GridHEALTH.id - Selamat atas prestasi luar biasa di masa sulit, kepada pemerintahan kota Surabaya dan segenap warganya.
Pernah mendapat julukan Wuhannya Indonesia karena kasus Covid-19 sangat tinggi, hingga masuk dalam zona merah tua bahkan cenderung hitam, tapi kini hanya dalam kurun waktu delapan bulan, Surabaya bisa dibilang bebas Covid-19.
Baca Juga: Ini yang Baiknya Dilakukan Jika Kesusupan Serpihan Benda Tajam di Kulit, Dicungkil Bisa Infeksi
Bagaimana tidak, sebanyak 63 kelurahan di Surabaya sudah dinyatakan nol kasus.
Jadi sudah sepantasnya apa yang dilakukan pemerintahan Risma dan jajarannya, juga warga Surabaya menjadi acuan, contoh, juga cerminan bagi semua kota di Indonesia untuk menekan kasus infeksi virus corona, Covid-19.
Baca Juga: Diare Berlangsung Lebih dari 3 Minggu, Waspadai Tanda Diabetes Tipe 2
Tentu masih ingat diingatam, awal-awal kasus virus corona raai masuk Indonesia, Surabaya tetiba saja menjadi pusat perhatian publik.
Bukannya apa-apa, saat itu kasus tertinggi infeksi Covud-19 di Indonesia adanya di Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga: Studi : Wanita yang Masih Haid Cenderung Terlindung dari Serangan Jantung
Belum lagi saat itu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sempat bersitegang dengan Gubernur Jatim, Khofifah Indar parawansa.
Nah, sakit tingginya kasus Covid-19 di Surabaya, sampai-sampai kota Pahlawan tersebut dijuluki Wuhannya Indonesia, alias Wuhan kedua.
Baca Juga: Siap-siap, Warga Jakarta yang Baru Pulang Liburan Akan Didata dan Jalani Tes Covid-19!
Kini, delapan bulan kemudian kondisi yang terjadi 180 derajat berubah total.
Dilaporkan tren kasus penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya terus mengalami penurunan.
Baca Juga: Sudah Sembuh, Berapa Lama Tubuh Kebal Terhadap Infeksi Berulang Covid-19? Ini Jawabannya
Dari data Pemkot Surabaya per 21 Oktober 2020, sebanyak 63 kelurahan di Surabaya sudah dinyatakan nol kasus.
Menurut Febriadhitya Prajatara, Kabag Humas Pemkot Surabaya, sejauh ini pemkot tidak mengendorkan berbagai upaya.
Dari mulai penguatan upaya promotif dan preventif sosialisasi protokol kesehatan terus dilakukan.
"Sehingga dapat menurunkan risiko penularan di masyarakat," kata Febri, Kamis (22/10/2020).
Baca Juga: Seberapa Penting Vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Kenapa Harus Dilakukan?
Febri merinci, upaya sosialisasi protokol kesehatan itu terus dilakukan diberbagai sektor seperti di lingkungan kampung-kampung dan dilakukan secara intensif dan terus menerus.
Satu lagi, Surabaya membentuk Kampung Tangguh. Juga meningkatkan pemeriksaan tes swab, terutama terhadap masyarakat yang memiliki angka resiko terkonfirmasi lebih tinggi.
Swab test berkoordinasi dengan puskesmas di berbagai wilayah.
"Dan mensyaratkan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif bagi pelaku perjalanan."
"Terutama bagi warga yang baru pulang dari berpergian atau warga luar kota yang menginap di Surabaya," terang Febri.
Monitoring terus dilakukan berkesinambungan, terutama pergeseran status pelaku perjalanan, kontak erat maupun suspek atau probable di masing-masing kelurahan untuk terus mendeteksi dini.
Nah, kerennya lagi untuk menekan kasus infeksi Covid-19, di Surabaya melibatkan peran aktif Karang Taruna, PKK, Remas dan organisasi kemasyarakatan untuk menerapkan Program Sehat Mandiri, Bebas dari Covid-19 berbasis keluarga.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Kabar Baik, 63 Kelurahan di Surabaya Sudah Dinyatakan Nol Kasus Covid-19"