Find Us On Social Media :

Kesehatan Lansia, Kualitas Tidur Dapat Menunjukkan Risiko Alzheimer

Bertambahnya usia adalah faktor risiko terbesar yang diketahui, dan sebagian besar kasus Alzheimer dilaporkan pada orang berusia 65 tahun ke atas.

GridHEALTH.id - Kualitas tidur yang buruk dapat menandakan risiko penyakit Alzheimer pada orang dewasa yang lebih tua, sebuah penelitian menunjukkan.

Orang dengan Alzheimer cenderung bangun dengan lelah dan malam mereka menjadi kurang menyegarkan karena kehilangan ingatan dan gejala lainnya memburuk. Namun, alasannya tidak sepenuhnya dipahami.

Padahal tidur nyenyak diperlukan untuk mengkonsolidasikan ingatan dan bangun dengan perasaan segar

Studi yang dipimpin oleh Universitas Washington di St. Louis menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua yang kurang tidur atau kurang tidur memiliki tingkat tau yang lebih tinggi, protein otak beracun. Tau juga telah dikaitkan dengan kerusakan otak dan penurunan kognitif.

"Mengukur bagaimana orang tidur mungkin merupakan cara non-invasif untuk menyaring penyakit Alzheimer sebelum atau saat orang mulai mengembangkan masalah dengan ingatan dan pemikiran," kata penulis utama Brendan Lucey, Asisten Profesor dari universitas tersebut.

Selain itu, temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Science Translational Medicine, menunjukkan bahwa bukan jumlah total tidur yang dikaitkan dengan tau, tetapi gelombang lambat tidur ( slow-wave sleep), yang mencerminkan kualitas tidur.

Baca Juga: Bahaya Kelebihan Gula Untuk Otak Berdampak Pikun dan Alzheimer

Baca Juga: Pengobatan Alami Untuk Mengatasi Hidung Kering Penyebab Mimisan

Orang-orang dengan patologi tau yang meningkat sebenarnya tidur lebih banyak di malam hari dan tidur siang lebih banyak di siang hari, tetapi mereka tidak mendapatkan kualitas tidur yang baik.

“Yang menarik adalah bahwa kami melihat hubungan terbalik antara penurunan tidur gelombang lambat dan lebih banyak protein tau pada orang yang secara kognitif normal atau sangat sedikit terganggu, yang berarti bahwa aktivitas gelombang lambat yang berkurang mungkin menjadi penanda transisi antara normal dan terganggu. ,” tambah Lucey.

Untuk penelitian ini, tim mempelajari 119 orang berusia 60 tahun atau lebih di antaranya hampir 80 persennya normal secara kognitif dan sisanya mengalami gangguan ringan.

Hingga dua dekade sebelum gejala kehilangan ingatan dan kebingungan Alzheimer muncul, protein beta amiloid mulai terkumpul menjadi plak di otak.

Kusut tau muncul kemudian, diikuti oleh penurunan area otak utama. Baru kemudian orang mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan kognitif yang jelas.

Baca Juga: 5 Fakta Tentang Diabetes Tipe 1 Perlu Diketahui Setiap Orangtua

Baca Juga: 6 Penyebab Munculnya Bercak Pada Trimester Pertama Pada Ibu Hamil

Tantangannya adalah menemukan orang di jalur untuk mengembangkan Alzheimer sebelum perubahan otak seperti itu merusak kemampuan mereka untuk berpikir jernih. Untuk itu, tidur mungkin menjadi penanda yang berguna, kata para peneliti. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL