Find Us On Social Media :

Ketika Malaria Menginfeksi Plasenta Selama Kehamilan, Kekebalan Bayi di Masa Depan Dapat Terpengaruh

Ibu hamil yang terkena malaria, bisa berdampak pada kekebalan bayinya kelak akibat ditularkan melalui plasenta.

Sekitar setengah dari wanita tersebut menderita malaria plasenta, dan sekitar setengah dari wanita yang terinfeksi memiliki apa yang disebut inflamasi plasenta malaria, di mana plasenta menjadi sangat sakit dan dapat berhenti berfungsi dengan baik.

Dalam studi mereka, para peneliti mencari jumlah DNA ibu dalam darah tali pusat bayi.

Ini mewakili tingkat mikrokimerisme ibu yang dimiliki anak-anak pada saat mereka lahir, kata Harrington, meskipun tidak diketahui berapa lama tingkat itu dapat bertahan setelah lahir.

Wanita dengan malaria plasenta melahirkan bayi dengan mikrokimerisme ibu yang lebih tinggi dari rata-rata, dan bayi yang lahir dari ibu dengan malaria plasenta inflamasi memiliki tingkat rata-rata yang lebih tinggi.

Para peneliti berencana untuk mengeksplorasi lebih lanjut, bagaimana sel ibu dan bayi berinteraksi untuk mempengaruhi risiko malaria di masa depan.

Untuk mencari tahu, apakah dan untuk berapa lama tingkat tinggi sel ibu bertahan selama kehidupan anak-anak, dan bagaimana secara umum status mikrokimerisme seseorang mempengaruhi kerentanan mereka terhadap penyakit infeksi lainnya.

Malaria adalah penyebab utama kematian di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di kalangan anak-anak.

Baca Juga: Dead Butt Syndrome, Sindrom Kebanyakan Duduk Bisa Berujung Kecacatan

Baca Juga: 3 Tips Pola Makan Pada Lansia dengan Diabetes, Tetap Boleh Makan Enak!

Diperkirakan 429.000 orang meninggal setiap tahun karena infeksi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia, dan sebagian besar kematian itu terjadi di Afrika sub-Sahara. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL