GridHEALTH.id - Berbicara mengenai diabetes, sebenarnya bukan melulu manajemen atau masalah diet, obat, dan insulin yang dibahas juga diutamakan.
Sebab pada penanganan diabetes diperlukan perawatan mental.
Salah satu sebabnya, karena pengobatan diabetes lama dan sepanjang hayat.
Masalah kesehatan mental yang tidak ditangani dapat memperburuk diabetes, dan masalah diabetes dapat memperburuk masalah kesehatan mental.
Tapi untungnya jika yang satu menjadi lebih baik, yang lain cenderung menjadi lebih baik juga.
Depresi: Lebih dari Sekadar Suasana Hati yang Buruk
Baca Juga: Benarkah Penyakit Infeksi Kuku Kuning Disebabkan Oleh Diabetes?
Jika penyintas diabetes tidak dapapt mengelola suasana hati dengan baik, risiko komplikasi diabetes seperti penyakit jantung dan kerusakan saraf akan meningkat.
Orang dengan diabetes 2, 3 kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan orang tanpa diabetes.
Sedihnya hanya 25% hingga 50% penderita diabetes yang mengalami depresi teridiagnosis dan diobati.
Gejala depresi pada penderita diabetes bisa ringan hingga parah, dan meliputi:
Baca Juga: Kenali Gejala Diabetes Pada Ibu Hamil, Pencegahan Dapat Dilakukan
- Merasa sedih atau hampa
- Kehilangan minat pada aktivitas favorit
- Makan berlebihan atau tidak mau makan sama sekali
- Tidak bisa tidur atau tidur terlalu banyak
- Kesulitan berkonsentrasi atau mengambil keputusan
- Merasa sangat lelah
- Merasa putus asa, mudah tersinggung, cemas, atau bersalah
- Mengalami sakit atau nyeri, sakit kepala, kram, atau masalah pencernaan
- Memiliki pikiran untuk bunuh diri atau kematian
Jika merasa mengalami depresi, segera hubungi dokter untuk mendapatkan bantuan perawatan.
Baca Juga: Kenali Tipe Tuberkulosis, Penyakit Menular Ke-3 Paling Mematikan
Semakin dini depresi ditangani, semakin baik bagi tubuh, kualitas hidup, dan diabetes yang diidapnya.
Stres dan Kecemasan
Jika sedang mengalami stres, seseorang mungkin tidak menjaga diri sebaik biasanya.
Baca Juga: Benarkah Penyakit Infeksi Kuku Kuning Disebabkan Oleh Diabetes?
Kadar gula darah juga bisa terpengaruh — hormon stres membuat gula darah naik atau turun tak terduga.
Stres karena sakit atau cedera bisa membuat gula darah naik.
Stres dalam waktu lama dapat menyebabkan masalah kesehatan lain atau memperburuknya.
Kecemasan — perasaan khawatir, takut, atau gelisah — adalah cara pikiran dan tubuh bereaksi terhadap stres.
Ketahuilah, orang dengan diabetes 20% lebih mungkin dibandingkan mereka yang tidak menderita diabetes untuk mengalami kecemasan di beberapa titik dalam hidup mereka.
Mengelola kondisi jangka panjang seperti diabetes adalah sumber utama kecemasan bagi sebagian orang.
Baca Juga: 4 Tanaman Herbal Ini Bantu Turunkan Gula Darah Bagi Penyandang Diabetes
Penelitian menunjukkan bahwa terapi untuk kecemasan biasanya bekerja lebih baik daripada obat.
Kita dapat menurunkan stres dan kecemasan dengan cara:
- Menjadi aktif: berjalan cepat pun bisa menenangkan, dan efeknya bisa bertahan selama berjam-jam.
- Melakukan beberapa latihan relaksasi, seperti meditasi atau yoga.
- Menelepon atau mengirim pesan ke teman yang memahami kita (bukan seseorang yang membuat stres!).
- Mengambil waktu "pribadi". Beristirahatlah dari apa pun yang dilakukan. Pergilah ke luar, baca sesuatu yang menyenangkan — apa pun yang membantu menyegarkan diri.
- Membatasi alkohol dan kafein, makan makanan sehat, dan cukup tidur.
Baca Juga: 4 Masalah Kesehatan Seksual Wanita yang Muncul Akibat Diabetes
Kecemasan bisa terasa seperti gula darah rendah dan sebaliknya.
Mungkin sulit bagi mereka untuk mengenali yang mana dan memperlakukannya secara efektif.
Mudhanya, jika merasa cemas, coba periksa gula darah.(*)