Find Us On Social Media :

Cara Meminimalisir Efek Samping Setelah Disuntik Vaksin Covid-19

Setelah divaksin Covid-19, ini yang harus dilakukan untuk meminimalisir efek samping.

GridHEALTH.id - Vaksin Covid-19 dinanatikan masyarakat Indonesia.

Tapi tidak sedikit juga yang meragukannya dan menyangsikannya.

Baca Juga: Manfaat yang Didapat Saat Bercinta di Pagi Hari Sungguh Dahsyat, Buktikan!

Tapi Jokowi dengan tegas dan lantang mengatakan akan menjadi orang pertama di Indonesia di vaksin Covid-19.

Bahkan Jokowi tegas berjanji vaksin Covid-19 gratis untuk masyarakat Indonesia.

Tapi bagaimana dengan kemanannya?

Apalagi ada berita yang menyatakan 4 orang relawan vaksin Pfizer mengalami kelumpuhan wajah alias Bell's palsy usai disuntik vaksin Covid-19.

Juga di Peru, satu orang relawan mengalami kesulitan menggerakkan lengan mereka setelah disuntik vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh produsen China Sinopharm.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Tembus 7 Ribu, Bagi yang Berkerumun Lebih dari 5 Orang Bakal Kena Denda

Melansir dari cdc.gov, orang yang disuntikan vaksin covid-19 akan merasakan efek samping di dua tempat.

Kedua tempat tersebut yaitu lengan yang disuntikan dan seluruh tubuh.

Pada lengan yang disuntikkan akan mengalami rasa sakit dan pembengkakan.

Baca Juga: Kekurangan Zat Besi Bahaya Laten Bangsa Indonesia, Menciptakan Generasi Emas Bisa Gagal Karenanya

Sementara seluruh tubuhnya akan merasakan demam, panas dingin, kelelahan, dan sakit kepala.

Tapi jangan khawatir, efek samping ini tidak berlangsung terus menerus karena akan hilang dalam beberapa hari.

Kalau nanti mengalaminya setelah penyuntikkan vaksin, bisa mengurangi rasa sakit di lengan dengan cara mengompresnya dengan kain dingin.

Juga jangan malas dan takut untuk selalu menggunakan lengan yang disuntik untuk selalu aktif.

Sementara untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat efek samping di seluruh tubuh, perbanyaklah konsumsi cairan dan hindari pakaian tebal.

Baca Juga: Kabar Gembira, Jakarta Tak Lagi Masuk Daftar Kota Paling Polusi Udara di Dunia!

Tetapi kalau kemerahan atau nyeri di lengan yang baru saja mendapatkan suntikan tidak mereda atau bahkan meningkat setelah 24 jam, maka segeralah ke dokter.

Selain itu, waspadai juga kalau efek samping tidak kunjung hilang dalam waktu lama.

Adapun mengenai kasus di Amerika dan di Peru, berita mengenai 4 relawan vaksin yang mengidap kelumpuhan wajah atau Bell's palsy usai disuntik vaksin Covid-19, FDA menyebut kondisi tersebut disebut tidak berhubungan dengan uji coba vaksin.

Sementara itu, Pakar neurologi di David Geffen School of Medicine di UCLA, Jason D Hinman menjelaskan bahwa Bell's palsy bisa terjadi karena infeksi virus pada saraf.

"Ini bisa terjadi akibat trauma, tetapi lebih sering terjadi karena infeksi virus pada saraf itu sendiri," kata dia seperti dilansir Health, Jumat (11/12/2020).

Virus atau bakteri yang disebut biang bell's palsy di antaranya Herpes simpleks, HIV yang bisa merusak sistem kekebalan, Sarcoidosis biang radang organ, Herpes zoster, Virus Epstein-Barr, Penyakit Lyme yang disebabkan infeksi bakteri dari kutu.

Baca Juga: Sering Susah Tidur Jadi Pertanda Konsumsi Gula Berlebih, Begini Baiknya

Namun dari deretan virus penyebab kelumpuhan wajah tersebut tidak disebutkan bahwa virus corona dapat memengaruhinya

Untuk kasus di Peru, pemerintah Peru menghentikan sementara uji klinis vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh produsen China Sinopharm.

Baca Juga: Mukormikosis, Infeksi Jamur yang Dipicu Oleh Covid-19, Bisa Sebabkan Kebutaan

"Beberapa hari yang lalu peringatan sudah kami berikan kepada otoritas regulasi, yaitu bahwa salah satu peserta uji coba menunjukkan gejala neurologis yang mirip dengan kondisi yang disebut sindrom Guillain-Barre," kata kepala peneliti German Malaga dalam komentarnya kepada media lokal, dikutip dari The Daily Mail (11/12/2020).

Sindrom Guillain-Barre (GBS) adalah kelainan langka dan tidak menular yang memengaruhi pergerakan lengan dan kaki.

Uji klinis Peru untuk vaksin Sinopharm akan selesai minggu ini, setelah menguji sekitar 12.000 orang.

Baca Juga: Wajib Dipenuhi selama Periode Emas, Kenali 3 Aspek Penting 1000 Hari Pertama Kehidupan

Jika berhasil, pemerintah Peru diharapkan membeli hingga 20 juta dosis vaksin Sinopharm untuk penyuntikan dua pertiga dari populasinya.

Namun hasil itu diperkirakan belum akan diketahui hingga pertengahan 2021.

Perlu diketahui bahwa vaksin covid-19 ini dibutuhkan 2 kali suntikkan agar dapat bekerja dengan baik, baik yang merasakan efek samping atau pun tidak.

Vaksin Covid-19 bisa saja belum melindungi tubuh hingga 1-2 minggu setelah suntikan kedua.(*)

Baca Juga: Jadi Syarat Wajib Keluar Masuk Jakarta, Ini Perbedaan Rapid Test Antibodi dan Rapid Test Antigen

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL