Find Us On Social Media :

Dianggap Obat Dewa, Penggunaan Antibiotik Tidak Rasional Sebabkan Kematian, Bisa Lebih dari 10 Juta Jiwa per Tahun

Kematian akibat penggunaan antibiotik yang tidak rasional

GridHEALTH.id - Masyarakat Indonesia sepertinya sudah tak asing lagi dengan antibiotik.

Seakan menjadi obat dewa, hampir sebagian besar orang sakit selalu diresepkan antibiotik.

Baca Juga: Jangan Asal Konsumsi, 7 Penyakit Ini Boleh Diresepkan Antibiotik

Padahal, antibiotik tidak boleh asal diberikan karena dapat menyebabkan bakteri atau kuman menjadi kebal.

Jika hal ini terjadi, orang yang sakit kemungkinan besar sulit sembuh akibat terlalu sering mengonsumsi antibiotik.

Baca Juga: Bebas Dari Bersin Karena Influenza Dengan Pengobatan Herbal Ini

Kondisi kebalnya bakteri terhadap antibiotik ini disebut juga dengan resistensi antibiotik.

Namun tahukah, rupanya resistensi antibiotik bisa menjadi pandemi paling mengerikan berikutnya setelah pandemi Covid-19.

Vida Parady, mewakili Yayasan Orangtua Peduli (YOP), mengatakan bahwa resistensi antibiotik merupakan krisis kesehatan dunia.

Baca Juga: Dinkes Jakarta Berharap Tidak Ada Warga DKI 18 Tahun ke Atas Tolak Vaksinasi Covid-19: 'Satu Botol Vaksin untuk 8-9 Orang'

"Resistensi antibiotik disebut sebagai silent pandemic. Namun, banyak pihak belum peduli akan dampak resistensi antibiotik."

"Masih sering ditemukan tenaga kesehatan yang meresepkan antibiotik pada penyakit karena infeksi virus."

"Di sisi lain, masyarakat berpikir antibiotik dapat mencegah sakit menjadi lebih berat," ungkapnya dalam Virtual Media Briefing AMR bertajuk “Kemitraan Sektor Swasta dan Peran Masyarakat dalam Mempromosikan Penggunaan Antibiotik Secara Rasional dan Tuntas”, Kamis (10/6/2021).

Baca Juga: Pencegahan Diabetes Tipe 2, Terapkan 4 Hal Ini Sejak Anak Sekolah

Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD, K-PTI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi RSUD Dr. Soetomo mengemukakan, penggunaan antibiotik yang tidak rasional bisa menyebabkan kematian.

Erwin mengatakan, ada sekitar 700 ribu kematian per tahun disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak rasional.

"Jika hal ini diteruskan terus-menerus, bisa jadi di tahun 2050 akan ada 10 juta kematian per tahun akibat resistensi antibiotik," tuturnya dalam acara yang sama.

Baca Juga: Berawal dari Kurir Paket, Satu Desa di Kabupaten Tegal Harus Lockdown, 29 Orang Positif Covid-19

Baca Juga: Jokowi: Mulai 1 Juli, 1 Juta Dosis Vaksin per Hari Harus Disuntikkan

Untuk itu, Erwin mengimbau agar masyarakat cerdas dan lebih bijak dalam penggunaan antibiotik.

Erwin meminta untuk menanyakan terlebih dahulu kepada tenaga kesehatan alasan diresepkan antibiotik. (*)

#hadapicorona