Find Us On Social Media :

Risiko Kematian Dini Berkurang Jika Kita Bijak Batasi Konsumsi Gula Garam Lemak

Konsumsi gula garam lemak yang tidak dibatasi berisiko terhadap kematian dini.

GridHEALTH.id - Kesadaran masyarakat Indonesia akan pola makan sehat masih sangat kurang.

Hal itu terlihat dari belum bijaknya masyarakat dalam mengonsumsi gula garam dan lemak (GGL).

Padahal makanan dengan kadar gula, garam, dan lemak yang tinggi bisa menjadi salah satu faktor yang dapat memicu penyakit tidak menular kronis, seperti penyakit jantung, stroke, obesitas, dan juga diabetes melitus.

Menurut data Survey Diet Total yang dilakukan pada 2014, 5 dari 100 orang Indonesia mengonsumsi gula lebih dari 50 gram/hari.  Konsumsi tertinggi ada di Yogyakarta dengan 16,9 %.

Kemudian 53 dari 100 orang Indonesia mengonsumsi garam lebih dari 2.000 mg/hari. Konsumsi garam tertinggi adalah warga DKI Jakarta dengan 65,4 %.

Terakhir, 27 dari 100 orang Indonesia mengonsumsi lemak lebih dari 67 gram/hari. Konsumsi lemak tertinggi juga masyarakat DKI Jakarta, dengan 48,2 %.

Alhasil berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka kejadian penyakit tidak menular di Indonesia meningkat dari 2013 ke 2018, termasuk diabetes melitus (dari 6,9% menjadi 8,5%), stroke (dari 7% menjadi 10,9%), dan hipertensi (dari 25,8% menjadi 34,1%).

Baca Juga: Jangan Lakukan 4 Kebiasaan Ini saat Hamil Muda! Dampaknya Bisa Bahayakan Kesehatan Janin

Baca Juga: Kesaksian Dokter di Padang yang Menyaksikan Langsung Kematian Pasien Covid-19; 'Saya Ingin Menolong Tapi Saya Sakit Juga'

Di tahun 2018 pula, 2 dari 10 orang Indonesia menderita obesitas (meningkat dari 14,8% menjadi 21,8%), di mana obesitas merupakan faktor risiko utama diabetes melitus, penyakit jantung dan stroke.

Menurut drg. Dyah Erti Mustikawa MpH, Kepala sub direktorat diabetes melitus dan gangguan metabolik Kementrian Kesehatan RI, penyakit tidak menular tersebut menjadi penyebab kematian dini tertinggi di Indonesia.

Baca Juga: Belum Terlihat Dampak Libur Panjang, Satgas: 'Kasus Covid-19 Relatif Terkendali', Benarkah?

“Penyakit tidak menular ini adalah penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Jantung, kanker, diabetes melitus, dan penyakit pernapasan kronis prevelesinya sangat tinggi. Padahal, sebenarnya penyakit ini bisa dicegah dengan pola makan sehat,” ujar dokter Dyah dalam acara Jakarta Food Editor’s Club di Crematology, Jakarta (18/10/2016).

Dokter Dyah menambahkan, membatasi asupan gula, garam, dan lemak serta menjalani pola hidup sehat adalah cara efektif menekan angka kematian prematur akibat stroke, jantung, maupun hipertensi.

Baca Juga: Sering Kentut Sebelum Haid Datang, Fluktuasi Hormon Jadi Penyebabnya

Dijelaskan dokter Dyah, untuk mengatasi masalah ini Kementrian Kesehatan bekerjasama dengan produsen makanan menghimbau untuk menurunkan kadar gula, garam, dan lemaknya secara bertahap pada produknya.

“Kita sesuaikan dengan standard Internasional. Kalau di luar sudah ada tuh kadar natrium untuk packaging food harusnya berapa. Nah, kita sudah jalan ke arah sana,”

Dalam hal ini, Permenkes juga sudah mengatur kewajiban produsen untuk memberikan peringatan di label makanan.

Baca Juga: Diabetes Neuropati, Bisakah Disembuhkan? Ini Dia Cara Mengelolanya

Berapa kadar gula, garam, dan lemak yang harus dikonsumsi dalam sehari.

Sehingga, masyarakat bisa menghitung apakah intake hariannya berlebih atau tidak. Masyarakat harus membiasakan diri untuk membaca label kemasan makanan.

“Sangat penting menjaga asupan kalori harian sesuai kebutuhan tubuh, agar sensor tubuh tidak rusak. Kalau tubuh tidak lagi bisa menjadi subjek yang menentukan apa yang dibutuhkan, tubuh kita akan menjadi objek industri makanan karena adiksinya pada makanan,” jelas doter Dyah.

Baca Juga: Dibalik Rasa Pahit Pare Tersimpan 6 Khasiat Kesehatan yang Sungguh Dahsyat, Mau Coba?

Bagaimana caranya bisa #bijakGGL?

Sesuai dengan Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak, Serta Pesan Kesehatan Pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji, untuk #bijakGGL ruusnya mudah; G4-G1-L5.

* Anjuran konsumsi gula /orang /hari adalah 10% dari total energi (200 kkal)atau setara dengan Gula 4 sendok makan /orang /hari (50 gram/orang/hari).

Baca Juga: Terpilih Jadi Presiden AS, Joe Biden Optimis Perbaiki Penanganan Covid-19 hingga Bentuk Satuan Tugas

* Anjuran konsumsi garam adalah 2000 mg natriumatau setara dengan Garam 1 sendok teh (sdt) /orang /hari (5 gram/orang/hari).

* Anjuran konsumsi lemak /orang/hari adalah 20-25% dari total energi (702 kkal)atau setara dengan Lemak 5 sendok makan/orang /hari (67 gram/orang/hari).(*)

Baca Juga: Rumus Bijak Gula Garam Lemak (GGL), Supaya Terhindar Dari Risiko Diabetes, Hipertensi, dan Kolesterol Tinggi

#berantasstunting #bijakGGL #hadapicorona