GridHEALTH.id - Bayi gendut, banyak lipitan di kali dan lengannya, pipi tembem berat badan melebih berat normalnya, masih sering disebut bayi sehat oleh banyak orang.
Para orangtuanya pun bangga jika memiliki bayi dengan kondisi seperti itu.
Baca Juga: Ini Penyebab Bayi Suka Mendengkur Saat Tidur, Salah Satunya Obesitas
Tapi tahu kah, jika bayi kita seperti itu artinya tidak sehat. Itu adalah obesitas pada bayi.
Melansir dari news.harvard.edu dalam artikel 'Targeting childhood obesity early', para ahli di Universitas Harvard mencatat bahwa bayi yang mengalami kenaikan berat badan terlalu banyak dalam 2 tahun pertama.
Si bayi dapat memiliki risiko atau masalah kesehatan yang lebih tinggi di masa kanak-kanak dan bahkan masa dewasa.
Baca Juga: Setelah Jokowi Mendukung, Siti Fadilah Supari Siap jadi Relawan Vaksin Nusantara:
Itulah mengapa penting untuk melacak perolehan dari waktu ke waktu dan menetapkan rasio perolehan yang sehat.
Bayi yang bertambah berat badan dengan cepat dalam satu atau dua tahun pertama mungkin memiliki peluang lebih tinggi untuk menjadi anak-anak dan orang dewasa yang kelebihan berat badan.
Sekitar 1 dari 5 anak kelebihan berat badan atau mengalami obesitas pada usia 6 tahun.
Baca Juga: Pola Makan Ibu Hamil yang Tak Sehat Bisa Sebabkan Obesitas Pada Anak
Dan, sekitar setengah dari anak-anak yang mengalami obesitas mengalami kelebihan berat badan pada usia 2 tahun.
Anak-anak dan orang dewasa yang kelebihan berat badan dan obesitas berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan kronis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2.
Karena itu lah ada alasan bagus untuk mulai mencegah obesitas pada masa kanak-kanak sesegera mungkin.
Meskipun miliki alasan pasti untuk perbedaan tersebut sebagian besar masih belum jelas.
Baca Juga: Ustaz Zacky Mirza Mengidap Pneumonia Bukan Covid-19, Ini Gejalanya
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang bisa membuat bayi menjadi obesitas pada masa kanak-kanak.
Kebiasaan Ibu
Apa yang baik untuk ibu hamil juga baik untuk anaknya, dan kebalikannya juga berlaku.
Baca Juga: Kurangi Asupan Gula, Cara Alami Untuk Menurunkan Risiko Kanker Hati
Satu studi tahun 2007 oleh Gillman, Taveras, dan rekan mereka menemukan bahwa anak-anak dari ibu yang mengalami peningkatan berat badan saat hamil memiliki risiko sekitar empat kali lipat untuk kelebihan berat badan pada usia 3 tahun.
Temuan Project Viva lainnya menunjukkan bahwa anak-anak yang ibunya merokok saat hamil memiliki risiko dua kali lipat risiko kelebihan berat badan pada usia 3 tahun yang ibunya tidak merokok.
Operasi Caesar
Sebuah studi tahun 2012 oleh para peneliti Project Viva menemukan bahwa anak usia 3 tahun yang lahir dengan operasi caesar memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami obesitas.
Hal itu berbanding daripada mereka yang pernah melahirkan pervaginam.
Itu mungkin karena bayi yang lahir dengan operasi caesar memiliki bakteri yang berbeda di usus daripada yang lahir melalui vagina.
Dan beberapa data yang muncul menunjukkan bahwa mikrobioma ini penting untuk keseimbangan energi.
Baca Juga: Coba Makan Pisang Saat Buka Puasa, Jangan Kaget 6 Khasiat Luar Biasa Ini Bisa Dirasakan Tubuh
Menyusui
Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang diberi ASI memiliki risiko obesitas yang lebih rendah, mungkin karena anak-anak yang diberi ASI dapat belajar mengatur sendiri berapa banyak mereka makan dengan menanggapi rasa lapar.
Sebuah studi oleh Gillman dan rekannya di Pediatrics terbitan Maret 2011 menyoroti bayi yang diberi susu formula juga.
Mereka yang diperkenalkan dengan makanan padat sebelum usia 4 bulan memiliki peningkatan enam kali lipat kemungkinan menjadi obesitas pada usia 3 tahun.
Baca Juga: Pemberian Antibiotik Sebelum Usia 2 Tahun Bisa Menyebabkan Kegemukan
Dibandingkan dengan mereka yang orang tuanya menunggu sampai mereka setidaknya berusia 4 hingga 6 bulan untuk memperkenalkan makanan padat.
Tidur Bayi
Penelitian oleh Taveras menunjukkan bahwa tidur yang cukup selama masa bayi sama pentingnya bagi bayi dan juga bagi orang tua mereka yang kelelahan.
Studi Project Viva 2008 miliknya, yang diterbitkan dalam Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, adalah orang pertama yang meneliti efek tidur selama masa bayi.
Dia menemukan bahwa bayi yang tidur kurang dari 12 jam sehari dua kali lebih mungkin mengalami obesitas pada usia 3 tahun dibandingkan mereka yang lebih banyak menutup mata.
Kemungkinan karena tidur sangat penting untuk keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL