Find Us On Social Media :

Pernikahan yang Tidak Bahagia Bisa Mematikan Bagi Pria, Studi

Pria yang tidak bahagia dalam pernikahannya akan cepat meninggal.

GridHEALTH.id - Menurut sebuah studi baru oleh Tel Aviv University yang dilakukan pada sekelompok pria menikah di atas usia 30 di Israel, mereka yang menyatakan bahwa mereka tidak bahagia dalam pernikahan mereka memiliki risiko lebih tinggi kehilangan nyawa dan risiko lebih tinggi terkena stroke hingga lumpuh.

Studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Medicine, menganalisis data kesehatan 8.945 pegawai negeri sipil Israel dan pegawai kota yang menjadi subjek penelitian.

Mereka menjalani penilaian kesehatan dan pola perilaku yang ekstensif dan diikuti selama lebih dari tiga dekade.

Para peneliti meminta para pria untuk menilai pernikahan mereka dalam skala satu sampai empat.

Pria yang mengklasifikasikan pernikahannya tidak bahagia lebih mungkin menderita faktor risiko kematian, terutama stroke, dibandingkan dengan pria yang menyatakan bahagia.

Ditemukan bahwa pria yang menilai kepuasan pernikahan mereka rendah, 69% lebih mungkin meninggal karena stroke daripada mereka yang menilai pernikahan mereka tinggi.

Baca Juga: Berantas Stunting: Pernikahan Dini, Salah Satu Penyebab Tingginya Angka Stunting di Indonesia

Baca Juga: 4 Pengobatan Rumahan Meredakan Napas Bunyi Mengi yang Sering Muncul

Para peneliti juga menyatakan bahwa risiko kematian bagi mereka yang berusia di bawah 50 tahun yang tidak puas dengan pernikahan mereka adalah 39,4%, sedangkan angka ini adalah 6,5% untuk mereka yang berusia di atas 50 tahun.

“Apa yang kami temukan, yang mengejutkan, adalah bahwa ketidakpuasan di antara pria dengan pernikahan mereka merupakan faktor risiko kematian, sama besarnya dengan merokok, atau pria yang gagal berolahraga,” Dr. Shahar Lev-Ari, penulis utama studi tersebut kepada The Times of Israel (30/06/2021).

Baca Juga: 6 Tips Mudah dan Murah Untuk Mencegah Penyakit Infeksi Tenggorokan

Baca Juga: Tanya Jawab Seputar Diet Rendah Kalori, Diet Paling Sehat Untuk Turunkan Berat Badan

Tim di balik penelitian tersebut mendesak otoritas kesehatan untuk mempromosikan terapi perkawinan untuk mengurangi risiko kematian terkait pernikahan. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL