Dalam acara Diskusi Media bersama Novo Nordisk: Experience the Freedom with Co-formulation Insulin ((25/02/2021), Ketua Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD mengatakan, ada 3 kendala besar yang kita hadapi, dimana kendali glikemik, kompleksitas terapi dan risiko hipoglikemia masih menjadi kendala.
Tujuhpuluh persen pasien diabetes gagal mencapai target kendali glikemik, hal ini disebabkan oleh adanya clinical inertia, dimana penggunaan insulin seringkali terlambat, dan kendali glikemik itu sendiri, terdiri dari gula darah puasa dan gula darah saat makan.
Untuk mencapai kendali glikemik, , memerlukan penambahan obat, sejalan dengan penyakitnya. Penambahan obat ini, tidak hanya menambah kompleksitas terapi, tetapi juga meningkatkan ketidakpatuhan pada pasien diabetes.
Selain itu, ada risiko kejadian hipoglikemia, yaitu suatu keadaan gula darah berada dibawah kadar normal, sehingga pasien merasa lemas, keringat dingin, dll, juga menjadi salah satu kendala, baik dari pasien maupun dokter. Bila tidak ditangani segera, dapat memunculkan komplikasi.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Meningkatkan Risiko Penyakit Autoimun, Studi
Baca Juga: Ini Dia 5 Alasan Mengapa Perlu Menerapkan Pola Hidup Sehat Menurut WHO
Komplikasi diabetes melitus sangat mungkin terjadi dan bisa menyerang seluruh organ tubuh, mulai dari mata hingga ujung kaki.