Find Us On Social Media :

Ditularkan dari Gigitan Kutu, Ini Gejala Demam Berdarah Crimean-Congo

Demam berdarah Crimean-Congo ditularkan melalui gigitan hewan dan bisa berakibat fatal.

GridHEALTH.idDemam berdarah Crimean-Congo merupakan salah satu penyakit infeksi emerging atau penyakit yang menyerang suatu populasi.

Melansir laman infeksiemerging.kemkes.go.id, Jumat (05/11/2021), dalam 30 tahun terakhir tercatat sudah muncul lebih dari 30 Penyakit Infeksi Emerging.

Baca Juga: Waspadai Demam Berdarah Crimean-Congo, Begini Cara Penularannya

Demam berdarah Crimean-Congo menurut WHO, merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus tick-borne (Nairovirus) dari keluarga Bunyaviride. Virus ini menyebabkan demam berdarah yang parah, yang tingkat kematiannya mencapai 10-40%.

Demam berdarah Crimean-Congo menjadi penyakit endemik di kawasan Afrika, Balkan, Timur Tengah, dan sejumlah negara-negara di Asia.

Penularan utama demam berdarah Crimean-Congo ini berasal dari gigitan kutu atau kontak dengan darah maupun jaringan hewan yang sudah terinfeksi.

Kebanyakan, kasus demam berdarah Crimean-Congo terjadi pada industri peternakan, pertanian, orang-orang yang bekerja di rumah potong hewan, dan dokter hewan.

Baca Juga: Pelayanan Kanker di Indonesia Masih Tertinggal, Banyak Pasien Pilih Pengobatan ke Luar Negeri

Masa inkubasi demam berdarah Crimean-Congo bervariasi, tergantung pada cara penularan virus. Infeksi yang disebabkan oleh gigitan kutu, masa inkubasinya bisa berlangsung selama 1 hingga 3 hari, dan maksimal 9 hari.

Sedangkan jika disebabkan oleh kontak dengan darah atau jaringan hewan yang terinfeksi, masa inkubasinya 5 sampai 6 hari, dengan maksimum 13 hari.

Baca Juga: Foto Kecelakaan Vanessa Angel Bertebaran di Media Sosial, Pakar Sebut Langgar Etika dan Bisa Sebabkan Trauma Bagi yang Melihat

Gejala yang ditimbulkan dari demam berdarah Crimean-Congo ini cukup banyak, mulai dari demam, mialgia (nyeri otot), pusing, sakit leher dan kaku, sakit punggung, sakit kepala, sakit mata, serta sensitif terhadap cahaya.

Orang yang terinfeksi demam berdarah Crimean-Congo juga bisa merasakan pusing, muntah, dan kebingungan. Setelah dua atau tiga hari, perasaan gelisah berganti dengan kantuk, depresi dan kelelahan, nyeri perut kanan atas, dengan hepatomegaly (pembesaran hati) yang bisa dideteksi.

Baca Juga: Yang Perlu Diketahui Tentang Selulitis, Infeksi Kulit Karena Bakteri

Perawatan suportif adalah kunci utama dalam pengobatan infeksi demam berdarah Crimean-Congo yang dialami oleh manusia.

Obat antivirus ribavirin telah digunakan untuk mengobati demam berdarah Crimean-Congo. Baik melalui oral dan intravena (infus atau suntik).

Belum adanya vaksin yang dirasa efektif untuk demam berdarah Crimean-Congo, satu-satunya cara untuk mengurangi risiko terinfeksi adalah dengan meningkatkan kesadaran mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk meminimalisir paparan virus.

Pencegahan bisa dilakukan dengan menggunakan pakaian yang tertutup agar tidak digigit kutu, warna baju yang cerah, pakai sarung tangan saat harus menangani hewan, dan karantina hewan ternak sebelum masuk ke rumah jagal.

Cara mencegah dari paparan virus ini adalah dengan hindari melakukan kontak erat dengan orang yang terinfeksi, pakai sarung tangan dan APD saat merawat orang sakit, dan cuci tangan usai menjenguk orang yang sakit.

Baca Juga: Hingga Kini Belum Ada Vaksin Demam Berdarah yang Aman dan Efektif