GridHEALTH.id - Impetigo adalah infeksi bakteri pada kulit yang paling sering terjadi pada anak kecil.
Impetigo adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh salah satu atau kedua bakteri berikut: grup A Streptococcus dan Staphylococcus aureus.
Namun kita berfokus pada impetigo yang disebabkan oleh grup A Streptococcus (grup A strep). Selain impetigo, strep grup A menyebabkan banyak jenis infeksi lainnya.
Seseorang mendapat impetigo ketika strep grup A menginfeksi kulit, itu menyebabkan luka. Bakteri dapat menyebar ke orang lain jika seseorang menyentuh luka tersebut atau bersentuhan dengan cairan dari luka.
Impetigo dimulai sebagai luka merah dan gatal. Saat sembuh, keropeng berkerak, kuning atau "berwarna madu" terbentuk di atas luka.
Secara umum, impetigo adalah infeksi ringan yang dapat terjadi di bagian tubuh mana saja. Tapi paling sering mempengaruhi kulit yang terbuka, seperti di sekitar hidung dan mulut atau di lengan atau kaki.
Baca Juga: Mengenal Gejala Impetigo, Penyakit Kulit Akibat Infeksi Bakteri Sering Terjadi Pada Anak
Baca Juga: Sah , YouTube Tutup Video Konten yang Berisi Anti Vaksin Covid-19
Gejalanya meliputi luka merah dan gatal yang pecah dan mengeluarkan cairan bening atau nanah selama beberapa hari.
Selanjutnya, keropeng kuning atau "berwarna madu" terbentuk di atas luka, yang kemudian sembuh tanpa meninggalkan bekas luka.
Biasanya diperlukan waktu 10 hari agar luka muncul setelah seseorang terkena strep grup A.
Siapa pun bisa terkena impetigo, tetapi beberapa faktor meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi ini seperti usia, kontak dekat dengan orang penderita impetigo, dan kebersihan pribadi yang tidak diperhatikan.
Dokter biasanya mendiagnosis impetigo dengan melihat luka (pemeriksaan fisik). Tes laboratorium tidak diperlukan.
Impetigo diobati dengan antibiotik yang dioleskan ke luka (antibiotik topikal) atau diminum (antibiotik oral).
Dokter mungkin merekomendasikan salep topikal, seperti mupirocin atau retapamulin, hanya untuk beberapa luka. Antibiotik oral dapat digunakan ketika ada lebih banyak luka.
Baca Juga: Manfaat Ciplukan Sebagai Pengobatan Rumahan Untuk Mengatasi Diabetes
Baca Juga: 5 Tips Mencegah Diare Selama Kehamilan Agar Tidak Berdampak Pada Janin
Berita baiknya, komplikasi serius sangat jarang terjadi pada impetigo meskipun masalah ginjal (glomerulonefritis pasca-streptokokus) dapat menjadi komplikasi impetigo.
Jika seseorang memiliki komplikasi ini, biasanya dimulai satu sampai dua minggu setelah luka kulit hilang.
Orang bisa mendapatkan impetigo lebih dari sekali. Memiliki impetigo tidak melindungi seseorang dari mendapatkannya lagi di masa depan.
Meskipun tidak ada vaksin untuk mencegah impetigo, ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain.
Jika terjadi luka akibat impetigo, tutup luka yang disebabkan oleh impetigo itu untuk membantu mencegah penyebaran bakter strep grup A ke orang lain. Jika menderita kudis, mengobati infeksi itu juga akan membantu mencegah impetigo.
Perawatan luka yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi bakteri kulit, termasuk impetigo yaitu dengan membersihkan luka, lalu tutup luka yang mengering atau terbuka dengan perban yang bersih dan kering sampai sembuh.
Orang yang didiagnosis dengan impetigo dapat kembali bekerja, sekolah, atau tempat penitipan anak jika mereka sudah memulai pengobatan antibiotik yang menggunakan resep dari dokter.
Baca Juga: Selalu Ingin Marah Sepanjang Waktu? Kenali 5 Faktor Pemicunya
Baca Juga: Mengenal 4 Fase Unik Menstruasi Agar Terhindar dari Bad Mood
Setelah luka sembuh, seseorang dengan impetigo biasanya tidak dapat menyebarkan bakteri ke orang lain. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL