GridHEALTH.id - Ketika dunia merayakan kemajuan dalam vaksin melawan virus corona, seorang pejabat penting World Health Organization (WHO) memperingatkan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Perancis, Agence France-Presse (AFP) pada Minggu 22/11/2020, bahwa ketidakpercayaan publik berisiko membuat vaksin Covid-19 jadi tidak berguna untuk melawan pandemi.
"Vaksin yang disimpan di dalam freezer atau di lemari es atau di rak, tanpa adanya kepercayaan publik sehingga tidak digunakan sama sekali tidak membantu mempersingkat pandemi ini," kata Kate O'Brien, Direktur Departemen Imunisasi WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia.
Raksasa farmasi AS Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech, pada Senin (16/11/2020) mengumumkan bahwa vaksin prospektif mereka telah terbukti 90% efektif dalam mencegah infeksi Covid-19 dalam uji coba fase akhir yang sedang berlangsung yang melibatkan lebih dari 40.000 orang.
O'Brien memuji hasil sementara sebagai "sangat penting", dan menyuarakan harapan bahwa data awal dari beberapa kandidat vaksin lainnya dalam uji coba lanjutan serupa akan segera tersedia.
Jika data lengkap menunjukkan bahwa "satu atau lebih dari vaksin ini memiliki khasiat yang sangat, sangat substansial, itu benar-benar kabar baik untuk barang penting ini kotak kesehatan" untuk memerangi pandemi, katanya.
Tetapi dengan pandemi yang terus melonjak setelah merenggut sekitar 1,3 juta jiwa, dia menyuarakan keprihatinan yang mendalam pada tanda-tanda keraguan vaksin yang semakin meningkat, dengan informasi yang salah dan ketidakpercayaan mewarnai penerimaan masyarakat terhadap kemajuan ilmiah.
Baca Juga: WHO Merencanakan Skema Asuransi Vaksin Covid-19 Untuk Negara Miskin
Baca Juga: Madu Boleh Dikonsumsi Penyandang Diabetes Namun Perhatikan Takarannya
"Kita tidak akan berhasil sebagai dunia dalam mengendalikan pandemi dengan menggunakan vaksin sebagai salah satu alat kecuali jika orang mau divaksinasi," kata O'Brien.
Lebih banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan publik, yang membuat WHO harus berhati-hati dalam mengevaluasi setiap vaksin.
"Setiap vaksin yang melibatkan WHO dalam evaluasi, percayalah, kami tidak akan berkompromi pada keamanan atau kemanjurannya," imbuh O'Brien
O'Brien mengakui bahwa ada sejumlah pertanyaan yang belum terjawab tentang kandidat vaksin Pfizer-BioNTech dan rekan-rekannya, termasuk berapa lama perlindungan terhadap virus tersebut akan bertahan.
Sementara kandidat vaksin sedang diuji seberapa efektif dan aman mereka melindungi orang dari pengembangan penyakit, masih belum jelas apakah mereka benar-benar mencegah infeksi tanpa gejala dan penularan virus.
Sebuah pertanyaan besar, katanya, adalah: "Apakah dengan divaksin saya menjadi kebal dan tidak akan menularkan ke orang lain?"
Terlepas dari pertanyaan yang terus menggantungf, WHO bertaruh pada satu atau lebih vaksin yang segera mendapat persetujuan, diikuti dengan peningkatan produksi dan distribusi yang cepat.
Baca Juga: Studi : Reinfeksi Covid-19 Jarang dan Tidak Mungkin Terjadi Dalam Waktu 6 Bulan
Baca Juga: Waktunya Membuang Gula, Ini 5 Dampak Buruknya Pada Kesehatan Mental
Mengantisipasi permintaan besar untuk vaksin yang disetujui, WHO telah membantu menciptakan apa yang disebut fasilitas Covax untuk memastikan distribusi yang adil.
Tetapi bahkan dengan upaya besar-besaran, perlu beberapa saat sebelum tersedia dosis yang cukup untuk semua orang dan WHO telah menetapkan pedoman tentang cara memprioritaskan distribusi.
"Tujuannya di sini adalah agar setiap negara dapat mengimunisasi 20% dari populasinya pada akhir tahun 2021," kata O'Brien.
Itu, katanya, akan sangat membantu dalam memberikan perlindungan kepada petugas kesehatan dan populasi yang paling rentan, serta mereka yang penting untuk menjaga agar masyarakat tetap berjalan, seperti guru dan petugas keamanan.
Setelah itu, seberapa cepat setiap orang dapat mengakses vaksin akan sangat bergantung pada negara tempat mereka tinggal, dan apakah pemerintah mereka telah membuat kesepakatan untuk mengakses vaksin yang mendapatkan persetujuan.
"Kami mengharapkan lebih banyak dosis pada 2022," kata O'Brien.
Sementara itu, tantangan logistik untuk mendapatkan vaksin yang disetujui kepada miliaran orang yang membutuhkannya adalah beberapa kekhawatiran.
Baca Juga: Dua Camilan Enak Bebas Gula Untuk Penyandang Diabetes
Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Baking Soda Bisa Sembuhkan Asam Urat
Mulai dari produksi hingga memastikan pengangkutan dan penyimpanan pada suhu yang sangat rendah yang dibutuhkan oleh beberapa kandidat vaksin Covid-19 tersebut.
"Seberapapun vaksin itu sangat mujarab, murah dan aman, yang paling berharga adalah dampak kesehatan masyarakat jika benar-benar sampai kepada orang-orang yang perlu dilindungi dan digunakan secara luas dalam populasi," kata O'Brien.
Baca Juga: Sering Merasa Sedih Saat Haid Merupakan Gejala PMS, Ini Cara Mengatasinya
Baca Juga: 5 Cara Menangkal Kantuk Setelah Makan Siang, Gerak Fisik Hingga Banyak Minum
O'Brien mengibaratkan, mengembangkan vaksin yang aman dan efektif "seperti mendirikan tenda di Everest," dan mendapatkan dampak vaksin seperti yang diinginkan, ibaratnya adalah seperti 'mendaki Everest.' (*)
#bijak GGL #berantasstunting #hadapicorona