Find Us On Social Media :

Pemerintah Pastikan Vaksin Covid-19 Aman, Meski Efektivitasnya Hanya 50 Persen

Vaksinasi Covid-19 dinyatakan aman meski efektifitas vaksin hanya 50 %.

GridHEALTH.id - Kurang lebih satu minggu lagi pemerintah Indonesia akan melaksanakan program vaksinasi nasional vaksin virus corona (Covid-19).

Dimana pemerintah memastikan program vaksinasi dimulai secara serentak pada tanggal 13 Januari 2021 nanti.

Bahkan Presiden Jokowi juga termasuk menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19.

Namun, tak bisa dipungkiri masih banyak yang masih meragukan vaksinasi ini, terlebih vaksin Covid-19 yang digunakan sampai saat ini belum diketahui efektivitasnya.

Baca Juga: Tanpa Obat, 4 Cara Aman Ini Ampuh Atasi Demam saat Hamil Tanpa Timbulkan Masalah Kehamilan

Keraguan masyarakat tersebut pun akhirnya ditanggapi dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.

Dimana ia menegaskan bahwa vaksin Covid-19 yang akan digunakan dalam program vaksinasi aman.

Hal itu disampaikan dr. Nadia saat mejadi pembicara diacara Virtual Talkshow BIBIR COVID (Bincang-Bincang Seputar COVID) serial XVII yang diselenggarakan oleh IndoHCF & KREKI dan didukung oleh idsMED, Kamis (7/1/2021).

Baca Juga: Lebih dari 9.000 Kasus Covid-19 Baru, Epidemiolog Sebut Pembatasan Jawa-Bali Langkah Maju Cegah Corona Meski Belum Ideal

 Menurut dr. Nadia vaskin Covid-19 diberikan secara gratis merupakan bentuk komitmen pemerintah Indonesia guna keluar dari pandemi Covid-19.

Dimana pemerintah menargetkan memberikan vaksin Covid-19 kepada 181,5 juta penduduk.

Artinya, pemerintah minimal harus menyediakan dosis vaksin sebanyak 426 juta dosis.

Baca Juga: Studi : Penumpukan Lemak di Dalam Tubuh Tak Selalu Buruk, Lemak Cokelat Malah Bisa Melindungi Tubuh dari Risiko Obesitas dan Diabetes

Oleh karena itu vaksin Covid-19 yang didatangkan berasal dari beberapa perusahaan penyedia vaksin.

Sebab akan sangat sulit jika harus menunggu hanya dari satu penyedia vaksin saja.

Terlebih untuk mendapatkan vaksin ini kita harus berlomba dengan negara lainnya, sementara untuk menyelesaikan suatu vaksinasi setidaknya dibutuhkan waktu selama 3,5 tahun.

Baca Juga: Bisa Kena Denda Rp 100 Juta, Inilah Sanksi bagi Pelanggar Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Jawa-Bali

Tentunya Indonesia tidak bisa tinggal diam begitu saja, sebab ada banyak jiwa yang pasti akan terancam selama pandemi Covid-19 berlangsung.

"Alhasil untuk mencukupi kebutuhan 181,5 juta maka kita mengupayakan tentunya dari berbagai jenis peyedia vaksin," terang dr, Nadia.

Baca Juga: Warning, Jumlah Harian Infeksi Covid-19 Indonesia Terbanyak ke 3 di Asia!

Setidaknya ada 7 kandidat vaksin Covid-19 yang akan digunakan, yakni vaksin dari PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, Novavax, Sinopharm, Moderna, Pfizer/BioNTech, dan Sinovac.

 Berkaitan dengan efektivitas vaksin yang sering diragukan banyak pihak, dr. Nadia menegaskan bahwa vaksin yang digunakan pemerintah adalah vaksin yang aman, bermutu, dan memiliki efektifitas.

Bahkan jika vaksin yang digunakan efektivitasnya hanya sebesar 50 %.

Baca Juga: Jangan Salah! Ada Perbedaan PSBB dengan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Jawa-Bali

"Kalo kita berbicara mengenai bagaimana menggunakan vaksin di masa pandemi ini pada prisipnya itu vaksin yang kita gunakan adalah vaksin yang aman, bermutu, dan memiliki efektifitas. Ini dinyatakan dengan terbitnya izin daripada BPOM adalah regulator yang secara independen menilai vaksin-vaksin yang digunakan untuk kita nanti betul-betul aman," kata dr. Nadia.

"Kemudian yang kedua, jika kita berbicara efektifitas WHO sebagai badan kesehatan dunia sudah menyatakan bahwa minimal efektifitas (vaksin) itu 50 %, lanjutnya.

Baca Juga: Indonesia Darurat Covid-19, Wiku: 'Tren Doker Meninggal Naik'

Jadi apapun vaksinnya, menurut dr. Nadia, selama ia sudah memiliki izin BPOM dan memiliki efektifitas minimal angka yang sudah ditentukan WHO itu pasti akan bermanfaat.

"Lalu yang ketiga adalah karena kita di situasi pandemi dan kita jangan menunggu kapan atau nanti vaksin tersedia, kalau disituasi pandemi atau situasi perang yang ada dulu itu yang kita gunakan untuk berperang. Jadi vaksin mana yang pertama ada itu yang kita gunakan."

"Jadi dengan prinsip seperti inilah makanya kita melakukan vaksinasi di tahap pertama ini mengutamakan tenaga kesehatan, apapun juga jenis vaksinnya karena bagaimana pun vaksin dengan dua kriteria tadi pastinya sudah aman dan akan melindungi kita," pungkasnya.(*)

Baca Juga: Tragis, Pasien Covid-19 Meregang Nyawa Karena Kehabisan Oksigen di Rumah Sakit, Perawat Hanya Bisa Terpaku Melihatnya