GridHEALTH.id - Konsumsi garam berlebih bisa menjadi pemicu gangguan metabolik, selain gula dan lemak.
Karenanya penting sekali bagi kita untuk selalu mengontrol asupan garam setiap harinya.
Terlebih dimasa pandemi virus corona (Covid-19) ini, dimana konsumsi garam berlebih rupanya bisa membuat sistem imun tubuh menjadi terganggu.
Kondisi ini tentu sangat berbahaya, sebab virus corona diketahui sangat rentan menular pada mereka yang imunitas tubuhnya rendah.
Hubungan antara konsumsi garam berlebih dengan turunnya sistem imun tubuh diungkap oleh para peneliti dari University of Bonn, Jerman.
Awalnya peneliti membandingkan respons imun dari tikus-tikus yang diberi garam dengan dosis sesuai anjuran dan di atas rata-rata kebutuhan harian.
Alhasil tikus percobaan tersebut sama-sama mengalami infeksi saluran kencing yang disebabkan bakteri E.coli.
Hasilnya, tikus yang mengonsumsi garam berlebihan mengalami infeksi yang lebih parah dan butuh waktu penyembuhan yang lebih lama, ketimbang tikus yang mengonsumsi garam dalam batas wajar.
Baca Juga: Studi : Manfaat Bangun Pagi Mengurangi Keinginan Makan Berlebih
Baca Juga: Benarkah Kulit Menghitam saat Hamil jadi Masalah Kehamilan? Begini Cara Mengatasinya
Para peneliti pun mulai meneukan, efek konsumsi garam berlebihan dapat menekan kinerja hormon yang memengaruhi sistem imun tubuh.
Konsumsi garam berlebihan juga memicu penumpukan zat sisa buangan tubuh (urea) di ginjal.
Kondisi ini dapat menekan kemampuan sel darah putih dalam memerangi infeksi bakteri.
Tak hanya memengaruhi infeksi saluran kencing pada tikus, konsumsi garam berlebihan juga berimbas terhadap infeksi listeria yang lebih parah.
Baca Juga: Rumah Sakit Darurat Mulai Penuh, Satgas Minta Pasien OTG Isolasi Mandiri di Hotel
Sebagai informasi, listeria adalah penyakit infeksi bakteri akibat proses pemasakan makanan yang tidak tepat.
Para ahli juga menemukan, limpa dan hati tikus yang mengonsumsi garam berlebihan mengandung parasit biang penyakit 100-1.000 kali lipat lebih daripada tikus yang mengonsumsi garam dengan takaran ideal.
Untuk membuktikan validitas hasil penelitiannya itu, ahli juga menyelidiki efek garam berlebihan pada manusia.
Baca Juga: Ternyata Ini Obat Mujarab Rieta Amilia Sehingga Bisa Sembuh dari Covid-19 Kurang dari 7 Hari
Mereka mengamati 10 relawan yang diberi garam tambahan sampai enam gram di atas anjuran konsumsi garam harian selama satu minggu.
Pada akhir penelitian, sukarelawan objek penelitian juga menunjukkan gejala sistem imunnya melemah.
Menurut studi, jumlah sel darah putih yang bertugas melawan infeksi pada orang yang mengonsumsi garam berlebihan memang masih stabil.
Akan tetapi, sel darah putih tersebut memiliki kemampuan lebih rendah dalam melawan infeksi bakteri.
"Temuan studi kami mengungkapkan, orang yang mengonsumsi garam berlebihan membuat tubuh lebih rentan infeksi bakteri," kata Kurts.
Melansir Science Daily, studi dari University of Bonn ini membantah temuan ahli sebelumnya yang menyebut konsumsi garam bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Untuk meningkatkan sistem imun, Ahli menhgimbau masyarakat untuk selalu menjaga pola makan sehat, seimbang, dan mengonsumsi garam sesuai anjuran yang disarankan.
Baca Juga: Resmi Dilantik jadi Menteri Kesehatan, Budi Guna Sadikin Beberkan Tugas Khusus dari Presiden Jokowi
Dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), anjuran konsumsi garam dari Kemenkes adalah 2000 mg natrium atau setara dengan garam 1 sendok teh (sdt) per orang per hari (5 gram/orang/hari).
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) juga memberikan rekomendasi batas konsumsi garam per hari, seperti dilansir dari laman who.int.
Dilansir dari situs resmi WHO, berikut batas konsumsi garam per hari:
Baca Juga: Selain Vaksin Covid-19, Jenis Vaksin Ini Juga Tak Boleh Diberikan Pada Wanita Hamil
- Batas konsumsi aman garam per hari untuk orang dewasa adalah maksimal 5 gram atau kurang dari satu sendok teh.
- Batas konsumsi garam per hari untuk anak-anak (usia di bawah 15 tahun), disesuaikan dengan kebutuhan tubuh mereka. Dengan catatan, tak melebihi batas maksimal konsumsi aman garam untuk orang dewasa.
- WHO tak merekomendasikan untuk memberikan garam kepada anak yang berada pada periode pemberian ASI eksklusif (0-6 bulan) dan anak dalam periode pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yaitu usia 6-24 bulan.
WHO juga mengimbau agar semua garam yang dikonsumsi harus diperkaya dengan iodine atau yodium.
Yodium adalah zat yang sangat penting untuk perkembangan otak pada janin dan anak kecil serta mengoptimalkan fungsi mental orang pada umumnya.(*)
Baca Juga: Kelimpungan Pandemi Covid-19, India Dilanda Penyakit Misterius, 140 orang Menjadi Korban.
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL