Find Us On Social Media :

Berisiko Menyebabkan Kerusakan Otak, Waspadai Gejala Hipoglikemia

Hipoglikemia berisiko menimbulkan kerusakan pada otak.

GridHEALTH.id - Mengontrol gula darah agar sesuai dengan target yang sudah ditentukan, memang merupakan salah satu cara mencegah komplikasi karena diabetes.

Namun, diperlukan perhatian yang lebih agar gula darah tidak terlalu rendah dan menyebabkan terjadinya hipoglikemia.

Baca Juga: Hindari Gula Darah Tinggi, Penyandang Diabetes Bisa Konsumsi 5 Asupan Makanan Ini

Melansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Rabu (27/10/2021), kadar gula darah di bawah 70 mg/dL dianggap rendah.

Kadar gula darah yang rendah juga bisa disebut sebagai reaksi insulin atau syok insulin. Jika ini terjadi, maka segera menghubungi dokter untuk melakukan konsultasi.

Baca Juga: Agar Hasilnya Akurat, Begini Cara Cek Gula Darah Mandiri di Rumah

Reaksi setiap orang dengan kadar gula darah yang rendah berbeda-beda, sehingga penyandang diabetes perlu mengenali perubahan pada dirinya sendiri, dilansir dari American Diabetes Association, Rabu (27/10/2021).

Agar lebih mudah untuk mengenali gejala hipoglikemia pada diri sendiri, penyandang diabetes bisa meluangkan waktu untuk menulis tanda yang bisa dipelajari.

Baca Juga: Penyandang Diabetes Rawan Mengalami Depresi, Begini Cara Mengatasinya

Mulai dari indikator yang ringan, umum, hingga paling parah. Berikut ini adalah tanda dan gejala yang terjadi ketika kadar gula darah rendah.

- Tubuh gemetar dan menjadi gugup

- Berkeringat ataupun kedinginan

- Tidak sabar dan merasa bingung

- Jantung berdetak lebih cepat

- Pusing, kelaparan, mual, dan kulit menjadi pucat

- Mengantuk dan tidak berenergi

- Pandangan kabur

- Kesemutan atau mati rasa di bibir, lidah dan pipi

- Sakit kepala

- Mimpi buruk atau menangis saat tidur

- Hingga kejang

Untuk memastikan apakah kadar gula darah rendah atau mengalami hipoglikemia, seseorang perlu melakukan pengecekan.

Kada gula darah yang rendah bisa memicu pelepasan epinefrin (adrenalin), hormon “fight-or-flight” sehingga menjadi lebih waspada.

Epinefrin ini yang menyebabkan penyandang diabetes mengalami gejala hipoglikemia seperti jantung berdebar-debar, berkeringat, kesemutan, dan gelisah.

Jika kadar gula darah terus menurun, maka ini berisiko menyebabkan otak berhenti berfungsi karena tidak mendapatkan asupan glukosa yang cukup.

Baca Juga: Tak Banyak Diketahui, Ternyata Diabetes Sampai Ada 12 Jenis

Sejumlah gangguan seperti penglihatan kabur, sulit berkonsentrasi, bingung saat berpikir, bicara cadel, mati rasa, dan mengantuk, bisa terjadi.

Apabila kadar gula darah dibiarkan rendah terlalu lama, maka bisa membuat otak kekurangan glukosa yang menyebabkan terjadinya kejang, koma, dan yang paling jarang terjadi adalah kematian.