Find Us On Social Media :

Cara Paling Akurat Mengukur Konsumsi Lemak Berlebih Ternyata Menggunakan Tali, Bukan Timbangan

Cara paling efektif mengukur kelebihan lemak yang sangat mudah dilakukan.

GridHEALTH.id - Konsumsi lemak sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh.

Namun sama seperti gula dan garam, konsumsi lemak juga ada batasannya.

Dikutip dari laman resminya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan asupan lemak tidak lebih dari 30% dari asupan total energi per hari.

Jadi jika total kebutuhan energi kita 2000 kalori per hari, maka asupan lemak yang disarankan tidak lebih dari 67 gram atau setara 5-6 sendok makan lemak per hari.

Setelah mengetahui batas aman konsumsi lemak, penting juga bagi kita untuk bisa mengukur sendiri konsumsi lemak agar tidak berlebihan.

Mungkin selama ini banyak orang yang menilai berat badan ideal dengan menggunakan timbangan untuk mengukur indeks massa tubuh (IMT).

Akan tetapi ternyata cara tersebut kurang akurat untuk mengetahui apakah kita kelebihan lemak atau tidak.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Tembus 7 Ribu, Bagi yang Berkerumun Lebih dari 5 Orang Bakal Kena Denda

Baca Juga: Manfaat yang Didapat Saat Bercinta di Pagi Hari Sungguh Dahsyat, Buktikan!

Sebuah studi telah dilakukan para penelti dari Oxford Brookes University dan hasilnya menunjukan bahwa cara paling mudah dan akurat sebenarnya dengan menggunakan seutas tali.

Caranya cukup mudah, lingkarkan tali di sekeliling pinggang dan ikat di bagian tengah.

Jika kita dengan mudah memutar pinggang, besar kemungkinan ukuran tubuh termasuk sehat.

Baca Juga: Kekurangan Zat Besi Bahaya Laten Bangsa Indonesia, Menciptakan Generasi Emas Bisa Gagal Karenanya

Dalam survei yang dilakukan terhadap 2.917 orang berusia 16 tahun diketahui, sepertiga orang yang menggunakan metode pengukuran tali ini akan dikategorikan kegemukan.

Tapi jika mereka menggunakan IMT, berat badan mereka dianggap normal. IMT adalah rasio antara berat badan (kg) dan tinggi badan (m) kuadrat.

Seseorang dianggap memiliki berat badan normal jika IMT-nya antara 18-25.

Baca Juga: Wajib Dipenuhi selama Periode Emas, Kenali 3 Aspek Penting 1000 Hari Pertama Kehidupan

Sayangnya pengukuran IMT ini tidak bisa diterapkan pada semua orang, terutama atlet karena tubuh mereka lebih banyak otot.

Dengan pengukuran IMT atlet bisa dianggap obesitas karena otot lebih berat dibanding lemak.

Orang dengan IMT normal juga masih mungkin memiliki banyak lemak di sekitar pinggangnya.

Baca Juga: Jadi Syarat Wajib Keluar Masuk Jakarta, Ini Perbedaan Rapid Test Antibodi dan Rapid Test Antigen

Karenanya, para ahli menganggap IMT kurang akurat untuk menilai apakah seseorang kelebihan lemak dan beresiko menderita penyakit jantung.

Lingkar pinggang yang besar dikaitkan dengan keberadaan lemak di sekitar organ-organ dalam.

Para ahli dari Oxford Brookes University menyimpulkan, mengetahui rasio antara tinggi badan dan lingkar pinggang lebih akurat dalam menilai risiko penyakit jantung.

Ukuran yang ideal adalah jika tidak lebih dari setengah tinggi badan.(*)

Baca Juga: Wiku; Pasien Covid-19 di Indonesia Dengan Komorbid Penyakit Ginjal Paling Tinggi Risiko Kematiannya

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL