Mengenai penyebab hipospadia belum ditemukan penyebab pasti dari kelainan ini.
Beberapa penelitian mengemukakan semakin berat derajat hipospadia, semakin besar terdapat kelainan yang mendasari.
Beberapa kemungkinan dikemukakan oleh para ahli mengenai etiologi hipospadia.
Adanya defek pada produksi testosterone oleh testis dan kelenjar adrenal, kegagalan konversi dari testosteron ke dihidrotestoteron, defisiensi reseptor androgen di penis, maupun penurunan ikatan antara dihidros-testoteron dengan reseptor androgen dapat menyebabkan hipospadia.
Adanya paparan estrogen atau progestin pada ibu hamil di awal kehamilan dicurigai dapat me-ningkatkan resiko terjadinya hipospadia.
Lingkungan yang tinggi terhadap aktivitas estrogen sering ditemukan pada pestisida di sayuran dan buah, susu sapi, beberapa tanaman, dan obat-obatan.
Baca Juga: Ingin Segera Memiliki Momongan? Ini Jenis Makanan Peningkat Kesuburan
Namun beberapa penelitian mengemukakan bahwa pil kontrasepsi tidak menimbulkan hipospadia.
Tapi beberapa penelitian menemukan bahwa ibu hamil yang terpapar diethylstilbestrol meningkatkan resiko terjadinya hipospadia.
Klip et al melakukan penelitain pada 8.934 anak laki-laki, pada 205 ibu muda yang terpapar diethylstilbestrol. Hasilnyam ditemukan 4 kasus hipospadia.
Sedangkan pada 8.729 kelahiran yang tidak terpapar diethylstilbestrol, hanya ditemukan 8 kasus hipospadia.
Namun tiidak ditemukan hubungan antara hipospadia dengan usia ibu ketika hamil.
Tapi pada ibu hamil yang melakukan diet vegetarian diperkira-kan terjadi peningkatan resiko terjadinya hipospadia.
Hal ini dapat disebabkan adanya kandungan yang tinggi dari fitoestrogen pada sayuran.
Respon Activating Transcription Factor (ATF3) terhadap aktivitas anti-androgen terbukti berperan penting terhadap kelainan hipospadia.
Baca Juga: Simpel dan Mudah Dilakukan, Ini Manfaat Yoga untuk Penderita Diabetes