GridHEAHLTH.id - Kunci naiknya tingkat kesembuhan, menurunnya tingkat kematian akibat Covid-19, salah satu kuncinya ada di Fasilitas kesehatan (Faskes).
Penangan Covid-19 di faskes cepat, tepat, responsif, sangat berpengaruh dalam menaikkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kematian akibat Covid-19.
Baca Juga: Facebook Dapat Menyebabkan Kecemburuan dan Kekecewaan, Studi
Tapi, seorang dokter di Indoensia justru menyayangkan belum meratanya penanganan Covid-19 di Faskes Indonesia.
Menurutnya penanganan Covid-19 di Faskes daerah, khususnya luar Jawa, sangat membuatnya kecewa.
Ibunda tercintanya meninggal dunia karena Covid-19, akibat penanganan Covid-19 di Faskes daerah yang mengecewakan.
Hal itu diungkap dan dibuka dengan jelas oleh dokter yang juga penyanyi Tompi.
Seperti telah kita tahu, ibu dari penyanyi Tompi, Safura, meninggal dunia pada Jumat, (23/4/2021).
Baca Juga: 8 Penyakit Akibat Kekurangan Vitamin D yang akan Mengintai KIta
Dalam unggahan di akun Instagram-nya, Tompi terlihat sangat berduka dengan kepergian sang ibu.
"Ya Allah tempatkan ibuku di tempat paling mulia. 23 April 2021," tulis Tompi singkat dalam keterangan foto di Instagram-nya.
Lalu Tompi pun menuliskan, "Ke Medan mau ketemu Mamak, I love you," tulisnya. Unggahan dr Tompi tersebut dibanjiri oleh ucapan duka dari para pengikut akunnya.
22 hari setelah meninggalnya sang bunda akibat Covid-19, Lebaran ke tiga Tompi sharing prihal meninggalnya sang bunda akibat Covid-19.
Menurut pemaparan pemilik nama lengkap dr. Teuku Adifitrian, Sp.BP-RE alias Tompi di Youtube, Sabtu (15/5/2021), ibunya terpapar Covid-19 di awal Ramadan 2021, setelah sebelumnya pulang kampung ke Aceh.
Baca Juga: 8 Gejala Diabetes yang Sering Kali Luput Dari Perhatian Kita
Karenanya dalam video tersebut Tompi pun berpesan dan mewanti-wanti kepada semua yang menonton videonya untuk jaga dan indahkan protokol kesehatan, juga tidak berpergian terlebih dahulu, jika tidak penting-pentging amat.
Ada satu hal yang menjadi perhatian, dalam video tersebut Tompi ternyata kecewa dengan penanganan Covid-19 di Faskes daerah.
Baca Juga: Demam Berdarah Pada Ibu Hamil, 4 Hal Ini Harus Dilakukan Demi Keselamatan Ibu dan Bayi
Bagaimana tidak kecewa, menurut Tompi pelayanan petugas medis yang tak sigap menemani pasien, terutama di daerahnya.
Menurut Tompi, ibunya yang seharusnya dirawat sejak pagi, baru dijemput ambulance jam 4 sore. Tak lama berselang bunda Tompi pun mengembuskan napas terakhir.
"Jadi prosesya cepet banget, di Aceh di Lhokseumawe pemeriksaan PCR cuma bisa dilakukan 2 kali seminggu dalam sebulan bayangkan, padahal dalam kondisi covid seharusnya satgasnya kerja 24 jam 7 hari dalam seminggu," ungkap Tompi.
"Tenaga kesehatan yang bertugas juga tidak standby di tempat, kita harus marah-marah dulu, kita harus punya koneksi dulu baru bisa," sambungnya.
"Poin saya adalah bukan saya ingin menjelek-jelekan yang bertugas, namun di daerah di luar Jakarta bahkan mungkin di luar Pulau Jawa, fasilitas kesehatan kita masih PR besar negara ini cukup ibu saya yang menjadi korban," beber Tompi.
Baca Juga: 8 Gejala Hamil Muda yang Mirip Gejala Penyakit, Jangan Sampai Terkecoh
Lalu Tompi pun mengingatkan kita semua, "Negara kita nggak sanggup kalau orang itu sakit dalam jumlah besar, negara kita nggak sanggup. Jadi jangan sampai kejadian di India terulang di sini," sambungnya.
"Satu-satunya cara supaya kita selamat dari pandemik ini semua itu harus selalu bahu-membahu semua harus saling menjaga, nggak bisa bodo amat," tukasnya.(*)
Baca Juga: Ini Pentingnya Pemeriksaan Antenatal di Trimester Pertama Kehamilan
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL