Find Us On Social Media :

Bagaimana Pusa Ramadan Memengaruhi Tubuh? Bisa Meningkatkan Imunitas

Bulan Ramadan 2021, kesempatan bagi umat muslim untuk membentuk imunita stubuh yang kuat dan sehat.

GridHEALTH.id - Puasa Ramadan 2021 kali ini mirip dengan puasa Ramadan 2020.

Dimana seluruh umat muslim di dunia, termasuk di Indonesia, menjalankannya dalam kondisi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Tes Gula Darah 2 Jam Setelah Makan Lebih Rendah Dari Gula Darah Puasa? Mungkin Ini Sebabnya

Tapi jangan khawatir, puasa Ramadan tetap wajib dilaksanakan oleh mereka yang beriman.

Malah dengan puasa Ramadan satu bulan penuh, imunitas tubuh kita akan meningkat.

Hal ini tentu penting dimasa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Ketahuilah, selama berpuasa di siang hari, dimulai dari waktu imsak hingga maghrib, karena kita tidak makan dan minum selama beberapa jam, tubuh menggunakan simpanan karbohidrat (disimpan di hati dan otot) dan lemak untuk menyediakan energi setelah semua kalori dari makanan yang dikonsumsi pada malam hari habis.

Karena tubuh tidak dapat menyimpan air, jadinya ginjal menghemat air sebanyak mungkin dengan mengurangi jumlah yang hilang dalam urin.

Namun, tubuh tidak dapat menghindari kehilangan air saat kita buang air kecil, melalui keringat, dan saat bernapas.

Baca Juga: Ikuti Saran Master Yoga China Lakukan Puasa Air 54 Hari, Pria 27 Tahun Meninggal Dunia

Karenanya mereka yang berpuasa, apalagi diiklam yang ekstrim, panas atau dingin, kebanyakan selama Ramadhan akan mengalami dehidrasi ringan, yang dapat menyebabkan sakit kepala, kelelahan, dan kesulitan berkonsentrasi.

Namun, melansir British Nutrition Foundation pada artikel 'A healthy Ramadan', disebutkan penelitian menunjukkan bahwa hal ini tidak berbahaya bagi kesehatan, asalkan cukup cairan yang dikonsumsi setelah berbuka puasa untuk menggantikan yang hilang di siang hari.

Namun, jika tidak dapat berdiri karena pusing, atau kehilangan arah, harus segera minum air putih dalam jumlah sedang - idealnya dengan gula dan garam - minuman manis atau larutan rehidrasi.

Jika mengalami pingsan karena dehidrasi, kaki harus dinaikkan di atas kepala oleh orang lain, dan ketika terbangun harus segera melakukan rehidrasi seperti diuraikan di atas.

Bagi mereka yang biasanya mengonsumsi minuman berkafein seperti teh dan kopi di siang hari, kekurangan kafein selama puasa pada awalnya dapat menyebabkan sakit kepala dan kelelahan.

Baca Juga: Viral Tenaga Medis Pingsan hingga APD Harus Digunting, Dehidrasi usai Antar Jemput Pasien Covid-19

Ini mungkin mereda selama Ramadhan, karena tubuh menyesuaikan diri tanpa kafein di siang hari.

Begitu berbuka puasa, tubuh bisa rehidrasi dan mendapatkan energi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Karena tidak makan dalam waktu yang lama, mungkin terbantu untuk makan perlahan saat berbuka puasa dan memulai dengan banyak cairan dan makanan rendah lemak dan kaya cairan.

Minum banyak cairan, serta mengonsumsi makanan kaya cairan, seperti buah, sayuran, yoghurt, sup, dan semur, sangat penting untuk menggantikan cairan yang hilang di siang hari dan memulai puasa keesokan harinya dengan terhidrasi dengan baik.

Baca Juga: 3 Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Mulut dan Gigi Menurut Dokter

Garam merangsang rasa haus, jadi sebaiknya hindari mengonsumsi banyak makanan asin.

Penting diketahui, makan saat sahur, memberikan cairan dan energi untuk hari puasa, sehingga membuat pilihan yang sehat dapat membantu untuk menghadapi puasa dengan lebih baik.

Puasa dapat membantu kita dimasa pandemi Covid-19

Hasil dari studi tentang efek puasa Ramadhan bagi kesehatan beragam, mungkin karena lamanya puasa dan kondisi cuaca yang dialami berbeda-beda tergantung pada waktu dan negara tempat berpuasa itu.

Beberapa penelitian menemukan bahwa orang yang kelebihan berat badan atau obesitas mengalami penurunan berat badan dan lemak tubuh selama Ramadhan (meskipun mereka cenderung mengembalikan berat badan ini setelah Ramadhan).

Baca Juga: Kebaikan Selai Kacang untuk Diet Menurunkan Berat Badan, Walau Kandungan Lemak dan Kalorinya Tinggi

Jika kelebihan berat badan dan ingin menurunkan berat badan dan mempertahankannya, membuat rencana untuk menjaga pola makan yang sehat dan aktif selama Ramadhan dapat membantu  mempertahankan penurunan berat badan akibat puasa.

Untuk diketahui, beberapa penelitian kecil telah melihat efek puasa Ramadhan pada faktor-faktor seperti kolesterol darah dan trigliserida (lemak dalam darah), dan menemukan perbaikan jangka pendek dalam beberapa kasus meskipun beberapa penelitian tidak menemukan efeknya.

Ada juga beberapa penelitian kecil yang menunjukkan bahwa puasa Ramadhan mungkin memiliki efek menguntungkan jangka pendek pada sistem kekebalan tubuh.(*)

Baca Juga: Perubahan Pada Payudara Akan Mengikuti Selama Masa Kehamilan

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL