GridHEALTH.id - Vaginitis adalah penyakit infeksi kelamin atau bisa disebut juga peradangan pada vagina.
Hal ini terjadi karena ketidakseimbangan jamur dan bakteri yang biasanya hidup di vagina.
Baca Juga: Sophia Latjuba Jalani Operasi Lipoma, Ini Gejala yang Dirasakan
Seiring dengan ketidaknyamanan, penderita mungkin akan mencium bau yang berbeda dari biasanya akibat penyakit infeksi kelamin vaginitis ini.
Penyebab penyakit infeksli kelamin vaginitis, bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, atau virus.
Bahan kimia dalam sabun, semprotan, atau bahkan pakaian yang bersentuhan dengan kewanitaan pun dapat mengiritasi kulit dan jaringan halus.
Efeknya bisa menyebabkan munculnya penyakit infeksi kelamin vaginitis.
Jenis dan Penyebab Vaginitis
Dokter menyebut berbagai kondisi yang menyebabkan penyakit infeksi kelamin atau peradangan pada vagina sebagai "vaginitis". Jenis yang paling umum antara lain:
Baca Juga: Penyakit Infeksi Mulut Oleh Studi Epidemiologi Dikaitkan dengan Penyakit Kardiovaskular
- Bakteri vaginosis, peradangan pada vagina karena pertumbuhan bakteri yang berlebihan. Ini biasanya menyebabkan bau amis yang kuat.
- Candida atau infeksi "jamur", pertumbuhan berlebih dari jamur candida, yang biasanya ditemukan dalam jumlah kecil di vagina.
- Klamidia adalah infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum terjadi pada wanita, biasanya pada usia 18 hingga 35 tahun yang memiliki banyak pasangan seks.
- Gonore adalah infeksi umum lainnya yang menyebar melalui hubungan seks. Ini sering datang bersamaan dengan klamidia.
- Trikomoniasis adalah infeksi yang disebarkan melalui hubungan seks yang disebabkan oleh parasit. Ini meningkatkan risiko Anda untuk IMS lainnya.
- Viral vaginitis adalah peradangan yang disebabkan oleh virus, seperti virus herpes simpleks (HSV) atau human papillomavirus (HPV), yang menyebar melalui hubungan seks. Luka atau kutil di alat kelamin bisa menyakitkan.
Baca Juga: Antibiotik Alami ; Singkirkan Infeksi Bakteri dengan Aneka Makanan Ini
Ketahuilah penderita penyakit infeksi kelamin vaginitis ini, juga sangat bisa menyerang mereka yang aktif secara seksual (terutama jika memiliki banyak pasangan).
Penting diingat, jika menderita penyakit infeksi kelamin, beberapa di antaranya dapat merusak organ reproduksi secara permanen atau menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
Gejalanya penyakit infeksi kelamin, gatal, perih, dan bahkan keluarnya cairan tanpa infeksi (noninfectious vaginitis).
Paling sering, ini adalah reaksi alergi atau iritasi dari produk seperti:
- Deterjen
- Cairan Pembersih Vagina
- Pelembut kain
- Sabun wangi
- Spermisida
- Semprotan deodorant vagina
Baca Juga: Atta Halilintar Suami Siaga Sigap 24 Jam, Tapi Sebut Aurel; Manjanya Berlebihan, Parah
Bisa juga dari tingkat hormon yang lebih rendah karena menopause atau karena indung telur telah diangkat.
Hal tersebut dapat membuat vagina kering, suatu kondisi yang disebut vaginitis atrofik.
Jika hal ini dialami, hubungan seksual terasa sakit, sehingga vagina menjadi gatal dan perih.
Walaupun mungkin memiliki gejala yang berbeda, diagnosis dapat menjadi rumit bahkan untuk dokter yang berpengalaman.
Sebagian dari masalahnya adalah penderita dapat memiliki lebih dari satu diagnosis pada waktu yang sama.
Baca Juga: Atta Halilintar Suami Siaga Sigap 24 Jam, Tapi Sebut Aurel; Manjanya Berlebihan, Parah
Infeksi jamur vs. vaginosis bakterial
Dua penyebab paling umum dari vaginitis terkait dengan organisme yang hidup di vagina.
Mereka bisa memiliki gejala yang sangat mirip. Infeksi jamur adalah pertumbuhan berlebih dari jamur yang biasanya dimiliki tubuh. Bakteri vaginosis terjadi ketika keseimbangan bakteri hilang.
Dengan kedua kondisi tersebut, penderita mungkin melihat keluarnya cairan berwarna putih atau keabu-abuan.
Bagaimana bisa membedakannya? Jika ada bau amis, kemungkinan condong kepada vaginosis bakterial.
Baca Juga: Hari Pneumonia Sedunia: Fakta yang Penting Diketahui Tentang Penyakit Infeksi Paru-paru
Jika terlihat seperti keju, infeksi jamur mungkin penyebabnya. Infeksi jamur juga lebih mungkin menyebabkan gatal dan rasa terbakar, meskipun vaginosis bakterial mungkin membuat vagina terasa gatal juga.
Tapi tidak menutup kemugkinan penderita memiliki penyakit keduanya pada waktu yang sama.
Gejala Vaginitis
Biasanya vagina wanita mengeluarkan cairan bening atau sedikit keruh sebagai cara vagina membersihkan diri.
Namun, hal tersebut seharusnya tidak berbau atau membuat gatal.
Ketika cairan yang keluar memiliki bau yang sangat mencolok, atau terasa seperti luka bakar atau gatal, itu mungkin menjadi masalah.
Baca Juga: 6 Penyakit Infeksi Mulut Paling Sering Terjadi, Penderita Bisa Ompong Total
Penderita mungkin merasakan iritasi sepanjang hari, tetapi paling sering mengganggu di malam hari.
Segera minta pertolongan dokter jika mengalami hal dibawah ini;
- Keputihan berubah warna, lebih pekat, atau baunya berbeda.
- Merasakan gatal, terbakar, bengkak, atau nyeri di sekitar atau di luar vagina.
- Terasa seperti terbakar saat buang air kecil.
- Seks tidak nyaman.(*)
Baca Juga: Penyakit Infeksi Telinga Pada Anak, Banyak Ditemukan Pada Balita
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL