GridHEALTH.id – Depresi pasca persalinan (postpartum depression) adalah keadaan depresi yang umum dialami oleh wanita sesudah proses melahirkan.
Tapi ternyata keadaan depresi setelah persalinan ini tidak hanya bisa terjadi pada seorang wanita, tetapi juga kepada pasangan yang juga bertindak sebagai ayah bagi sang buah hati.
Meurut data dari Journal of American Medical Association, 10% ayah mengalami kondisi depresi pasca persalinan, bahkan sebelum bayi mereka lahir.
Sebenarnya, ada beberapa hal yang baisanya menjadi pemicu mengapa laki-laki bisa terkena depresi pasca persalinan.
Pertama, dan mungkin sering terjadi adalah tekanan dalam hal pemberian nafkah hidup keluarga.
Bertambahnya jumlah anggota keluarga yang perlu dinafkahi dapat miningkatkan stres seputar masalah keuangan dan karier pekerjaan.
Kedua, laki-laki mungkin terbiasa menjadi fokus perhatian oleh pasangannya.
Dengan lahirnya buah hati, perhatian pasangan pun akan tercurahkan sepenuhnya kepada mengurus sang bayi sehingga laki-laki dapat merasa seperti kurang diberi perhatian.
Baca Juga: Mencegah Penyakit Infeksi Bayi Baru Lahir yang Ditularkan Ibu Ke Janin
Perlu juga diketahui, biasanya butuh waktu yang cenderung lebih lama bagi laki-laki untuk lebih terikat secara emosional dengan bayi yang baru dilahirkan dibadingkan dengan perempuan.
Ketiga, rasa merasa bersalah akan tidak bisa memenuhi ekspektasi diri sendiri maupun orang sekitar.
Hal ini umumnya dialami oleh ayah muda atau yang baru pertama kali menjadi seorang ayah.
Rasa bersalah ini bisa jadi karena laki-laki merasa kurang optimal menjalankan peran sebagai support system utama bagi pasangannya, terutama pada kasus masalah tententu yang terjadi selama pasangan mengandung dan melahirkan.
Baca Juga: Diabetes Tipe 2 Paling Banyak Dialami Penduduk Bumi, Kenali Faktor Risiko dan Komplikasinya
Faktor umum yang terakhir laki-laki bisa mengalami depresi pasca persalinan adalah, perasaan asing dan ketidaktahuan.
Dengan hadirnya anggota keluarga baru dalam keluarga, laki-laki butuh untuk menyesuaikan diri dengan ritme kehidupan yang baru dan mungkin masih terasa asing terutama bagi mereka yang baru pertama kali menjadi ayah.
Kurangnya jam tidur dan kegiatan seksual dengan pasangan juga mungkin dapat mempengaruhi suasana hati laki-laki.
Selain itu, bagi ayah yang baru pertama kali mengasuh anak, pastinya akan mengalami banyak kendala dan permasalah yang belum pernah dihadapi sebelumnya yang dapat menimbulkan stres.
Baca Juga: 13 Tanda Hamil Muda Sebelum Telat Menstruasi Tiba, Mudah Dideteksi
Hal-hal di atas dapat dipahami sebagai alasan yang mendasari kenapa laki-laki, secara psikologis, juga rawan akan mengalami depresi pasca perslinan, meskipun pada tiap orang levelnya berbeda-beda.
Gejala yang ditunjukan seorang laki-laki yang sedang mengalami depresi pasca persalinan juga bervariasi pada tiap orang.
Menurut Pacific Post Partum Support Society, tanda-tanda umum depresi pasca persalinan yang dapat dialami laki-laki di antaranya:
- Mudah marah dan tersinggung
- Mengisolasi diri dari keluarga dan teman
- Merasa sedih dan menangis tanpa alasan
- Kehilangan minat dalam pekerjaan, hobi, dan hubungan seksual
- Menenggelamkan diri pada urusan pekerjaan
- Meningkatnya konsumsi alkohol atau obat resep dokter dan obat-obatan terarag
- Melakukan hal-hal impulsif dan semobrono
- Sering sakit kepala dan sakit masalah pencernaan
- Peningkatan atau penurunan berat badan yang signifiikan
- Perilaku kekerasan
- Pikiran untuk bunuh diri
Perlu untuk diingat baik-baik, jika gejala-gejala tersebut sudah mulai bermunculan pada laki-laki pasca sang pasangan melahirkan, yang harus dilakukan adalah memvalidasi perasaan depresif tersebut dan terbuka kepada pasangan akan hal itu.
Baca Juga: Trimester Pertama, Ini Dia Dua Cara Tes Untuk Memastikan Kehamilan
Jangan sampai karena merasa malu untuk mengakui hal itu, laki-laki berpura-pura sedang baik-baik saja dan depresi malah akan menjadi semakin berlarut-larut yang justru dapat menyebabkan banyak masalah.
Jika gejala-gejala di atas sudah mulai muncul, hal mendasar yang haru dilakukan adalah:
- Menjaga pola makan
- Istirahat yang cukup
- Olahraga teratur
- Hindari perilaku sembrono seperti minum-minum, berjudi dan lain lain
- Bicarakan mengenai perasaan pada pasangan, orang tua, saudara, teman atau rekan kerja
- Minta bantuan konselor atau psikoterapis jika gejala depresi tidak membaik dalam waktu lebih dari dua hingga tiga minggu
Harus diingat bahwa meminta bantuan di saat kondisi seperti itu bukan merupakan sebuah kelemahan atau keadaan yang menyedihkan.
Justru dengan terbukanya laki-laki saat mengalami depresi pasca persalinan, hal-hal buruk yang dapat terjadi berlarut-larutnya masa depresi dapat berakibat fatal pada kondisi kejiwaan sang istri dan anak.
Justru, kemauan untuk mengatasi depresi paca persalinan dengan baik dan benar adalah sebuah bentuk pertanggung-jawaban laki-laki sebagai seorang suami dan ayah.(*)
Baca Juga: Berbeda dari Pandemi di Ngera Lain, Covid-19 India Pada Ibu Hamil Lebih Ganas