GridHEALTH.id - Kanker prostat adalah kanker pada pria yang berkembang di dalam kelenjar prostat (kelenjar yang turut berperan dalam pembentukan cairan ejakulasi) yang umumnya ditandai dengan gangguan buang air kecil.
Belum begitu jelas apa yang menyebabkan kanker prostat. Terbentuknya kanker prostat dimulai ketika sel-sel di prostat mengalami perubahan dalam DNA mereka.
DNA sel berisi instruksi yang memberi tahu sel apa yang harus dilakukan. Perubahan tersebut memberi tahu sel untuk tumbuh dan membelah lebih cepat daripada sel normal. Sel abnormal itu pun terus hidup, ketika sel lain mati.
Sel abnormal yang terakumulasi membentuk tumor yang dapat tumbuh untuk menyerang jaringan di sekitarnya. Pada akhirnya, beberapa sel abnormal dapat menyebar (bermetastasis) ke bagian tubuh lainnya.
Kanker prostat yang terdeteksi sejak dini, ketika masih terbatas pada kelenjar prostat, memiliki luaran terbaik untuk angka harapan hidup.
Strategi pengobatan terintegrasi, yang menggabungkan terapi lokal dan sistemik, dapat bermanfaat dalam penanganan kanker prostat.
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Prostat, Kanker Paling Sering Dialami Pria
Namun, pemilihan strategi pengobatan bergantung pada banyak faktor, seperti preferensi pasien, dan aspek kualitas hidup.
“Skrining untuk kanker prostat dapat mulai dilakukan bagi pria berusia di atas 45 tahun dengan riwayat kanker prostat pada keluarganya dan pria berusia di atas 50 tahun yang memiliki keluhan gangguan berkemih,” kata Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U (K), Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM dalam sambutannya pada Virtual Media Briefing Prostate Cancer Awareness Month dari FKUI-RSCM-RSUI (07/09/2021) .
Setelah melakukan diagnosis pada pasien, pasien yang terdiagnosis mengidap kanker prostat harus menjalani beberapa terapi tergantung pada stadium apa kanker ini terdiagnosis.
Untuk penderita kanker prostat yang masih terlokalisir dan risiko yang sangat rendah untuk metastasis, dokter akan menunggu dan mengawasi perkembangan kanker. Akan tetapi seleksi kasus seperti ini harus didiskusikan oleh dokter yang merawat.
Bila kanker berkembang, ada beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan. Jenis pengobatan tersebut meliputi:
1. Operasi prostat
Operasi prostat dilakukan dengan cara mengangkat seluruh kelenjar prostat dan atau kelenjar getah bening di sekitarnya yang telah terkena sel kanker.
Baca Juga: Konsumsi Suplemen Vitamin C Harus Tepat Agar Tak Mengganggu Lambung
Baca Juga: Perlu Diketahui Orangtua, MODY,Bentuk Diabetes Langka di Kalangan Remaja
2. Radioterapi atau terapi radiasi
Radioterapi dilakukan sebagai awal atau setelah operasi. Terapi ini juga dilakukan untuk meredakan gejala dan menghambat perkembangan kanker pada penderita kanker prostat stadium lanjut.
3. Terapi hormon
Terapi hormon dapat dilakukan sebelum atau setelah radioterapi. Terapi hormon yang dilakukan sebelum radioterapi bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan proses pengobatan.
Sedangkan terapi hormon yang diberikan setelah radioterapi bertujuan untuk mengurangi risiko kembalinya sel kanker.
Selain itu, terapi hormon juga diberikan sebagai pengobatan tunggal untuk memperlambat perkembangan kanker prostat stadium lanjut dan meredakan gejala yang muncul.
4. Kemoterapi
Dalam kemoterapi, digunakan obat-obatan untuk menghilangkan sel kanker yang bersifat agresif.
Obat-obatan dapat diberikan melalui infus. Kemoterapi dilakukan jika kondisi kanker telah menyebar ke organ lain di luar kelenjar prostat.
Baca Juga: Diabetes Tipe 3 Sering Dihubungkan dengan Alzheimer, Ini Sebabnya
Baca Juga: Suka Menjepit Rambut Agar Tidak Berantakan? Lakukan 3 Hal Ini Agar Rambut Tetap Sehat
Agar menurunkan risiko kanker prostat, masyarakat dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan seperti dengan melakukan diet sehat tinggi buah dan sayuran.
Juga perlu memilih makanan sehat dibandingkan supplemen, melakukan olahraga secukupnya, menjaga berat badan, dan dengan melakukan konsultasi dengan dokter. (*)