GridHEALTH.id - Program vaksinasi Covid-19 di tiap negara berbeda, tergantung kebijakan pemerintahannya.
Beberapa negara sudah mulai menjalankan program vaksinasi Covid-19 sejak Desember 2020.
Indonesia sendiri baru mulai menjalankannya setelah vaksinasi perdana Covid-19 dari Sinovac kepada Jokowi (13 Januari 2021).
Untuk diketahui, program vaksinasi Covid-19 Indonesia langsung menjadi sorotan dunia, dan perhatian para ahli.
Pasalnya, di Indonesia lansia bukan masuk skala prioritas. Bahkan tidak mendapatkan jatah atau masuk program vaksinasi Covid-19 pemerintah.
Baca Juga: Ada Peluang Terinfeksi Covid-19, Raffi Ahmad Minta Maaf Abai Prokes Usai Disuntik Vaksin
Sampai-sampai media asing dunia Al Jazeera membuat tajuk kbhusus, 'Strategi Vaksin Covid Indonesia dipertanyakan', Rabu (13/1/2021).
Media Al Jazeera menyebut, di Inggris orang yang pertama menerima vaksin adalah lansia yang berusia 90 tahun.
Sementara di Kanada, penerima pertama vaksin Covid-19, yakni lansia usia 89 tahun.
Di Jerman, penerima pertama adalah penghuni panti jompo yang berusia 101 tahun, mereka yang berada pada antrian pertama.
Baca Juga: Masuk Kantor Atau WFH, Ini Cara Ampuh Cegah Low Back Pain Saat Bekerja di Masa Pandemi
Demikian juga dengan di Mexico. Melansir Antara (28 Desember 2020), Lansia masuk dalam program vaksinasi gelombang pertama, tapi diberikan diparuh kedua.
Ini dilakukan pada Januri 2021.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopes mengatakan, "Setelah dokter, dua pekan terakhir di Januari parfa lansia akan divaksin Covid-19," paparnya di Twitter.
Saat ini Mexico menggunakan vaksin Pfizer.
Tapi pada Januari 2021 ini Mexico telah membeli 35 juta dosis vaksin dari CanSino Biologic dari China.
“Indonesia menargetkan usia produktif pada 18 hingga 59 tahun daripada orang tua karena kami belum menyelesaikan uji klinis tahap tiga untuk orang-orang dalam rentang usia ini dengan vaksin Sinovac,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Dr Nadia Wikeko mengatakan kepada Al Jazeera.
Baca Juga: Terungkap, Begini Cara Vaksin Sinovac Bikin Orang Kebal Covid-19
“Kami masih menunggu tinjauan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) untuk melihat apakah vaksin tersebut dapat digunakan dengan aman untuk orang di atas 60 tahun," lanjutnya.
Untuk diketahui, merujuk pada data Badan Pusat Statistik tahun 2019, jumlah lansia di Indonesia sekitar 25 juta penduduk.
Jumlah tersebut tergolong banyak jika memang tidak diprioritaskan mendapat vaksin corona.
Tapi program pemerintah Indonesia ini mendapat dukungan.
Baca Juga: Terungkap, Begini Cara Vaksin Sinovac Bikin Orang Kebal Covid-19
Melansir Intisari-online (15 Januari 2021), “Karena orang lanjut usia di Indonesia kebanyakan tinggal di rumah, kemungkinan tertular lebih rendah dibandingkan orang usia kerja,” kata Putu, perempuan Bali berusia 56 tahun.
“Jadi, jika orang yang lebih muda divaksinasi terlebih dahulu, mereka dapat mengunjungi orang tua dengan aman," katanya.
Baca Juga: Pria Ini Langsung Kritis Usai Pencet Jerawat di Dagu, Sampai Harus Dirawat di ICU Sebulan
Hal yang sama diutarakan oleh dr. Valda Garcia, melansir KlikDokter (23 Desember 2020), alasan mengapa lansia tidak menjadi prioritas vaksin COVID-19 di Indonesia, kemungkinan mengacu kepada reaksi yang ditimbulkan.“Kemungkinan karena risiko efek samping pada lansia bisa lebih berat. Terlebih jika memiliki penyakit penyerta lainnya,” jelas dr. Valda.Di samping itu, para ahli sepakat bahwa kelompok usia sasaran vaksinasi haruslah kelompok yang mengikuti uji klinis.
Baca Juga: Keistimewaan Terapi Lintah Bagi Penderita Diabetes, Bisa Cegah Kecacatan Akibat Komplikasi
Perlu diingat pula bahwa ketersediaan vaksin corona saat ini cukup terbatas sehingga perlu kategorisasi prioritas.
Kelompok lansia dianggap tidak memiliki mobilitas yang tinggi, dibandingkan mereka yang berada dalam usia produktif.
Baca Juga: Kabar Duka, Syekh Ali Jaber Meninggal Dunia Setelah Negatif Covid-19Jika menilik uji vaksin Sinovac yang dilakukan di Bandung, sekitar 1.600 relawan yang terlibat berada pada rentang usia 18-59 tahun.
Artinya, kelompok lansia memang tidak masuk dalam kelompok peserta uji klinis vaksin.Tanpa masuk dalam uji klinis, tidak diketahui secara pasti reaksi atau efek samping vaksin terhadap lansia. Tapi beda lagi dengan pendapat Kim Mulholland, profesor vaksinologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine yang berbasis di Universitas Melbourne, turut angkat bicara.
Baca Juga: Syekh Ali Jaber Berpulang, Setelah Sebelumnya Diintubasi di Rumah Sakit karena Infeksi Covid-19
“Kami tahu bahwa orang tua yang telah divaksinasi di China dan Timur Tengah telah menanggapi vaksin dengan baik seperti halnya orang yang lebih muda,” kata Kim Mulholland pada Al Jazeera.
Menurut Kim Mulholland, argumen bahwa lansia tidak boleh divaksinasi karena belum diikutsertakan dalam uji coba di Indonesia, tidak valid.
Strategi Indonesia adalah kebalikan dari kebijaksanaan yang diterima tentang vaksinasi, dengan para ahli medis mengatakan kelompok pertama yang divaksinasi staf medis garis depan dan kemudian orang tua.
“Orang dewasa yang lebih tua, terutama mereka yang lemah atau tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, telah terpengaruh secara tidak proporsional oleh pandemi COVID-19,” menurut penelitian terbaru yang diterbitkan di The Lancet, jurnal medis terkemuka dunia.
Mulholland, profesor vaksinologi turut menjelaskan resiko terbesar terkena Covid-19 adalah orang tua.
“Jika Anda melihat semua penelitian yang dilakukan di setiap negara di dunia, bukti yang sangat menunjukkan bahwa resiko terbesar terjangkit adalah lansia.
"Bahkan di Indonesia yang memiliki populasi muda, kematian terbanyak adalah orang di atas 60 tahun,” demikian seperti dikutip pada Al Jazeera.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL