Melansir Intisari-online (15 Januari 2021), “Karena orang lanjut usia di Indonesia kebanyakan tinggal di rumah, kemungkinan tertular lebih rendah dibandingkan orang usia kerja,” kata Putu, perempuan Bali berusia 56 tahun.
“Jadi, jika orang yang lebih muda divaksinasi terlebih dahulu, mereka dapat mengunjungi orang tua dengan aman," katanya.
Baca Juga: Pria Ini Langsung Kritis Usai Pencet Jerawat di Dagu, Sampai Harus Dirawat di ICU Sebulan
Hal yang sama diutarakan oleh dr. Valda Garcia, melansir KlikDokter (23 Desember 2020), alasan mengapa lansia tidak menjadi prioritas vaksin COVID-19 di Indonesia, kemungkinan mengacu kepada reaksi yang ditimbulkan.“Kemungkinan karena risiko efek samping pada lansia bisa lebih berat. Terlebih jika memiliki penyakit penyerta lainnya,” jelas dr. Valda.Di samping itu, para ahli sepakat bahwa kelompok usia sasaran vaksinasi haruslah kelompok yang mengikuti uji klinis.
Baca Juga: Keistimewaan Terapi Lintah Bagi Penderita Diabetes, Bisa Cegah Kecacatan Akibat Komplikasi
Perlu diingat pula bahwa ketersediaan vaksin corona saat ini cukup terbatas sehingga perlu kategorisasi prioritas.
Kelompok lansia dianggap tidak memiliki mobilitas yang tinggi, dibandingkan mereka yang berada dalam usia produktif.
Baca Juga: Kabar Duka, Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia Setelah Negatif Covid-19Jika menilik uji vaksin Sinovac yang dilakukan di Bandung, sekitar 1.600 relawan yang terlibat berada pada rentang usia 18-59 tahun.
Artinya, kelompok lansia memang tidak masuk dalam kelompok peserta uji klinis vaksin.Tanpa masuk dalam uji klinis, tidak diketahui secara pasti reaksi atau efek samping vaksin terhadap lansia. Tapi beda lagi dengan pendapat Kim Mulholland, profesor vaksinologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine yang berbasis di Universitas Melbourne, turut angkat bicara.
Baca Juga: Syekh Ali Jaber Berpulang, Setelah Sebelumnya Diintubasi di Rumah Sakit karena Infeksi Covid-19