Find Us On Social Media :

Positivity Rate Tembus 32,83 Persen, PPKM Jawa-Bali Dianggap Gagal hingga Epidemiolog Sarankan Semua Kantor Ditutup: '100 Persen WFH'

PPKM Jawa Bali dianggap gagal

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menilai penerapan PPKM tidak efektif untuk menekan kasus Covid-19 di Indonesia.

"Adanya PPKM juga tidak efektif, karena yang vitalnya 3T tidak optimal," ujarnya.

"Buktinya banyak sekali contoh antara himbauan dan realisasi dalam kebijakan tidak bersinergi. Misalnya jangan bepergian tetapi ada diskon perjalanan, ini adalah bukti yang sudah berkali terlihat, kita tidak ingin klaster tapi ada pilkada dan," tambah Dicky, Minggu (17/01/2020).

Dicky menjelaskan, estimasi terendah kasus harian di Indonesia sudah naik menjadi 50.000 per hari, dan sebelumnya 40.000 per hari.

Dengan penemuan kasus paling tinggi di angka 14.000, masih ada gap kelemahan deteksi kasus.

Baca Juga: Lokasi Syuting Mission Impossible 7 Dijaga Robot Anti Virus Corona

Dicky memperingatkan hal ini bisa berbahaya karena akan menyebabkan lonjakan kasus kesakitan dan kematian.

"Gap (selisih) temuan kasus minimal 40 ribu yang bisa kita temukan, kita baru bisa menemukan seperempatnya, kalau dibiarkan adalah hal yang sangat serius karena penambahan dari kasus yang tidak terdeteksi akan berpola eksponensial dan meledak," katanya.

Sementara, menurut epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono, pemerintah seharusnya kembali melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat di seluruh penjuru Tanah Air.