GridHEALTH.id - Zat besi salah satu dari skeian banyak zat gizi yang paling dibutuhkan oleh anak di masa pertumbuhannya.
Zat besi erat kaitannya dengan kecerdasan, imunitas tubuh, dan kekuatan fisik anak, bahkan mental anak.
Karenanya zat besi jangan sampai tersingkirkan dari asupan makanan sehari-hari.
Jika anak sampai kekurangan zat besi, gejala paling umum yang bisa dengan cepat dan mudah dilihat adalah;
* Kulit pucat
* Lekas marah atau rewel
* Kurang energi atau mudah lelah (kelelahan)
* Detak jantung cepat
* Lidah sakit atau bengkak
* Limpa membesar
Baca Juga: Alyssa Soebandono; Masa Depan Generasi Maju Ada di Tangan Orangtua, Kecukupan Zat Besi Kuncinya
* Menyukai makanan aneh tidak wajar, seperti kotoran atau es (disebut juga pica).
* Tangan dan kaki dingin
* Pertumbuhan dan perkembangan melambat
* Nafsu makan buruk
* Napas cepat yang tidak normal
* Sering sakit karena infeksi.
Baca Juga: 5 Makanan Kaya Zat Besi, Penting Untuk Hadapi Corona Virus Covid-19
Bagaimana jika hal itu sudah terjadi? Bawa anak kita ke dokter untuk dilakukan evaluasi.
Menurut Robin E. Miller, MD, dalam artikelnya dengan judul 'Iron-Deficiency Anemia' di KidsHealth - From Nemours, dokter akan mendiganosa anak kita dengan cara;
* Bertanya pada oranghtua priahal makan dan pola makan anak.
* Mencari tahu tentang riwayat kesehatan pasien
* Melakukan pemeriksaan fisik
* Melakukan tes darah untuk melihat sel darah merah dengan mikroskop, periksa jumlah hemoglobin dan zat besi dalam darah, periksa seberapa cepat sel darah merah baru dibuat, melakukan tes darah lain untuk menyingkirkan jenis anemia lainnya.
Untuk terapi pengobatannya sendiri, dokter mengobati anemia defisiensi besi dengan suplemen zat besi yang diminum dalam bentuk cairan atau pil selama minimal 3 bulan.
Untuk membantu zat besi diserap ke dalam tubuh anak wajib dijauhkan dari mengonsumsi zat besi dengan antasida, susu, atau teh.
Baca Juga: Waspada dengan makanan ini, bisa membuat anak kekurangan zat besi
Jangan lupa, minum suplemen zat besi yang diresepkan dokter sebelum makan (kecuali jika ini menyebabkan sakit perut).
Pada kasus berat, zat besi diberikan melalui transfusi darah melalui jalur infus (intravena).Jika anemia defisiensi besi disebabkan oleh hal lain selain kekurangan zat besi dalam makanan, pengobatan juga dapat mencakup:
* Perawatan untuk mengurangi perdarahan pada periode menstruasi yang berat
* mengurangi jumlah susu sapi dalam makanan
* mengobati penyakit yang mendasariBagaimana Orang Tua Dapat Membantu?Jika anak Anda mengalami anemia defisiensi besi, pastikan anak mengonsumsi suplemen zat besi persis seperti yang ditentukan.
Baca Juga: Kekurangan Zat Besi Bahaya Laten Bangsa Indonesia, Menciptakan Generasi Emas Bisa Gagal Karenanya
Selain itu sertakan makanan kaya zat besi dalam menu makanan keluarga. Sumber zat besi yang baik meliputi: sereal yang diperkaya zat besi, daging tanpa lemak, unggas, dan ikan, Tahu, kuning telur, kacang polong, kismis.
Penting, sajikan buah dan sayuran yang kaya vitamin C atau segelas jus jeruk pada waktu makan. Ini membantu besi terserap.
Karena mencegah lebih baik daripada mengobati, untuk mencegah anak mengalami kekurangan zat besi; jangan berikan susu sapi kepada bayi di bawah 1 tahun, batasi susu sapi pada anak-anak berusia di atas 1 tahun hingga kurang dari 2 cangkir susu sehari.
Memberi mereka lebih banyak susu sapi dapat membuat mereka merasa kenyang, dan menurunkan jumlah makanan kaya zat besi yang mereka makan.
Penting diingat, melansir MayoClinic dari artikel dengan judul 'Iron deficiency in children: Prevention tips for parents', zat besi sangat penting sekali bagi anak, karena zat besi membantu memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen.
Jika makanan anak kekurangan zat besi, ia mungkin mengembangkan kondisi yang disebut kekurangan zat besi.Kekurangan zat besi pada anak-anak adalah masalah umum.
Ini dapat terjadi di berbagai tingkatan, dari defisiensi ringan hingga anemia defisiensi besi - suatu kondisi di mana darah tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat.
Pastinya kekurangan zat besi yang tidak diobati dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang sudah dipaparkan di atas.
Sebenarnya untuk mencukupi kebutunan zat besi pada anak tidak sulit. Sebab menurut dokter spesialis anak bernama dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A (K), dari Rumah Sakit Pondok Indah, Pondok Indah, kebutuhan zat besi anak usia 1-3 tahun hanya sekitar 7 mg perharinya.
Baca Juga: Buat Penampilan Lebih Percaya Diri, Kenali Prosedur Tummy Tuck yang Bikin Perut Lebih Kencang
Baca Juga: Pulang Dari Afrika, Warga Bogor Bawa Mutasi Virus Corona B117, dr Nadia Ungkap Kondisinya Sekarang
"Kebutuhan zat besi anak usia 1-3 tahun adalah 7 mg setiap harinya," kata dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A (K) dalam wawancara bersama Nakita.id, Selasa (09 Maret 2021).
Jadi mencegah zat besi sebenarnya mudah, daripada mengobatinya.
Cukup berikan anak anak makanan zat gizi seimbang, itu sudah sangat cukup sekali.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL