Find Us On Social Media :

Vaksin Nusantara Gagasan dr Terawan Dibombardir Kritikan Negatif, Dua Profesor 'Pasang Badan'

Penelitian vaksin nusantara di laboratorium.

GridHEALTH.id - Kita tahu, Vaksin Nusantara gagasan Mantan Menkes dr Terawan dihujam dan hujani kritikan bertubi-tubi.

Tidak tanggung-tanggung kritikannya itu sangat tajam dan seolah menjatuhkan.

Baca Juga: Manfaat Tidur Miring ke Kanan Untuk Kesehatan, Sesuai Contoh Rasulullah SAW

Kritikan pun datangnya bukan dari orang sembarangan, kritikan datang dari akademisi, praktisi, bahkan ahli.

Menadapti Vaksin Nusantara seperti itu, hingga saat ini penggagasnya, dr Terawan tetap santai. Hingga kini tidak ada pernyataan membela dirinya.

Dirinya seolah fokus melihat ke depan dan sepertinya ingin memperlihatkan bukti daripada adu argumentasi tanpa data dan fakta ilmiah.

Hal itu terbukti, dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (10/3/2021).

Mantan Menteri Kesehatan dr Terawan Agus Putranto angkat bicara atas kritik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca Juga: Dukung Tumbuh Kembang Si Kecil dengan Optimal, Anak Membutuhkan 9 Asam Amino Esensial Lengkap

Menurut dr Terawaan saat itu, uji klinis pada hewan terhadap vaksin Nusantara sudah dilakukan di Amerika Serikat, AIVITA Biomedical."Saya sudah WA-kan hasil uji klinik mengenai vaksin safety dan efikasi oleh pihak ketiga di Amerika karena itu sudah dikerjakan," ujar Terawan."Dan itu hasilnya ada, kita kan kirimkan vaksin safety dan efikasi pada uji binatang ini juga sudah kita konsultasikan ke Prof Nidom, sudah saya kirim," imbuhnya, dilansir dari Tribunnews.com (10/3/2021).

Pada kesempatan tersebut dua Profesor Kepala Lembaga Eijkman Amin Subandrio dan Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin, Prof Dr Chairul Anwar Nidom, angkat bicara.

Dua Profesor ini seperti pasang badan prihal Vaksin Nusantara yang banyak dikritik dan dipojokan.

Baca Juga: Virus Corona Varian B1525 Masuk Indonesia Sejak Februari, Benarkah Lebih Berbahaya Dari Varian B.1.1.7?

Kedua profesor tersebut diundang dalam forum rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IX DPR, Rabu (11/3/2021).

Menurut keduanya, dilansir dari Surabayapagi.com (11/3/2021), kompak menyatakan jika Vaksin Nusantara yang gagas Dr. dr. Terawan Agus Putranto, layak dan perlu dilanjutkan ke uji klinis tahap kedua.

Baca Juga: Vaksin Nusantara yang Digagasnya Dikritik Kanan Kiri, dr Terawan Berikan Keterangan Santai Tapi Menohok

“Saya lihat, dedintrik sel ini adalah jawaban untuk mengatasi virus corona dan layak untuk dilanjutkan,” kata Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin, Profesor Chaerul Nidom Anwar, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX DPR, di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021).

Atas pernyataan dua profesor itu, Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menegaskan, persetujuan uji klinis tahap kedua harus disegerakan meskipun uji klinis tahap pertama perlu penyempurnaan.

“Ada apa kok masih dipersulit? Emang masih ada rencana nggak memberikan izin? Kan kita mendesak supaya segera,’’ tegas Saleh.

Berdasarkan hal itu, Politikus PAN itu menambahkan jika BPOM masih berkeberatan memberikan persetujuan uji klinis, komisi IX akan menyampaikan langsung ke Presiden untuk mendesak dikeluarkannya persetujuan itu.

Baca Juga: Rachel Goddard Putuskan Operasi Pengangkatan Rahim Karena Miom dan Kista, Apa Bedanya?

“Komisi IX meminta pimpinan DPR menyampaikan keputusan ini langsung kepada presiden. Ketemu presiden saja biar kita bongkar semua,” lanjutnya.

Baca Juga: Bangganya Jokowi Memberitakan Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 di Indonesia Tertinggi di Dunia

Saleh pun memaparkan, jika prosedur untuk Vaksin Nusantara serumit itu, proses yang sama harus diterapkan pada vaksin dari luar negeri.

“Setiap vaksin yang masuk ke RI tolong dibuat protokol yang sama, dengan yang diterapkan pada Vaksin Nusantara. AstraZeneca jangan dipakai dulu karena protokolnya berbeda dengan Sinovac,’’ kata Saleh dengan tegas.(*)

Baca Juga: Mengandung Zat Anti Virus, Minyak Kelapa Murni Bahan Utama Terapi Adjuvan Covid-19, Pakar UGM Sedang Menelitinya

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL