Find Us On Social Media :

Heboh Apoteker Tidak Bisa Baca Tulisan Dokter hingga Bikin Pasien Tak Sadarkan Diri, Begini Teknik Penulisan Resep Obat yang Tak Boleh Sembarangan Dilakukan

Teknik penulisan resep obat yang tidak boleh sembarangan

1. Identitas dokter : nama, nomor SIP (Surat Ijin Praktek), alamat praktek/ alamat rumah dan nomor telpon dokter 2. Nama kota dan tanggal dibuatnya resep Nomor 1 dan nomor 2 sudah tercetak pada kertas lembar resep. 3. Ditulis simbol R/ (Recipe = harap diambil), diberi istilah superscriptio. Ada hipotesis R/ berasal dari tanda Yupiter (dewa mitologi Yunani). Hipotesis lain R/ berasal dari tanda Ra = mata keramat dari dewa Matahari Mesir kuno.

Baca Juga: Varian Virus Corona Makin Beragam, Apakah Gejala Covid-19 Tetap Sama?

4. Nama obat serta jumlah atau dosis, diberi istilah inscriptio. Merupakan inti resep dokter. Nama obat ditulis nama generik atau nama dagang (brandname) dan dosis ditulis dengan satuan microgram, miligram, gram, mililiter, %. 5. Bentuk sediaan obat yang dikehendaki, diberi istilah subscriptio. 6. Signatura, disingkat S, umumnya ditulis aturan pakai dengan bahasa Latin. 7. Diberi tanda penutup dengan garis, ditulis paraf. 8. Pro: nama penderita. Apabila penderita anak, harus dituliskan umur atau berat badan agar apoteker dapat mencek apakah dosisnya sudah sesuai.

Baca Juga: Setiap Hari Begadang dan Makan Makanan Instan Sejuta Umat, 16 Penyakit Menghampiri Bersamaan

Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik penulisan resep obat yang tak boleh sembarangan. (*)

 

#hadapicorona