Find Us On Social Media :

Sistem Kekebalan Pasien Covid-19 yang Pulih Bisa Melawan Varian Virus Corona

Studi menemukan sistem kekebalan pasien Covid-19 yang telah sembuh bisa melawan varian virus corona.

GridHEALTH.id - Orang yang pulih dari Covid-19 terlindungi dari virus corona dan segala variannya, setidaknya selama enam bulan, dan kemungkinan lebih lama lagi, menurut sebuah penelitian.

Studi itu mengatakan sistem kekebalan berevolusi lama setelah infeksi dan bahkan dapat memblokir bentuk mutan dari virus seperti virus corona varian dari Inggris dan Afrika Selatan.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature pada Januari 2021, mencatat bahwa antibodi diproduksi oleh sel kekebalan yang terus berkembang, tampaknya karena terus terpapar sisa-sisa virus yang tersembunyi di jaringan usus.

Menurut para ilmuwan, termasuk dari Rockefeller University di AS, penelitian ini memberikan "bukti terkuat" bahwa sistem kekebalan "mengingat" virus dan, secara luar biasa, terus meningkatkan kualitas antibodi bahkan setelah infeksinya berkurang.

Mereka menduga bahwa ketika pasien yang sembuh kemudian menemukan virus, tanggapannya akan lebih cepat dan lebih efektif, mencegah infeksi ulang.

"Ini benar-benar berita yang menggembirakan. Jenis tanggapan kekebalan yang kita lihat di sini berpotensi memberikan perlindungan untuk beberapa waktu, dengan memungkinkan tubuh untuk melakukan tanggapan yang cepat dan efektif terhadap virus setelah terpapar ulang," kata Michel C. Nussenzweig, rekan penulis studi dari Rockefeller University.

Baca Juga: Ini Daftar Makanan yang Harus Dihindari Saat Terinfeksi Covid-19

Baca Juga: Ilmuwan Inggris Ngebut Selesaikan Semprotan Hidung Penghalang Covid-19

Sementara antibodi melawan virus corona bertahan dalam plasma darah selama beberapa minggu atau bulan, penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa tingkat mereka turun secara signifikan seiring waktu.

Namun, para peneliti menunjukkan bahwa alih-alih memproduksi antibodi sepanjang waktu, sistem kekebalan menciptakan sel B memori yang mengenali virus corona, dan dengan cepat melepaskan babak baru antibodi saat mereka bertemu untuk kedua kalinya.

 

Karena virus corona baru bereplikasi di sel-sel paru-paru, tenggorokan bagian atas, dan usus kecil, mereka menduga bahwa sisa partikel virus yang bersembunyi di dalam jaringan ini dapat mendorong evolusi sel B memori.

Dalam studi saat ini, para ilmuwan mempelajari tanggapan antibodi dari 87 orang pada dua titik waktu, satu bulan setelah infeksi, dan kemudian lagi enam bulan kemudian.

Meskipun antibodi masih dapat dideteksi pada titik enam bulan, jumlahnya telah menurun secara nyata, dengan eksperimen laboratorium mengungkapkan bahwa kemampuan sampel plasma peserta untuk menetralkan virus berkurang lima kali lipat.

Baca Juga: Hati-hati, Kurang Air Minum Bisa Sebabkan Penyakit Ginjal Kronis

Baca Juga: Perut Kembung Akibat Banyak Gas Atasi Dengan Ramuan Jahe dan Kunyit

Sebaliknya, para peneliti menemukan bahwa sel B memori pasien, khususnya yang memproduksi antibodi melawan virus corona, tidak menurun jumlahnya. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL