Vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium di usus dan mempertahankan konsentrasi kalsium dan fosfat serum yang memadai untuk memungkinkan mineralisasi tulang normal dan untuk mencegah tetani hipokalsemia (kontraksi otot yang tidak disengaja, yang menyebabkan kram dan kejang).
Ini juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan remodeling tulang oleh osteoblas dan osteoklas [1-3].
Ketahuilah, tanpa vitamin D yang cukup, tulang bisa menjadi tipis, rapuh, atau cacat.
Kecukupan vitamin D mencegah rakhitis pada anak-anak dan osteomalacia pada orang dewasa.
Bersama dengan kalsium, vitamin D juga membantu melindungi orang dewasa yang lebih tua dari osteoporosis.
Selain itu, vitamin D memiliki peran lain dalam tubuh, termasuk pengurangan peradangan serta modulasi proses seperti pertumbuhan sel, fungsi neuromuskular dan kekebalan tubuh, dan metabolisme glukosa.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Perawatan Rumahan untuk Mengatasi Demam yang Dapat Dilakukan
Banyak gen yang mengkode protein yang mengatur proliferasi sel, diferensiasi, dan apoptosis sebagian dimodulasi oleh vitamin D.
Banyak jaringan memiliki reseptor vitamin D, dan beberapa mengubah 25(OH)D menjadi 1,25(OH)2D.
Konsentrasi serum 25(OH)D saat ini merupakan indikator utama status vitamin D.
Meskipun 25(OH)D berfungsi sebagai biomarker paparan, sejauh mana kadar 25(OH)D juga berfungsi sebagai biomarker efek pada tubuh (yaitu, yang berkaitan dengan status kesehatan atau hasil) tidak jelas [1,3 ].
Para peneliti belum secara pasti mengidentifikasi konsentrasi serum 25(OH)D yang terkait dengan defisiensi (misalnya, rakhitis), kecukupan untuk kesehatan tulang, dan kesehatan secara keseluruhan.
Kebutuhan Vitamin D yang Direkomendasikan
Baca Juga: Cara Memasak Daging Qurban Menjadi Menu Opor Daging Lezat, Mudah!