GridHEALTH.id - Menjelang bulan suci Ramadan, muncul pertanyaan tentang apakah orang dengan kondisi kejiwaan terganggu atau sedang mengalami gangguan mental tetap wajib berpuasa selama Ramadan dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kesehatan mereka?
Habib Erensoy, profesor dan ahli psikiatri di Pusat Medis NP Etiler Universitas Üsküdar, di Turki, dikutip dari kantor berita Anadolu Agency (11/04/2021) memberikan pandangannya tentang puasa selama Ramadan dan membahas pengaruhnya terhadap orang-orang dengan gangguan mental.
Erensoy mengawali pandangannya dengan mengatakan bahwa hal itu sangat bergantung pada tingkat keparahan kondisinya, dan mereka telah menerima banyak pertanyaan dari pasien tentang hal ini saat mendekati Ramadan.
“Banyak orang mencari nasihat kami selama periode ini, dengan pertanyaan apakah mereka bisa berpuasa dan jadwal pengobatan baru mereka dan apa efek minum obat setelah lapar dan haus untuk waktu yang lama,” kata Erensoy.
“Apakah pasien psikiatri dapat berpuasa sangat terkait dengan parahnya kondisi mereka, apakah itu kronis dan sifat obat mereka. Selain faktor-faktor tersebut, pasien perlu diwaspadai dan diwaspadai jika mengidap penyakit kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, epilepsi atau diabetes, ”ujarnya.
Erensoy mencatat bahwa jadwal dan pola tidur juga cukup penting bagi banyak pasien psikiatri.
Baca Juga: 1 dari 3 Anak Terkena Gangguan Mental Terkait Pandemi Covid-19, Studi
Baca Juga: Kadar Asam Urat Tinggi Bisa Kurangi Umur Hingga 11 Tahun, Studi
"Pola tidur adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan di bulan Ramadan, dan regresi tidur yang berkepanjangan dapat menyebabkan lonjakan tingkat keparahan gangguan mental."