Find Us On Social Media :

Setelah Divaksin Covid-19, Jika Ditest Covid-19 Apakah Hasilnya Positif atau Negatif?

Rapid test COVID-19 (ilustrasi)

GridHEALTH.id - Program vaksinasi Covid-19 pemerintah saat ini tengah bergulir. Di mulai dari Presiden sebagai penerima pertama, dilanjut dengan tenaga medis, dan lansia, kini masuk tahap pemberian ke guru, pekerja publik, dan umum.

Program vaksin Covid-19 pemerintah ini gratis untuk seluruh warga negara Indonesia.

Baca Juga: Setelah Ikut Disuntik Vaksin, 195 Orang di Semarang Justru Positif Covid-19, Ini Klarifikasi Dinkes

Selain program vaksin test Covid-19 pun masih didiberlakukan di Indonesia diberbagai tempat, baik itu sebagai syaratmasuk ke tempat pribadi, atau umum.

Contoh di bandara, berpergian dengan pesawat harus melampirkan hasil test Covid-19.

Nah, yang menjadi pertanyaan banyak orang saat ini adalah, jika setelah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19, saat menjalani test Covid-19, apakah akan terdeteksi positif atau negatif?

Mengenai hal tersebut banyak kabar dan informasi yang berseliweran, salah satunya adalah pernyatan yang menyatakan hasil test Covid-19 bisa positif jika kita telah divaksin Covid-19.

Baca Juga: Nasib 1,1 Juta Dosis Vaksin Covid-19 AstraZeneca yang Sudah Tiba di Indonesia, Setelah BPOM Tidak Merekomendasikan

Sebenarnya hasil test Covid-19 usai vaksin Covid-19 bisa positif atau negatif, tergantung dari cara test Covid-19 yang dilakukan. Juga tergantung vaksin Covid-19 yang didapatkan.

Untuk vaksin Covid-19 dari Sinovac dan Pfizer, melansir Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (1 Februari 2021), dalam artikel dengan judul 'Apakah vaksinasi akan memberikan hasil positif pada pengujian Covid-19?', kedua vaksin tersebut secara umum akan meningkatkan produksi antibodi yang bereaksi terhadap SARS-CoV-2.

Antibodi yang diproduksi utamanya adalah diedarkan di dalam darah atau limfatik.

Oleh karena itu, bila dilakukan rapid test antibodi (yang umum dikenal dengan rapid test via sampel darah) dengan mekanisme penentuan jumlah antibodi yang bereaksi terhadap SARS-CoV-2, kemungkinan vaksin ini akan menyebabkan hasil positif jika seseorang yang divaksinasi telah membentuk antibodi dalam jumlah tertentu yang dapat terdeteksi.

Bila rapid test dilakukan dengan swab antigen, maka kemungkinan bagi orang yang telah divaksinasi dan tidak dalam kondisi terinfeksi, tidak akan diperoleh hasil positif.

Baca Juga: MUI Sarankan Vaksinasi di Malam Hari Saat Ramadhan, Kemenkes: 'Siapa yang Akan Datang?'

Teknik swab atau usapan adalah pengambilan sampel pada area tubuh tertentu dengan melakukan usapan.

Untuk pengujian Covid-19 umumnya dilakukan pada area nasofaring (rongga yang menghubungkan hidung dan saluran nafas).

Pada area ini antibodi yang terbentuk sebagai hasil pemberian vaksin tidak ada, sehingga kemungkinan memberikan hasil yang negatif.

Lalu, bagaimana bila kita melakukan swab PCR?

Baca Juga: 137 Kass Baru Mendadak Muncul di Kashgar China, 4,75 Juta Warganya Langsung di Test Covid-19

Sama halnya dengan swab antigen, swab PCR juga kemungkinan akan memberikan hasil yang negatif, selama sampel diambil dari nasofaring atau orofaring (bagian antara mulut dan tenggorokan).

Bagaimana jika melakukan test Covid-19 dengan GeNose atau screening test serupa?

Untuk diketahui, GeNose mendeteksi Covid-19 berdasarkan keberadaan volatile organic compound (molekul organik mudah menguap, MOMM) yang ada pada hembusan nafas.

Pada kondisi seseorang terapapar Covid-19, terjadi perubahan MOMM pada hembusan nafas, sehingga singkatnya dapat digunakan untuk membedakan kondisi Covid-19 dan non-Covid-19, berdasarkan database yang diolah oleh kecerdasan buatan yang dimiliki oleh alat GeNose.

Karena belum ada informasi atau database tentang pola MOMM individu yang divaksinasi dengan vaksin tersebut, maka belum dapat diperkirakan apakah pemberian vaksin akan memicu hasil positif pada deteksi menggunakan GeNose.

Baca Juga: Hari Pertama PSBB Total Diperketat, Anies Baswedan Ingatkan Warga DKI Jakarta Wajib Test Covid-19

Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah apakah perubahan MOMM yang dideteksi oleh GeNose adalah berdasarkan infeksi SARS-CoV-2, yang artinya virus dalam bentuk utuh atau aktif; bukan hanya sebagian dari komponen virus ataupun virus yang dilemahkan (inaktif) sebagaimana material vaksin yang digunakan.

Jika perubahan MOMM terjadi karena virus utuh dan aktif yang menginfeksi tubuh, maka pemberian vaksin tidak akan memberikan hasil positif pada deteksi dengan GeNose.

Sebaliknya, jika ternyata perubahan MOMM yang terdeteksi oleh alat tersebut juga diinduksi hanya dengan sebagian dari komponen virus atau virus yang inaktif, maka vaksinasi mungkin dapat menyebabkan hasil positif pada deteksi dengan GeNose.(*)

Baca Juga: Dua Minggu Rutin Minum Susu Kunyit, Wanita Ini Terkejut Sakit Menahunnya Bisa Berkurang

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL