Find Us On Social Media :

Sindrom Nasi Goreng, Penyakit Infeksi Disebabkan Bakteri Bacillus Cereus, Ini Gejalanya

Mengenal berbagai gejala sindrom nasi goreng.

GridHEALTH.id - Nasi goreng sudah menjadi makanan favorit masyarakat di tanah air.

Banyak masyarakat memilih memasak nasi goreng, ketika lauk pauk di rumah memang tidak tersedia.

Namun siapa sangka, makanan tersebut rupanya bisa menyebabkan penyakit infeksi yang disebut sebagai sindrom nasi goreng.

Dilansir dari Live Science (2/5/2019), sindrom nasi goreng merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut keracunan makanan karena mengonsumsi nasi atau pasta yang sudah basi.

Sindrom nasi goreng ini diketahui disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus cereus.

Sebuah laporan 2019 yang terbit di jurnal Frontiers in Microbiology mengungkap ada sekitar 63.000 kasus sindrom nasi goreng terjadi di Amerika Serikat setiap tahunnya.

"Nasi goreng basi adalah pemicu (sindrom nasi goreng) yang paling sering terjadi," kata Philip Tierno, ahli mikrobiologi di New York University Langone Health.

Baca Juga: 7 Penyebab Keracunan Makanan, Mengalami Penyakit Infeksi Karenanya

Sindrom nasi goreng banyak diakibatkan karena cara memasaknya yang tidak benar.

Dimana tak sedikit dari masyarakat yang mendinginkan nasi putih pada suhu kamar selama lebih dari dua jam sebelum dimasak menjadi nasi goreng dengan bumbu lain.

Mendinginkan nasi sebelum memasak nasi goreng adalah cara yang kita lakukan agar nasi tidak lembek ketika digoreng.

Namun ketika nasi dibiarkan terlalu lama, bakteri Bacillus cereus beracun akan tumbuh dan mereka tidak akan mati saat nasi digoreng dengan bumbu lain.

Saat bakteri Bacillus cereus muncul, mereka bisa melepaskan dua jenis racun yang menyebabkan penyakit berbeda.

Pertama racun yang menyebabkan diare dan satunya lagi membuat mual hingga muntah.

Baca Juga: Mengenakan Masker Terlalu Lama Sebabkan Keracunan? Jangan Percaya!

Jenis racun pertama dilepaskan di usus kecil setelah nasi dengan kandungan bakteri dicerna.

Hal ini membuat orang yang terinfeksi mengalami diare, perut kram, dan kadang mual tapi jarang yang sampai muntah.

Gejala ini biasanya mulai terlihat 6 sampai 15 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri dan mereda satu hari kemudian.

Jenis racun kedua dilepaskan bakteri ke dalam makanan sebelum dikonsumsi.

Makanan berkarbohidrat seperti nasi dan pasta adalah yang paling umum terkontaminasi.

Racun ini membuat korbannya muntah dan mual dalam waktu 30 menit sampai 6 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi.

Gejala ini mulai mereda setelah 24 jam.(*)

Baca Juga: Dr Tony Setiobudi Ungkap Berapa Kadar Vitamin D yang Bisa Menyebabkan Keracunan

#berantasstunting

#BijakGGL

#hadapicorona