GridHEALTH.id - Tahu kah, ternyata di Indonesia telah ditemukan varian baru virus corona.
Mengutip artikel 'Perkembangan Terbaru Kasus Covid-19 di Indonesia' dari Universitas Islam Indonesia (4/52021), varian baru virus covid-19 yang ditemukan di Indonesia pada Maret 2021 adalah VOC B.1.1.7. Varian baru ini diindikasikan dapat meningkatkan transmisi dan dapat mengurangi efektivitas vaksin.
Baca Juga: Rekomendasi Olahraga Bagi Penyandang Diabetes dan Tips Aman Melakukannya
Sebelumnya pada November 2020 ditemukan varian baru juga di Indonesia yaitu N439K yang diindikasikan dapat mengurangi keberhasilan vaksin.
Disampaikan juga, angka kematian akibat Covid-19 diketahui berkaitan dengan kerusakan pada organ paru-paru.
Namun, berbagai penelitian menunjukkan adanya kerusakan pada sistem jantung dan pembuluh, berupa koagulopati pada pasien Covid-19.
Koagulopati adalah gangguan pembekuan darah yang mengakibatkan perdarahan yang berlebihan.
Baca Juga: Healthy Move, 9 Alasan Mengapa Olahraga Lari Bisa Jadi Pilihan
Pada webinar CORONA 3.0, Continuing Medical Education Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (CME FK UII) yang mengangkat tema “Clinical Update and New Phenomenon of Covid-19”, diulas prihal pencegahan infeksi virus corona yang dalam satu tahun terakhir telah memakan korban 45.334 ribu jiwa per 30 April 2021 di Indonesia.
Salah satu upaya pencegahannya adalah dengan vaksinasi.
Dengan vaksinasi, selain menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity), vaksinasi juga diharapkan dapat menjaga produktivitas dan meminimalisasi dampak sosial dan ekonomi.
Menurut Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P (K) yang menjadi pemateri pada sesi pertama prihal “Covid-19 Nowadays”, beliau menyebutkan, “Seiring berjalannya waktu, mutasi pada virus adalah kejadian normal. Ketika variasi yang terbentuk meningkatkan risiko terhadap manusia, baik melalui transmisi, virulensi, dan efektivitas tatalaksana vaksin,” jelasnya.
Baca Juga: Hari Osteoporosis Sedunia, 6 Cara Mencegah Pengeroposan Tulang
Semua vaksin memiliki kemampuan dalam mencegah penularan dan manifestasi Covid-19.
Semakin banyak manusia yang tervaksin, akan semakin menekan penularan.
Baca Juga: Mereka yang Kecanduan Narkoba Lebih Berisiko Mengalami Infeksi Terobosan Covid-19, Studi
Pada kesempatan ini pun ditegaskan, masyarakat untuk tidak perlu pilih-pilih vaksin.
“Vaksin bukanlah benteng tunggal kita dalam berperang melawan virus covid-19. Protokol 5M, 3T, dan menjaga imunitas tubuh harus selalu kita terapkan dalam kehidupan new normal ini,” tutupnya.
Pada sesi kedua, mengulas prihal “New Phenomenon of Covid-19: Management of Multisystem Inflammatory Syndrome of Coagulopathy,” diketahui, “Pada pasien Covid-19 ditemukan tanda koagulopati seperti peningkatan D-dimer, trombositopenia ringan, dan pemanjangan prothrombin time,” papar Prof. Dr. dr. Budi Yuli Setianto, SpPD-KKV, Sp.JP (K).
Baca Juga: Dampak Ikutan Pandemi Covid-19, Waspada Computer Vision Syndrome
Sesi terakhir, yang disampaikan oleh disampaikan langsung oleh dr. Andi Sulistyo Nugroho, Sp.KFR, diungkap mengenai “Rehabilitasi Medik Pasca Covid-19.”
Untuk diketahui, Rehabilitasi tersebut bertujuan untuk memelihara fungsi dan mencegah disabilitas serta meningkatkan kualitas hidup.
“Target dari rehabilitasi salah satunya adalah meredakan kecemasan,” jelasnya.
Baca Juga: Aneka Kesalahan Mengejan Saat Melahirkan Normal yang Harus Dihindari
Rehabilitasi medik pasca Covid-19 dibagi menjadi fase akut, subakut, dan jangka panjang.
Klinis yang harus diperhatikan adalah status dari virus itu sendiri pada pasien.(*)
Baca Juga: Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuh Jika Jarang Makan Daging Merah