Tidak seorang pun dalam penelitian ini yang terinfeksi SARS-CoV-2 meninggal, yang menunjukkan bahwa vaksin masih menawarkan perisai yang tangguh terhadap penyakit serius, meski tidak sebaik kekebalan alami.
Dalam analisis lain, para peneliti membandingkan lebih dari 14.000 orang yang terkonfirmasi Covid-19 dan masih belum divaksinasi, dengan jumlah yang setara dengan orang yang sebelumnya terinfeksi yang kemudian menerima satu dosis vaksin Pfizer-BioNTech.
Tim menemukan bahwa kelompok yang tidak divaksinasi dua kali lebih mungkin terinfeksi ulang dibandingkan dengan kelompok yang divaksinasi tunggal.
"Kami terus meremehkan pentingnya kekebalan infeksi alami, terutama ketika (infeksi) baru terjadi," ujar Eric Topol, seorang dokter-ilmuwan di Scripps Research.
"Dan ketika Anda meningkatkannya dengan satu dosis vaksin, Anda membawanya ke tingkat yang tidak mungkin Anda tandingi dengan vaksin mana pun di dunia saat ini," lanjut dia.
Baca Juga: 7 Jenis Protein Pengganti Daging Sapi, Sama Manfaat dan Menyehatkan
Baca Juga: Risiko Obesitas Pada Masa Remaja Dimulai di Usia Dini, Studi
Tetapi masih menjadi pertanyaan, apakah analisis yang dilakukan itu melibatkan orang yang terinfeksi, sebelumnya telah menerima satu dosis vaksin atau bahkan dosis lengkap, dan apakah orang tersebut tidak pernah terinfeksi sebelum divaksinasi. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL