GridHEALTH.id – Ultrasonografi (USG), adalah sebuah alat pencitraan yang banyak digunakan untuk memeriksa kondisi kehamilan.
Tapi sebenarnya USG tidak hanya untuk pemeriksaan medis kehamilan.
Baca Juga: Dinilai Sebabkan Masalah Kehamilan, Berapa Kali Sebaiknya USG Dilakukan selama Hamil?
USG sendiri teknologinya sudah berkembang, mulai dari yang tadinya 2-D, 3-D, hingga yang terkini adalah 4D.
Untuk diketahui, melansir laman UT SouthWestern Medical Centers, Robyn Horsager-Boehrer, M.D. seorang spesialis Obstetrics & Gynecology Dalam tulisannya dengan judul "Why to avoid ‘keepsake’ 3-D and 4-D ultrasounds" menyebutkan USG baik yang 2-D, 3-D, dan 4-D, pencitraannya menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar bayi dan melihat rahim.
Pada USG 2-D biasa menciptakan tampilan penampang melintang bayi. Disebut juga pemindaian ultrasound tradisional.
Baca Juga: Memilih Diam, Kini Menkes Terawan Terancam Kena Somasi Atas Permenkes Radiologi
Pada USG 2-D, melansir laman News Medical Life Sciences, Dr. Liji Thomas, MD dalam tulisannya dengan judul "Ultrasound scans – is there a difference between 3D and 4D scans?' menyebutkan hanya mengirim dan menerima gelombang ultrasound hanya dalam satu bidang.
Gelombang yang dipantulkan kemudian memberikan gambaran datar, hitam-putih dari janin melalui bidang tersebut.
Memindahkan transduser memungkinkan banyak bidang tampilan, dan bila bidang yang tepat dicapai, seperti yang dinilai dari gambar di monitor, film diam dapat dikembangkan dari rekaman.
Sebagian besar evaluasi rinci tentang anatomi dan morfologi janin sejauh ini telah dilakukan dengan menggunakan ultrasonografi 2D.
Dalam USG 3-D, papar Boehrer, banyak gambar 2-D diambil dari berbagai sudut dan disatukan untuk membentuk gambar tiga dimensi.
Ini lebih terlihat seperti yang biasa kita lihat di foto pada umumnya.
USG 4-D mirip dengan USG 3-D, tetapi menunjukkan gerakan, sehingga dapat melihat bayi menendang atau membuka dan menutup matanya.
Tapi ketahuilah, USG 2-D seringkali lebih efisien untuk memeriksa kondisi rahim dan bayi. SebabUSG 2-D sebenarnya merupakan standar yang telah dikembangkan oleh para ahli untuk mencari kelainan pada perkembangan dan pertumbuhan bayi.
Karenanya, dokter tidak terlalu memerlukan KUSG 3-D untuk menilai perkembangan bayi, meskipun USG 3-D dapat memberikan gambaran yang bagus tentang bagian luar bayi.
USG 3-D dan USG 4-D dapat menjadi alat penting untuk menilai beberapa kelainan yang sulit dilihat dalam 2-D, seperti bibir sumbing.
Teknologi USG terbaru ini pun, bisa membantu saat tenaga medis menjelaskan kelainan kepada orang tua. Meskipun dokter dan sonografer mungkin dapat dengan mudah mengenalinya dalam gambar 2-D.
Baca Juga: Metode Baru Angkat Penyakit Batu Tanduk Rusa GInjal, Tanpa Radiasi dan Murah
Tapi awam sering kali dapat memvisualisasikan kelainan dengan lebih baik pada hasil gambar USG 3-D dan 4-D.
Namun, menurut Thomas, USG 3-D terlebih 4-D, aplikasi klinisnya masih dipelajari.
Saat ini sebagian besar digunakan untuk menyediakan video kenang-kenangan janin, penggunaan yang tidak disarankan oleh sebagian besar situs pengawas medis.
USG 3-D dan 4-D banyak digunakan sebagai sebagai USG hiburan.
Penggunaan tersebut melanggar prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable) yang mengatur penggunaan medis dari pencitraan diagnostik.Kerugian penggunaan non-medis adalah dari USG:
Baca Juga: Mau Tahu Seperti Apa dan Sebesar Apa Bayi dalam Kandungan di Usia Kehamilan 12 MInggu?
* Mesin mungkin menggunakan tingkat energi ultrasound yang lebih tinggi dari biasanya dengan potensi efek samping pada janin.
* Sesi ultrasound mungkin diperpanjang.
* Operator yang tidak bersertifikat atau tidak terlatih dapat menyebabkan diagnosis yang terlewat atau tidak memadai, karena mereka tidak diharuskan untuk disertifikasi oleh undang-undang(*)
Baca Juga: Tiba-Tiba WHO Puji Kepemimpinan Indonesia Soal Vaksin Covid-19, Ini Pesannya
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL