Find Us On Social Media :

Seorang Pakar Amerika Sebut Covid-19 Bukan Pandemi Tapi Sindemi, Apa Itu?

[Ilustrasi] Pasien virus corona.

Gagasan tentang sindemi pertama kali dikandung oleh Merrill Singer, seorang antropolog medis Amerika, pada 1990-an.

 

 Menulis di The Lancet pada 2017, Singer berpendapat bahwa pendekatan sindemi mengungkapkan interaksi biologis dan sosial yang penting untuk prognosis, pengobatan, dan kebijakan kesehatan.

Bagi Horton, Covid-19 di mata sindemi bisa membuat penanganan secara holistik atau menyeluruh dan komprehensif.

Baginya, mengatasi Covid-19 berarti mengatasi hipertensi, obesitas, diabetes, penyakit kardiovaskular dan pernapasan kronis, serta kanker.

Lebih lanjut, Horton juga mengungkap sindemi mengukur Covid-19 dari sisi kesenjangan sosial yang bisa mengakibatkan sanitasi buruk, imunisasi minim, dan masalah kekurangan gizi yang bisa meningkatkan penularan dan tingkat kematian Covid-19.

"Mendekati Covid-19 sebagai sindemi akan mengundang visi yang lebih besar, yang mencakup pendidikan, pekerjaan, perumahan, pangan, dan lingkungan," tutur Horton dikutip dari The Lancet.

Ahli Epidemiolog & Pandemi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan sindemi adalah kumpulan atau kejadian dari dua atau lebih pandemi atau epidemi secara bersamaan atau berurutan yang memperburuk progosis (prediksi pengembangan penyakit).

Baca Juga: Apakah Makan Terlalu Banyak Gula Menyebabkan Diabetes? Ini Faktanya

Baca Juga: Cara Tepat Membuang Pembalut Haid Agar Tak Mencemari Lingkungan

"Atau bisa juga suatu kejadian kelompok penyakit dalam suatu populasi dengan interaksi biologis, yang memperburuk prognosis dan beban penyakit yang sudah ada," kata Dicky, dikutip dari CNN Indonesia (12/11/2020).(*)

#bijakGGL #berantasstunting #hadapicorona