Find Us On Social Media :

Obat Diabetes Tipe 2 Metformin Untuk Terapi Kesuburan dan Sindrom Ovarium Polikistik

Metformin obat diabetes tipe 2 yang bisa digunakan untuk terapi kesuburan dan gangguan kesimbangan hormon perempuan.

GridHEALTH.id - Ketidak seimbangan hormon pada perempuan adalah masalah besar bagi yang mengalaminya.

Sebab ketisak seimbangan horman ini tidak hanya berbicara mengenai siklus menstruais yang tidak teratur, tapi lebuh dari itu.

Ketidak seimbangan hormon bisa menyebabkan seorang perempuan menjadi tidak subur.

Baca Juga: Eksim Basah pada Bayi Bisa Sebabkan Lepuhan pada Kulit, Gejalanya Bintik atau Benjolan Kecil

Asal tahu saja, ketidak seimbangan hormon disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (SOPK).

Nah, perempuan yang mengalami SOPK ternyata juga mengalami gangguan metabolik yang dikaitkan dengan siklus menstruasi tidak teratur, ketidakseimbangan hormon, masalah resistensi insulin, pra-diabetes, hingga diabetes.

Pengobatan untuk masalah SOPK biasanya adalah terapi metformin.

Metformin adalah obat ini termasuk obat keras, hanya dapat diperoleh melalui resep dokter.

Obat ini memang diindikasikan untuk pengobatan diabetes mellitus tipe 2.

Namun demikian sama seperti obat-obat lainnya bisa saja mempunyai beberapa khasiat.

Aspirin misalnya, dahulunya digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, menurunkan demam dan mengobati radang.

Baca Juga: Mengenal Gejala Cacar Air (Chikenpox), Bisa Dihindari dengan Vaksin

Kemudian ternyata juga berkhasiat dalam pengobatan penyakit yang berhubungan dengan darah yang disebut sebagai anti platelet. Metformin juga, menurut Dr. Muslim Suardi, MSi., Apt, yang dilansir dari Fakultas Farmasi Universitas Andalas, dapat digunakan untuk pengobatan bagi wanita yang mengalami gangguan keseimbangan hormon.

Keadaan ini dapat menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur dan sulit untuk hamil.

Malah metformin dapat membantu menormalkan siklus menstruasi, dan membantu pengeluaran telur dari indung telur atau ovulasi.

Juga, obat anti diabetes tipe 2 ini dapat mencegah keguguran spontan pada trimester pertama yang mungkin dialami wanita yang menderita penyakit yang disebut Polycystic Ovary Syndrome atau PCOS.

Baca Juga: Gejala Penyakit TBC, Penularannya Bisa Karena Menyanyi dan Tertawa

Sebelum memutuskan untuk mengasup metformin, dokter akan menguji toleransi glukosa kita terlebih dulu untuk melihat bagaimana tubuh memproses gula.

Tak hanya itu, dilansir dari Tabloid nakita yang juga publish di nakita.id (3/9/2014), dokter juga akan memeriksa enzim hati dan tes darah untuk memastikan kita tidak mengalami anemia, dan tubuh bisa menerima pengobatan ini.

Ada beberapa alasan mengapa dokter memberikan terapi metformin, obat diabetes yang bisa kembalikan kesuburan, salah satunya karena obat ini bekerja dengan menyeimbangkan hormon.

Penting diketahui, resistensi insulin banyak ditemukan pada perempuan dengan SOPK.

Metformin digunakan untuk mengatasi resistensi insulin dengan mengatur hormon reproduksi dan mengembalikan ovulasi.

Baca Juga: Debat Penggunaan Masker Terus-menerus di Sekolah, Penelitian Buktikan Pakai Masker Tetap Lebih Aman

Metformin pun bisa membantu terjadinya ovulasi.

Bahkan beberapa studi menunjukan penggunaan metformin bisa membuat siklus menstruasi menjadi lebih teratur dan proses ovulasi kembali, tanpa perlu menggunakan obat kesuburan lain (dalam hal ini jika si calon ibu mengalami resistensi insulin, sebab ternyata tidak semua penderita SOPK memiliki resistensi insulin).

Selain itu, metformin bisa menurunkan risiko keguguran yang biasa terjadi pada perempuan dengan SOPK.

Karena SOPK sering dikaitkan dengan obesitas, maka penggunaan metformin dipercaya mampu menurunkan bobot tubuh mereka yang menjalani terapi metformin.

Penurunan berat badan bisa mengembalikan proses ovulasi dan meningkatkan kesempatan hamil.

Baca Juga: Tasya Kamila Dibikin Bingung Saat Pulang ke Indonesia; 'Ga Tau Harus Hamdallah, Istighfar, Apa Berkata Kasar'

Selain memberikan metformin dokter juga akan meminta untuk menjalankan pola makan sehat dan olahraga agar peningkatan fertilitas lebih maksimal.

Sebenarnya “senjata” paling jitu untuk mengatasi SOPK adalah dengan olahraga dan menjalankan pola makan sehat.

Kita bisa meningkatkan kadar kesuburan dengan menjaga kesehatan diri sendiri dan menjalankan gaya hidup yang baik.

Apabila pola makan sehat dan olahraga tidak membantu, barulah dokter akan memberikan metformin.

Adapun efek samping paling umum yang ditimbulkan metformin adalah masalah pencernaan, seperti kembung dan sakit perut.

Baca Juga: PPKM Diperpanjang Hingga 4 Oktober, Instruksi Mendagri Anak di Bawah 12 Tahun Harus Tunjukkan Hasil Antigen Negatif Jika Masuk Mal

Mnegonsumsi metformin di tengah-tengah waktu santap membantu mengurangi efek samping yang ditimbulkan.

Biasanya, perempuan yang menggunakan metformin akan mengonsumsinya sepanjang hidup, kecuali mereka mengubah gaya hidup, pola makan, dan menurunkan bobot tubuh mereka.

Namun demikian, upaya kembali subur dengan obat diabetes metformin bisa dipertimbangkan di bawah pengawasan dokter, agar produksi hormon kembali seimbang dan kehamilan pun datang. 

Patut juga diketahui, insulin memiliki koneksi yang erat dengan hormon reproduksi.

Sebab peningkatan kadar insulin akan memicu kenaikan kadar androgen, atau disebut hormon pria.

Baca Juga: Solusi Komplikasi Kaki Diabetes Hindari Amputasi, Dibalon dan Stent

Tingginya kadar androgen akan menyebabkan timbulnya masalah ketidakseimbangan hormon (SOPK) dan muncul masalah ovulasi.

Jika hal ini terjadi maka kesempatan hamil pada perempuan dengan SOPK menjadi semakin sulit.

Karena itulah mengapa, terapi obat diabetes metformin bisa juga untuk membantu kesuburan perempuan yang mengalami SOPK.(*)

Baca Juga: Resep Air Putih Membantu Meringankan Masalah Asam Urat yang Kambuh

 

 

 

 

.