GridHEALTH.id - Pesan berantai terkait virus corona (Covid-19) kembali menghebohkan publik internasional.
Dimana pesan berantai tersebut terbagi menjadi tiga bagian pesan yang cukup mencengangkan.
Baca Juga: Pertanyaan Awam, 'Bagaimana Saya Tahu Saya Sudah Kena Diabetes?'
Pertama, disebutkan bahwa singapura menjadi negara pertama di dunia yang melakukan otopsi (post-mortem) pada jenazah Covid-19.
Kedua, pesan tersebut menyatakan bahwa Covid-19 adalah penyakit yang menyebabkan pembekuan darah dan disebabkan oleh bakteri bukan virus.
Kemudian yang ketiga, disebutkan bahwa Covid-19 bisa disembuhkan dengan obat aspirin dan ventilator sebenarnya tidak erlu untuk penanganan pasien.
Berikut narasi pesan berantai yang beredar selengkapnya:
"Singapura menjadi negara pertama di dunia yang melakukan otopsi (post-mortem) pada jenazah Covid-19. Setelah penyelidikan menyeluruh, ditemukan bahwa Covid-19 tidak ada sebagai virus, tetapi bakteri yang terpapar radiasi dan mengentalkan darah hingga menyebabkan kematian manusia.
Telah ditemukan penyakit Covid-19 menyebabkan penggumpalan darah yang dapat menyebabkan darah manusia menggumpal dan menyebabkan darah vena menggumpal, sehingga membuat orang sulit bernafas karena otak, jantung, dan paru-paru tidak bisa mendapatkan oksigen sehingga menyebabkan orang meninggal dunia. segera.
Untuk mengetahui penyebab kekurangan energi pernapasan, dokter di Singapura tidak mengikuti prosedur WHO, tetapi melakukan otopsi untuk COVID-19.
Dokter membuka lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya setelah pemeriksaan cermat dan menemukan bahwa pembuluh darah melebar dan dipenuhi gumpalan darah, menghalangi aliran darah dan mengurangi aliran oksigen.
Di dalam tubuh, dapat menyebabkan kematian pasien.
Mengetahui penelitian ini, Kementerian Kesehatan Singapura langsung mengubah rencana pengobatan Covid-19 dan mengonsumsi aspirin untuk pasien positifnya. Saya mulai mengonsumsi 100 mg dan Imromac.
Hasilnya, pasien mulai pulih dan kesehatannya mulai membaik. Kementerian Kesehatan Singapura mengevakuasi lebih dari 14.000 pasien dalam satu hari dan memulangkan mereka.
Baca Juga: Jerinx Bebas dari Penjara Hari Ini, Dulu Sempat Divonis 6 Tahun Penjara usai Sebut IDI 'Kacung' WHO
Setelah periode penemuan ilmiah, dokter di Singapura menjelaskan pengobatan, mengatakan bahwa penyakit ini adalah tipuan global, "tidak lain adalah pembekuan darah (blood clots) dan perawatan di pembuluh darah.
Tablet antibiotik Anti inflamasi dan Minum antikoagulan (aspirin). Hal ini menunjukkan bahwa penyakit tersebut dapat diobati.
Menurut ilmuwan Singapura lainnya, ventilator dan unit perawatan intensif (ICU) tidak pernah diperlukan. Perjanjian untuk efek ini telah diumumkan di Singapura China sudah mengetahui hal ini, tetapi tidak pernah mengeluarkan laporan.
Bagikan informasi ini kepada keluarga, tetangga, kenalan, teman, dan kolega Anda untuk mengeluarkan mereka dari ketakutan akan Covid-19 dan menyadari bahwa itu bukan virus, tetapi bakteri yang hanya terpapar radiasi.
Hanya orang dengan kekebalan yang sangat rendah yang harus berhati-hati. Radiasi ini juga dapat menyebabkan peradangan dan hipoksia. Korban harus mengonsumsi Asprin-100mg dan Apronik atau Parasetamol 650mg.
Sumber: Kementerian Kesehatan, Singapura."
Lantas benarkah demikian?
Dilansir dari laman Facebook Kementerian Kesehatan Singapura (MOH), pesan berantasi tersebut ternyata tidak benar alias hoaks.
Dalam pernyataan resminya, MOH dengan tegas menyatakan belum pernah melakukan otopsi jenazah pasien Covid-19 seperti yang disebutkan dalam pesan berantai.
Baca Juga: Tanda Awal Ulkus Diabetikum, Penyakit Infeksi Kaki Diabetes, Serta Cara Pencegahannya
Lebih lanjut, MOH juga menyebut bahwa pesan berantai tersebut serupa dengan pesan berantai yang beredar sebelumnya.
Dimana yang sebelumnya menyebutkan Rusia dan bukan Singapura.
"FAKTA – Singapura belum melakukan otopsi seperti itu. Pesan tersebut menyatakan informasi palsu mengenai patofisiologi infeksi COVID-19, yang tidak didukung oleh bukti saat ini. Versi sebelumnya dari pesan yang beredar ini, yang menyebutkan Rusia dan bukan Singapura, juga telah terungkap sebagai tidak benar.Kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak berdasar yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat." tulis MHO.
Beikut pernyataan selengkapnya:
(*)
Baca Juga: Singapura Mulai Lockdown Hari Ini, Warga Hanya Boleh Bertemu Dua Orang
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL