mayo Clinic, merupakan proses pengambilan sampel lendir dari saluran pernapasan.

Caranya dengan mengusap tenggorokan melalui mulut dan hidung.

Hal ini dilakukan karena virus corona sama seperti flu, yaitu menyerang saluran pernapasan, sehingga hasil dari sampel tersebut akan diuji kebenarannya di laboratorium.

Baca Juga: Aspirin Berhasil Turunkan Risiko Kematian Pasien Covid-19, Tapi Bisa Sebabkan Pendarahan

Dua antisipasi lainnya, kata Ridwan Kamil, tempat wisata akan diminta komitmennya terkait pembatasan kapasitas.

Untuk hiburan malam, pihaknya pun akan mendatangi untuk melakukan pengetesan karena pariwisata itu terdiri dari outdoor dan indoor.

“Oleh karena itu, saya imbau kafé-kafé, restoran, bar, yang menyelenggarakan hiburan malam, mohon memastikan dari sekarang pengaturan jarak kapasitas meja makan, sirkulasi udara, dll. Jangan sampai nanti ditemukan secara besar sehingga akhirnya harus terjadi penutupan,” katanya.(*)

Baca Juga: Terlalu Cepat Mengunyah Makanan, Betrand Peto Mengalami Masalah Lambung

 #berantasstunting

#hadapicorona