GridHEALTH.id - Diketahui, mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono didiagnosis menderita kanker prostat.
SBY telah menjalani berbagai pemeriksaan, di antaranya melalui metode MRI, biopsi, positron emission tomography (PET) specific membrane antigen (SMA) scan, dan pemeriksaan lainnya. Hasilnya, kanker prostat yang diidap SBY dalam stadium awal."Kanker prostat yang diderita oleh Bapak SBY masih berada dalam tahapan (stadium) awal. Sesuai dengan kondisi kesehatan Bapak SBY saat ini, tim dokter menyimpulkan semua opsi terbuka untuk melakukan pengobatan dan penyembuhan Bapak SBY," ungkap staf pribadi SBY, Ossy Dermawan, dikutip dari Kompas (02/11/2021).
Presiden SBY dipastikan akan berangkat ke AS segera. "Beliau akan melakukan perawatan kesehatan sekaligus pengecekan kesehatan di US. Rencananya mau berangkat hari ini," kata anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan, di kompleks parlemen, Senayan, Selasa (02/11/2021).
Kanker prostat merupakan salah satu kanker terbanyak pada pria. Sebanyak 99% pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, memiliki angka harapan hidup hingga 5 tahun serta kualitas hidup cukup baik.
Baca Juga: Aturan Naik Kendaraan Darat Lebih dari 250 Kilometer Harus Tes Covid-19 Akhirnya Dicabut
Meskipun di Indonesia kanker prostat menempati urutan ke-5 jenis kanker yang paling banyak di derita oleh pria, menurut data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) pada tahun 2020, akan tetapi para penderita kanker prostat datang dalam kondisi stadium lanjut.
Pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, ternyata memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai di atas 90%. Angka ini akan menurun sampai menjadi 50% apabila ditemukan pada stadium lanjut.
Di Indonesia saat ini terdapat cukup banyak angka kejadian kasus kanker prostat baru yang ditemukan dalam stadium lanjut, oleh karena itu perlu dilakukan upaya program deteksi dini yang lebih baik dan efisien.
Tercatat, menurut beberapa publikasi terakhir menunjukkan kebanyakan pasien datang pada saat stadium 4. Kebanyakan dari mereka datang/terdiagnosa pada usia 60-79 tahun.
Sebagian besar pasien dengan kanker prostat stadium awal tidak menyadari adanya gejala. Gejala terkadang baru dirasakan pasien saat kanker sudah menyebar ke organ lainnya.
Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan berkemih, adanya darah pada urin atau air mani, disfungsiereksi, sakit pada pinggang, punggung dan tulang iga, kelemahan pada tungkai/kaki dan ketidakmampuan mengontrol kandung kemih.
Baca Juga: 10 Keuntungan Olahraga di Pagi Hari, Anti Polusi dan Tambah Semangat
Baca Juga: Mengobati Kanker Payudara Triple Negatif Disesuaikan dengan Stadiun Kanker
Kanker prostat juga dapat menyebar ke organ-organ terdekat, seperti kandung kemih, tulang atau organ lain. Kanker prostat yang menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri dan patah tulang.
Menurut Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U (K), Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM dalam Virtual Media Briefing Prostate Cancer Awareness Month dari FKUI-RSCM-RSUI (07/09/2021), faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker prostat meliputi:
- Usia yang semakin tua. Risiko terkena kanker prostat meningkat seiring bertambahnya usia. Penyakit ini paling sering ditemukan setelah usia 50 tahun
- Ras. Untuk alasan yang belum ditentukan, ras tertentu seperti orang kulit hitam memiliki risiko lebih besar terkena kanker prostat dan lebih agresif daripada orang dari ras lain.
- Sejarah keluarga. Jika saudara sedarah, seperti orangtua, saudara kandung atau anak, telah didiagnosis menderita kanker prostat, risiko seseorang mengalaminya akan meningkat.
Selain itu, jika memiliki riwayat keluarga dengan gen yang meningkatkan risiko kanker payudara (BRCA1 atau BRCA2) atau riwayat keluarga kanker payudara yang sangat kuat, risiko seorang laki-laki terkena kanker prostat bisa jadi lebih tinggi.
- Obesitas. Orang yang mengalami obesitas mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat dibandingkan dengan orang yang dianggap memiliki berat badan ideal. Pada orang gemuk, kanker cenderung menjadi lebih agresif.
Baca Juga: Bisul Menyakitkan di Dalam Hidung, Benarkah Kondisi Ini Berbahaya?
- Diet dan gaya hidup. Diet tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan risiko kanker, termasuk prostat.
- Mutasi genetik. Berhubungan dengan mutase gen BRCA1 atau BRCA2. (*)