Ruam ini dapat ditemukan di dalam lipatan kulit, dan mungkin ada titik merah tersebar di sekitar lipatan.
Pengenalan makanan baru
Saat bayi mulai mengonsumsi makanan padat, kandungan tinja mereka berubah. Hal ini meningkatkan kemungkinan munculnya ruam popok.
Perubahan pola makan bayi juga dapat meningkatkan frekuensi buang air besar, yang dapat menyebabkan ruam popok. Jika bayi disusui, ia mungkin mengalami ruam popok sebagai respons terhadap sesuatu yang ibunya makan.
Kulit sensitif
Bayi dengan kondisi kulit, seperti dermatitis atopik atau dermatitis seboroik (eksim), lebih mungkin mengalami ruam popok.
Namun, kulit yang teriritasi dari dermatitis atopik dan eksim terutama menyerang area selain area popok.
Penggunaan antibiotik
Antibiotik membunuh bakteri (bakteri baik maupun jahat). Saat bayi mengonsumsi antibiotik, bakteri yang menjaga pertumbuhan jamur bisa habis, menyebabkan ruam popok karena infeksi jamur.
Penggunaan antibiotik juga meningkatkan risiko diare. Bayi yang diberi ASI yang ibunya mengonsumsi antibiotik juga berisiko tinggi mengalami ruam popok.
jika kulit bayi tidak membaik setelah beberapa hari perawatan di rumah, bicarakan dengan dokter.
Terkadang, kita memerlukan obat resep untuk mengatasi ruam popok.
Baca Juga: Mukormikosis, Infeksi Jamur yang Dipicu Oleh Covid-19, Bisa Sebabkan Kebutaan
Periksakan anak jika ruam sudah menyebabkan hal-hal berikut ini: