Studi ini menemukan bahwa di negara bagian Brasil seperti Paraná, Santa Catarina, Rio Grande do Sul, Mato Grosso do Sul dan Minas Gerais, dengan insiden demam berdarah yang tinggi tahun lalu dan awal tahun ini, Covid-19 membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai tingkat transmisi komunitas yang tinggi dibandingkan dengan negara bagian seperti Amapá, Maranhão dan Pará yang memiliki lebih sedikit kasus demam berdarah.
Tim menemukan hubungan serupa antara wabah demam berdarah dan penyebaran Covid-19 yang lebih lambat di bagian lain Amerika Latin, serta Asia dan pulau-pulau di Samudra Pasifik dan Hindia.
Namun, penelitian ini membuat ruang terbuka untuk banyak pertanyaan. Untuk negara seperti India yang melaporkan hampir 70.000 kasus demam berdarah pada tahun 2019, ini adalah berita bagus.
Ini bisa berarti bahwa kekebalan kelompok (herd immunity) bukanlah mimpi yang jauh bagi kita, tetapi kenyataan yang mungkin terjadi.
Tetapi karena penelitian ini tidak merinci tingkat kekebalan yang ditunjukkan oleh orang yang pernah terinfeksi demam berdarah terhadap Covid-19, tidak ada yang bisa dikatakan dengan pasti.
Baca Juga: Masih Jadi Tanda Tanya Awam, Mengapa Sudah Vaksin Lengkap Tetap Bisa Positif Covid-19?
Baca Juga: Pintar Cara Mengelola Amarah Agar Tak Berdampak Pada Kesehatan
Para peneliti juga belum bisa menjawab pertanyaan terkait berapa lama kekebalan yang ditawarkan oleh demam berdarah bertahan setelah infeksi.