GridHEALTH.id - Tak sedikit orangtua terutama ibu yang menginginkan anaknya tumbuh dengan berat badan ideal.
Bahkan, beberapa orangtua mengaku ingin anaknya memiliki tubuh yang berisi sehingga makin terlihat menggemaskan.
Baca Juga: Daging Merah dalam MPASI Dapat Turunkan Risiko Anemia Defisiensi Besi
Akibatnya, para orangtua ini terus memberikan makanan sehat yang dinilai dapat menambah berat badan bayi selama masa MPASI.
Namun tahukah, rupanya ada beberapa makanan sehat yang dapat menjadi bumerang bagi tumbuh kembang anak.
Baca Juga: Diberikan untuk Warga DKI Mulai Hari Ini, Simak Syarat Penerima Vaksin Pfizer!
Alih-alih menambah berat badan, makanan sehat tersebut malah dapat menyebabkan bayi mengalami anemia defisiensi besi (ADB).
Berdasarkan laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anemia defisiensi besi (ADB) merupakan masalah defisiensi nutrien tersering pada anak di seluruh dunia terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia.
Secara epidemiologi, prevalensi tertinggi ditemukan pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-kanak diantaranya karena terdapat defisiensi besi saat kehamilan dan percepatan tumbuh masa kanak-kanak yang disertai rendahnya asupan besi dari makanan, atau karena penggunaan susu formula dengan kadar besi kurang.
Kekurangan zat besi sangat memengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi.
Gejala yang sering terlihat pada anak yang kekurangan zat besi, antara lain lemas, pucat terlalu sering, mudah lelah, mudah terinfeksi, gangguan prestasi belajar, dan menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan gangguan perilaku.
Terlepas dari itu, apa saja makanan sehat yang dapat menyebabkan bayi mengalami anemia defisiensi besi?
1. Susu
Susu memang sering dijadikan sebagai makanan penambah berat badan anak.
Namun, penelitian yang dipublikasikan dalam Journal de Pediatria menyebutkan bahwa susu dapat mengurangi penyerapan zat besi sekitar 50-60 persen.
Kandungan kalsium yang tinggi pada susu dapat menghambat penyerapan zat besi, karena penyerapan kalsium berkompetisi dengan penyerapan zat besi.
Untuk memaksimalkan penyerapan, makanan kaya kalsium tidak boleh dimakan bersamaan dengan makanan yang mengandung besar zat besi.
Baca Juga: Inilah Mengapa Badai Sitokin Pada Pasien Covid-19 Mematikan
Artinya, sebaiknya susu diminum di luar waktu makan utama.
2. Keju
Sama halnya dengan susu, penelitian tersbeut juga menyatakan bahwa keju yang merupakan produk turunan dari susu dapat menghambat penyerapan zat besi.
Untuk itu, konsumsi keju pada bayi tidak boleh melebihi 165 mg per hari.
3. Beras merah
Selain itu, penelitian yang dipublikasikan dalam The Medical Journal of Malaysia menunjukkan, konsumsi beras terlalu banyak pada bayi dapat menimbulkan lemas, sakit perut, rambut rontok, kerusakan gigi, hingga anemia defisiensi besi.
Bahkan, beras merah yang dianggap menyehatkan juga dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
Beras merah kaya akan asam fitat yang dapat mengikat zat besi di saluran pencernaan, sehingga mencegah penyerapan zat besi.
Baca Juga: Cara Jitu China Kendalikan Covid-19 Varian Delta, Hanya Butuh Waktu Satu Bulan
Untuk itu, IDAI menyarankan memenuhi kebutuhan zat besi yang paling baik adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi.
Makanan yang mengandung sumber zat besi paling tinggi adalah daging berwarna merah.
Sayuran hijau juga mengandung zat besi yang tinggi tetapi hanya diserap sekitar 3-8% dibandingkan dengan sumber hewani yang diserap sebesar 23%.
Baca Juga: Bahaya Roti Putih Bagi Penyandang Diabetes, Sebaiknya Dihindari
Langkah berikutnya untuk memastikan kecukupan zat besi adalah dengan mengonsumsi makanan yang telah difortifikasi.
Bayi perlu makan hati ayam sebanyak 85 g sehari (setara 3 potong sedang) atau daging sapi sebesar 385 gram (hampir 1,5x porsi steak untuk orang dewasa) untuk memenuhi kebutuhan zat besi sebesar 11 mg per hari.
Tentunya jumlah ini sangat banyak untuk bayi berusia 6-12 bulan, sehingga MPASI fortifikasi yang telah diperkaya zat besi dapat menjadi alternatif asupan yang mengandung tinggi zat besi.
Baca Juga: Cara Jitu China Kendalikan Covid-19 Varian Delta, Hanya Butuh Waktu Satu Bulan
Baca Juga: Diberikan untuk Warga DKI Mulai Hari Ini, Simak Syarat Penerima Vaksin Pfizer!
Terlepas dari itu, ada baiknya untuk memberikan variasi makanan dalam menu MPASI agar terhindar dari masalah defisiensi nutrien.
Beberapa ahli menyarankan agar bayi mengonsumsi MPASI bintang 4 pada hari pertama makan, sehingga bayi tidak mengalami anemia defisiensi besi. (*)
#hadapicorona #berantasstunting