Find Us On Social Media :

Aksi Borong dan Timbun Vaksin Negara Kaya, Pakistan, Turkey, Iran dan Brazil Ketar Ketir Senasib dengan India

Iran tengah dilanda gelombang keempat Covid-19. Khawatir mengalani nasib seperti India.

GridHEALTH.id - India tengah dilanda tsunami Covid-19 yang mengerikan.

Ternyata ada beberapa negara lain yang tengah ketar ketir memgalami nasib serupa India.

Pasalnya negara tersebut tingkat kematian harian dan kasus Covid-19 nya tinggi dan trendnya terus naik.

Kenapa hal itu bisa terjadi?

Pasalnya negara-negara di dunia di bawah kendali WHO, kini sedang menjalankan program vaksinasi Covid-19 masal dengan cepat.

Ternyata program vaksinasi yang kini tengah digembar gemborkan itu tidak mereta disetiap negara yang ada di dunia.

Buktinya saat India dilanda tsunami Covid-19, dan beberapa negara lain tengah was-was mengalami nasib serupa India, sampai-sampai Turkie melakukan lockdown perdannya pada Kamis kemarin, negara-negara besar dan kaya mendapat kritikan hebat karena melakulan penimbunan vaksin Covid-19.

Baca Juga: Guru Honorer di Jawa Barat Ternyata Pengidap Guillain Barre Syndrom, Lumpuh Setelah Vaksinasi

Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, termasuk yang mendapat kecaman, dengan alasan mereka telah memesan vaksin melebihi kebutuhan mereka.

Tapi pernyataan Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock Rabu kemarin, membuat banyak pihak sampai tak habis pikir.

Karena mengatakan Inggris tidak punya cadangan vaksin untuk dikirim ke India, dan mengatakan akan mengirim jika ada lebihan vaksin.

SII "sedang membuat dan memproduksi lebih banyak dosis vaksin daripada organisasi manapun. Dan tentunya artinya mereka bisa menyediakan vaksin untuk warga India," ujar Hancock, dilansir dari Intisari-online.com (3/5/2021).

"India bisa memproduksi vaksin mereka sendiri, berdasarkan teknologi Inggris, itulah kontribusi terbesar yang bisa kami buat yang secara efektif datang dari ilmuwan Inggris," paparnya lebih jauh lagi.

Baca Juga: Babak Baru Vaksin Nusantara Setelah Ada Kesepakatan Bersama, Jokowi; Saya Dukung Risetnya

Sementara itu, populasi di Amerika Serikat, sebanyak 30% dari seluruh populasi sudah divaksinasi, dan kini vaksinasi memasuki untuk jenjang usia 16 ke atas.

Sedangfkan Israel, separuh populasi total penduduknya telah menerima satu dosis vaksin virus Corona, dan negara itu sudah mulai mengurangi pengetatan secara berangsur-angsur.

Baca Juga: 5 Ajaran Nabi Muhammad Menghadapi Pandemi, Wabah Penyakit Sudah Ada Sejak Zaman Rasulullah SAW

Mengenai kenyataan seperti itu, pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pendekatan global menjadi satu-satunya cara keluar dari krisis ini.

"Cara ke depannya adalah dengan solidaritas: solidaritas di tingkat nasional, di tingkat global," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam briefing media April 2020 lalu.

Mengenai penyebaran vaksin Covid-19 di dunia, menurut menurut Tedros awal April hanya 0.2% dari lebih 700 juta dosis vaksin terdaftar secara global diberikan ke negara miskin.

Sementara negara maju dan negara kaya telah memiliki 87% dosis vaksin.

Di negara miskin, hanya satu dari lebih 500 warga telah menerima vaksin Covid-19, dibandingkan dengan satu dari 4 warga di negara maju, Kondisi ini digambarkan Tedros sebagai "ketidakseimbangan mengejutkan".

"Fakta lainnya, hingga kini 92 negara miskin belum menerima vaksin apapun, tidak ada yang sudah mencukupi, dan kini beberapa negara tidak menerima alokasi ronde kedua tepat waktu," ujar Tedros.

Baca Juga: Baru Terungkap, Kurang dari 2 Persen Populasi di India Telah Divaksinasi Penuh, Tsunami Covid-19 Meluluh Lantakan Negara Tersebut

"Kita telah melihat bagaimana COVAX bekerja, tapi untuk menyadari potensi penuhnya, kita perlu semua negara maju dengan komitmen politik dan finansial yang diperlukan untuk mendanai COVAX dan mengakhiri pandemi."

Saat ini hanya sedikit negara yang siap berbagi vaksin.

Baca Juga: Diet Fruktosa Bisa Berbahaya, Hindari Makanan Ini Untuk Menjaga Sistem Kekebalan

Perancis menjadi negara pertama yang mendonasikan dosis AstraZeneca dari suplai lokalnya ke COVAX.

"Masalahnya adalah yang lebih berkuasa adalah pemerintah nasional," ujar Michael Head, rekan peneliti senior kesehatan global di Universitas Southampton Inggris.

"WHO menawarkan arahan, tapi mereka tidak punya kekuatan yang cukup. Dan tugas WHO-lah urusan keseimbangan seperti itu untuk memastikan dunia terlindungi.

Jika hal ini benar terjadi dan terus terjadi, tidak heran dilaporkan dari CNN International, Turki memasuki lockdown nasional pertamanya Kamis kemarin.

Iran telah melaporkan jumlah kematian harian tertinggi Senin ini.

Baca Juga: Sudah Terjadi 600 Kasus Covid-19, di Pati Jateng Sudah Ada klaster Mudik, Padahal Sudah Resmi Dilarang Pemerintah

Kota-kota dipaksa ditutup untuk menanggulangi penyebaran virus.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, negara mereka menderita gelombang infeksi keempat!

Sedangkan Brasil mencatat lebih dari 14.5 juta kasus virus Corona terkonfirmasi, dan hampir 400 ribu kematian, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.

Kini Brasil masih mencatat tingkat kematian Covid-19 harian per satu juta penduduk terbanyak di dunia.(*)

Baca Juga: Ibu Kandung dan Ayah Tiri Siksa Bocah 2 Tahun Hingga Tewas Dalam Ritual Klenik Pengusiran Roh Jahat

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL