GridHEALTH.id - Pada peringatan Hari Penglihatan Sedunia atau World Sight Day (WSD), yang biasa diperingati tiap Kamis minggu kedua bulan Oktober (14/10/2021) lalu, diketahui ternyata gangguan penglihatan terbanyak di Indonesia penyebab terbanyaknya adalah katarak.
Pada WSD tahun ini yang mengusung tema global “Love Your Eyes” dengan tema-nasional “Sayangi Mata Kita”, penanggulangan gangguan penglihatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah antara lain meningkatkan kampanye dan edukasi kesehatan melalui CERDIK, PATUH, dan LIHAT, pemanfaatan teknologi melalui Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan (SIGALIH) dan Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular (SIPTM).
Pada WSD kali ini pun masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap pentingnya menjaga kesehatan mata, dan mencegah gangguan penglihatan.
Termasuk melakukan deteksi dini gangguan penglihatan pada keluarga secara sederhana di rumah.
Tidak hanya itu, masyarakat juga diminta untuk meningkatkan kesadaran terhadap efek pajanan radiasi gadget/elektronik yang terlalu lama atau terlalu dini pada anak.
Katarak Masalah Besar Kesehatan Mata di Indoensia
Prihal gangguan penglihatan yang hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama di Indonesia, yang sebagian besarnya diakibatkan oleh katarak, Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, berdasarkan World Report on Vision 2019 diperkirakan secara global terdapat kurang lebih 2,2 milyar penduduk yang mengalami gangguan penglihatan dan/atau kebutaan.
Padahal, kondisi gangguan penglihatan atau kebutaan yang dialami 1 milyar penduduk tersebut sebenarnya dapat dicegah.
“Berdasarkan data nasional Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) 2014 – 2016 Kemenkes, dengan sasaran populasi usia 50 tahun ke atas, diketahui bahwa angka kebutaan mencapai 3% dan katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi (81%),” katanya pada konferensi pers terkait Hari Penglihatan Sedunia secara virtual, Selasa (12/10) di Jakarta.
Baca Juga: Agar Hasilnya Akurat, Begini Cara Cek Gula Darah Mandiri di Rumah
Sementara itu, perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dr. Aldiana Halim mengatakan, di Indonesia dengan populasi pada 2017 terdapat 8 juta orang dengan gangguan penglihatan.
Sebanyak 1,6 juta orang buta ditambah dengan 6,4 juta orang dengan gangguan penglihatan sedang dan berat.
Nah, dari jumlah tersebut, 81,2% gangguan penglihatan disebabkan oleh katarak.
Penyebab lainnya adalah refraksi atau glaukoma, atau kelainan mata hal-hal lainnya seperti kelainan refraksi, glaukoma atau kelainan mata yang berhubungan dengan diabetes.
Baca Juga: Healthy Move, Penyandang Hipertensi Boleh Angkat Beban Namun Ada Syaratnya
“Tapi sebetulnya kita harus berfokus pada katarak, kita harus berusaha bagaimana orang katarak ini bisa mendapatkan akses pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan operasi katarak sehingga penglihatannya akan kembali,” kata Aldiana.
Orang dengan katarak ini, lanjut Aldiana treatment-nya cukup efektif kalau dioperasi dan tidak ada komplikasi lain. Kemungkinan pasein bisa melihat kembali itu sangat besar.
“Kalau seandainya katarak 81,2%, setengahnya bisa kita tangani, nanti prevalensi gangguan penglihatan akan turun secara signifikan,” jelas Aldiana.
Dampak Gangguan Penglihatan Cukup Luas
Baca Juga: Tak Hanya Batuk, Ini Gejala TBC Pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Untuk diketahui, gangguan penglihatan tidak hanya berpengaruh kepada penglihatan tetapi berpengaruh kepada seluruh aspek kehidupan penderitanya.
Jadi gangguan penglihatan itu berpengaruh terhadap kualitas hidup orang yang menderitanya.
Beberapa konsekuensi dari hilangnya penglihatan berpengaruh kepada fisik, mental, kepuasan hidup, mobilitas, ketergantungan, pendidikan.
Orang dengan gangguan penglihatan juga memperberat penyakit kronis yang sedang diderita.
Baca Juga: Indonesia Bakal Antisipasi Gelombang Ketiga Dengan Obat Covid-19 Molnupiravir
“Kami baik dari Perdami dan leadership-nya dari Kemenkes sekarang memang sedang berjuang, berusaha untuk mendapatkan orang-orang dengan gangguan penglihatan di manapun mereka berada, dan memfasilitasi mereka untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya sehingga mereka bisa kembali melihat,” ucap Aldiana.
Upaya tersebut tengah dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, baik di Papua, Maluku, atau teman-teman sedang bergerak sekarang untuk mencari orang dengan gangguan penglihatan dan kemudian berusaha mengembalikan ingatan mereka.(*)
Baca Juga: Mengapa Penyandang Diabetes Perlu Merawat Gusi dan Gigi Mereka Secara Ekstra? Ini Alasannya